logo website tulismenulis.com header 2
Edit Content

Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Kisah Hidup Seorang Perantau

bekerja membuka lahan hutan
membuka hutan

Bekerja

Hari Ini Aku Sudah Ingin Berangkat Untuk Mengirim Uang Upah Kerja Yang Aku Dapatkan Selama Aku Berada Di Desa Tengin Baru, Sebuah Desa Di Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Pasir Utara Kalimantan Timur, Sebuah  Desa Dengan Yang Penduduknya Sangat Jarang.

Tempat Tinggalku Berada Di Kilometer 145 Dari Kota Madya Balikpapan Dan Masih Harus Masuk Lagi Sekitar 10 Kilometer Lagi Kedalam Areal Perkebunan Sawit Yang Sangat Luas, Aku Tinggal Di Bersama Paman Aku Dengan Segala Kesusahan Karena Telah Meninggalkan Anak-Anakku Yang Setiap Hari Harus Meminta Uang Belanja Setiap Hari, Ditambah Hutang-Yang Semakin Hari Semakin Besar.

Rumah Dan Tempat Tinggal Yang Aku Dambakan Dengan Modal Usaha Yang Aku Cita-Citakan Belum Ada, Aku Masih Bisa Bersyukur Karena Masih Ada Orang Yang Menyuruhku Merintis. Merintis Adalah Pekerjaan Membuka Lahan Untuk Dijadikan Kebun Kelapa Sawit Dengan Cara Menebang Dan Membuka Hutan.

Upah Yang Aku Peroleh Tergolong Lumayan Dibanding Dengan Ketika Aku Masih Tinggal Dikampung Halaman Dengan Predikat Pengangguran. Aku Bersama Paman Dan Ditemani Dua Orang Teman Baruku Mulai Menekuni Profesi Itu Dengan Iming-Iming Gaji 2000.000 Perhektarnya.

Namun Aku Tak Pernah Bisa Mengelak Dari Kenyataan Bahwa Apapun Dan Dimanapun Bekerja Hanya Ada Satu Hal Yang Takbisa Di Hindari Ialah Bekerja Membutuhkan Energi, Modal, Keterampilan Dan Semangat.

Menghadapi Lebatnya Hutan Ternyata Tak Cukup Hanya Mengandalkan Parang Saja Karena Jumlah Mereka Yang Banyak Cukup Menguras Potensi Keberhasilan Kami, Seiring Matahari Mulai Condong Parang Ku Pegang Kuat Semnjak Pagi Tadi Telah Membuat Telapak Ytanganku Terasa Pegal, Bahkan Lecet, Keringat Membasahi Celana Dan Bajuku.

Berjalan Sejauh Dua Kilometer Adalah Sarapan Sekaligus Makan Siang Bagi Kami Semnjak Dari Pondok Hingga Kembali, Sampai Dirumah Aku Asah Parang, Dan Tetap Berharap Semoga Pekerjaan Kami Cepat Selesai.

 

Tinggalkan Balasan