ADA APA DENGAN CINTA ( ANTARA CINTA DAN PERSAHABATAN)

Film, Resensi

JuADA APA DENGAN CINTA ( ANTARA CINTA DAN PERSAHABATAN)dul                : Ada Apa Dengan Cinta ?

Durasi              : 112 menit

Rilis                 : 8 Februari 2002

Produksi          : Miles Producions

Produser          : Mira Lesmana, Riri Riza

Sutradara        : Rudy Soedjarwo

Penulis             : Jujur Prananto, Prima Rusdi, Rako Prijanto

Musik              : Anto Hoed, Melly Goeslow

Pemain            : Dian Sastrowardoyo, Niccholas Saputra, Titi kamal, Ladya, Sissy Pricilla, Adina Wirasti.

Film ini mengisahkan tentang persahabatan 5 gadis remaja yakni Cinta, Alya, Milly, Karmen dan Maura. Alya memiliki masalah dengan keluarganya, ayah Alya sering berkelahi dengan ibunya kemudian memukuli Alya. Mereka berjanji untuk selalu ada buat Alya, terutama Cinta karena mereka sangat dekat. Pada suatu hari diadakan lomba puisi di sekolah. Cinta dan teman berharap agar cinta menang, akan tetapi kenyataan yang menang adalah Rangga. Mereka sangat kecewa, lalu cinta membaca pisi yang dibuat oleh rangga dan tenyata puisi tersebut memikat hati Cinta. Keesokan harinya cinta meminta rangga untuk diwawancarai karena untuk mengisi kolom profil mading sekolah, tetapi rangga menolak karena merasa tidak mengirim puisi untuk ikut lomba. Kenyataannya yang mengirim puisi tersebut adalah pak Wardiman, petugas kebersihan sekolah sekaligus satu-satunya teman Rangga. Rangga sangat penyendiri sehingga tidak memiliki teman satupun di sekolah. Karena menolak untuk diwawancarai, cinta merasa sangat jengkel dan membenci Rangga. Cinta kemudian mengirim surat kepada Rangga mengenai sikapnya, Rangga kemudian menemui Cinta dan setuju untuk diwawancara, akan tetapi cinta menolak. Rangga kemudian pergi, dan saat itulah buku Rangga jatuh kemudian Cinta memungutnya dan disimpan. Cinta sangat tertarik dengan buku tersebut, kemudian dia membacanya. Cinta mulai tahu bahwa Rangga juga menyukai sastra lama, sama seperti dirinya. Karena ingin memiliki buku yang sama Cinta kemudian pergi ke toko buku di mall bersama Borne tetapi tidak menemukan buku tersebut.

Keesokan paginya Cinta mengembalikan buku tersebut kepada Rangga, Rangga kemudian berterima kasih dan mengajak Cinta untuk pergi ke toko buku di Kwitang. Setelah sampai di toko buku Cinta baru ingat bahwa dia sudah berjanji untuk menontok konser bersama para sahabat. Rangga marah kepada cinta karena merasa cinta tidak memiliki kepribadian dan tidak pinsipil, Cinta marah dan tidak terima atas perkataan Rangga lalu meninggalkan Rangga untuk pergi ke tempat konser menyusul teman-temannya.

Suatu hari Karmen dan timnya bertanding dan tetu saja semua teman-temannya menonton begitu juga dengan Borne karena Borne menyukai Cinta. Rangga datang ke pertandingan dan meminta cinta untuk mengobrol. Mereka kemudian membahas masalah Rangga yang tidak memiliki teman. Rangga merasa tersinggung dan pergi ke gudang untuk membaca. Borne dan teman-temannya menemui Rangga dan meminta Rangga untuk tidak mengganggu cinta lagi, Rangga merasa tidak mengganggu cinta. Kemudian terjadilah perkelahian yang tidak seimbang dan akhirnya Rangga yang kalah. Rangga kemudian tidak masuk sekolah selama 2 hari, karena merasa ada yang janggal cinta kemudian pergi ke kelas Rangga untuk mencarinya, tetapi tidak menemukan Rangga. Cinta kemudian bertanya ke pak Wardiman. Cinta pergi ke rumah Rangga dan melihat muka rangga yang babak belur, Rangga berbohong kepada cinta tentang perkelahiannya dengan Borne. Di rumah Rangga hanya ada dia dan ayahnya, ibu dan saudara-saundaranya pergi meninggalkan ayahnya. Rangga dan cinta kemudian memasak bersama. Setelah itu mereka siap-siap untuk makan siang bersama. Tanpa diduga ada beberapa preman yang melempar bom molotof ke rumah Rangga, mereka semua terkejut. Rangga kemudian mengejar preman tersebut tetapi tidak bisa karena mereka menggunakan sepeda motor.

Paginya Cinta mengembalikan kaset kepada Rangga, tetapi Rangga menolaknya dan memberika kaset itu kepada Cinta. Rangga kemudian mengajak Cinta ke Cafe untuk menonton acara musik. Cinta berbohong kepada teman-temannya bahwa dia pusing dan akan pergi ke dokter,padahal dia akan keluar dengan Rangga. Saat cinta keluar rumah, Alya menelfon dan ingin ke rumah Cinta, tetapi Cinta menolaknya. Di cafe cinta sangat bahagia terlebih saat dia membaca puisi yang diciptakan oleh Rangga dengan sangat indah, disaat yang bersamaan Alya bunuh diri karena sudah tidak tahan dengan kelakuan ayahnya. Sesampai di rumah Cinta baru mengetahun hal tersebut dan langsung pergi ke rumah sakit. Di rumah sakit cinta sangat sedih melihat keadaan Alya, tetapi teman-temannya sangat marah kepada Cinta karena mengetahui dia berbohong.

Cinta tidak mau berbicara kepada Rangga karena merasa dirinya berubah semenjak bertemu dengan Rangga. Hubungan Cinta dan teman-temannya mulai membaik, tetapi tidak dengan Rangga. Tanpa diketahui oleh cinta, ternyata Rangga akan pindah ke Amerika, tepatnya ke New York. Setelah mengetahui hal tersebut dari pak Wardiaman, cinta dan teman-teman segera menyusul rangga ke bandara. Sesampainya di bandara mereka saling mengungkapkan perasaan masing-masing. Cinta berharap agar Rangga tidak jadi pergi, tetapi Rangga memang harus pergi. Cinta sangat sedih dan Rangga kemudian memberikan buku kumpulan puisinya untuk Cinta. Saat perjalanan pulang cinta membaca puisi Rangga dan tersenyum senang.

Film Ada Apa dengan Cinta membuktikan bahwa film-film cinta Indonesia tidak semua ganjil dan juga film ini juga dapat menginspirasikan para direktur-direktur pada masa depan untuk terus membuat film romantik yang lucu, dramatis dan penuh arti. Anda harus nonton film ini untuk mengetahui bahwa Indonesia punya potensial untuk membuat film yang fenomenal seperti film-film di Amerika.Film ini banyak memiliki pesan moral untuk para remaja khususnya tentang persahabatan dan cinta. Sebagai penikmat film ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dan dijadikan sebagai pelajaran berharga dalam menjalani kehidupan.

Tetapi film ini juga memiliki kekurangan yakni pada tehnik pengeditan. Ada beberapa pertandingan olahraga dimana pantukan bayangan mikrofon gantung dan kamera masih terlihat, dan pada akhir film tulisan di kaca bandara juga belum dibalik. Keslahan-kesalahan teknis seperti ini secara langsung mengurangi realotisme dan profesionalisme film.


Tinggalkan Balasan