Ambruknya Pendidikan di Indonesia

Non Fiksi, Opini, Pendidikan

Opini Ambruknya Pendidikan di Indonesia

Ambruknya Pendidikan di Indonesia

Baiq Rizki Hidayati

Pendidikan di Indonesia kian hari kian ambruk. Masih banyak yang di abaikan oleh pemerintah yaitu pendidikan generasi penerus bangsa yang bermasalah. Banyak orang miskin yang tidak bisa mengenyam pendidikan karena biaya pendidikan yang mahal. Pendidikan formal pun yang ada hanya ilusi yang digerakkan untuk mencapai target pembangunan. Pengetahuan yang di dapatkan dibangku sekolah digunakan untuk saling makan antar saudara sendiri, pengetahuan digunakan untuk saling tindas, pengetahuan digunakan saling rebut kekuasaan, pengetahun untuk bisa menjadi orang takabur menjadi penguasa , menjadi orang kaya , tidak di bekali dengan ilmu logika dan ilmu jiwa akibatnya tidak relevan dengan ideologi pendidikan untuk memanusiakan manusia namun pada kenyataanya digodok untuk menjadi pekerja yang mau di perintah dan menjadi generasi apatis tanpa memeperdulikan sesama. Dunia pendidikan yang ada hanyalah tempat untuk belajar ilmu kosong tanpa ada bekas sedikitpun untuk masa depan bangsa. Memanusiakan manusia hanyalah khayalan belaka yang tidak terealisasikan dalam dunia pendidikan. Dunia pendidikan generasi penerus yang tidak memiliki akal budi dan kompetensi diri yang baik, anak-anak diajar tapi tidak untuk didik begitulah kenyataan pendidikan yang ada saat ini.

Salah satu masalah yang sama terkait dengan pendidikan, dulu masa orde lama sekolah-sekolah menjadi tempat untuk “mencetak” generasi-generasi pekerja. Mirip seperti zaman kolonial dimana pendidikan menghasilkan tenaga pegawai atau tenaga buruh untuk pemerintah kolonial atau perusahaan swasta, bedanya kali ini mereka melayani kepentingan negara. Kalau dulu banyak yang “menganggur” karena keterbatasan kelas dan tenaga pengajar, sekarang lebih karena peluang untuk mendapatkan pekerjaan semakin kecil dan daya saing yang sangat ketat. Hal ini merupakan tantangan besar yang perlu mendapatkan perhatian dari segala pihak, khususnya pihak-pihak yang berkepentingan dan berwenang.

Zaman orde lama menuju orde baru pemuda bangsa di didik secara otoriter dan penindasan. Hingga saat ini dunia pendidikan yang masih terbawa oleh kaum kolonial barat menempatkan proses belajar mengajar dengan mengunakan metode perintah dan hukuman, mencari ketertiban tanpa adanya kebebasan. Akibatnya generasi muda terasing dari kehidupan sosial budaya bangsanya dan membentuk keperibadiaan yang tdak lengkap, keperibadiaan yang hanya mementingkan sikap intelektualistik, materialistik, dan ketergantungan ekonomis. Pendidikan generasi bangsa hanya menerima kenyataan yang ada . Di bangku sekolah anak-anak bangsa hanya merekam perintah dan keinginan guru.Gaya mengajar di bangku sekolah mematikan daya kreatif peserta didik. Wajar kalau mereka enggan mengeluarkan pendapat maupun bertanya. Mereka hanya duduk, diam dan mendengarkan apa yang dibicarakan oleh guru. Orang tua hanya mempercayai guru mengajar anaknya dan malah memberikan amanah kepada guru untuk menghukum anak mereka apabila menyalahi aturan sekolah.

Pemerintah kurang peduli terhadap permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan. Pemerintah hanya sibuk dengan berbagai macam pembanguanan yang didirikan dimana-mana, memperbaiki kondisi ekonomi, menata pemerintahan, melengkapi sarana dan prasarana pemerintahan. Namun kurang peduli akan dunia pendidikan sekolah hanyalah panggung sandiwara yang dibuat hanya sekedar menciptakan manusia pekerja tanpa memanusiakannya. Pada akhirnya permasalahan yang ada generasi muda di cetak bermental mudah menyerah dan selalu menyalahkan keadaan tanpa ada sikap sama sekali. Kondisi Indonesia yang terjadi pada zaman orde lama dan orde baru salah satu diantara banyak permasalahan yang di liputi Indonesia hingga sekarang.

Setiap hari memperdebatkan kurikulum namun kurikulum yang sudah ada pun tidak dijalankan sebagaimana mestinya. Permasalahan lain adalah, setiap pergantian menteri pendidikan, selalu tentang kurikulum yang dipermasalahkan dan kemudian diganti. Sbenarnya bukan kurikulum yang salah tapi yang salah adalah penggerak sistem pendidikan itu sendiri. Maka pemerintah dan semua elemen pendidikan kembali untuk mengintropeksi diri mengilhami makna pendidikan itu sendiri dan mengembalikannya dalam ideologi bangsa Indonesia yang telah merdeka. Bukan malah kembali berada pada masa penjajahan. Potret pendidikan masa orde lama dan orde baru seharusnya dijadikan referensi untuk merubah dan memperbaikinya . Sudah saatnya Indonesia menentukan sikap akan dibawa kemana pendidikan yang sudah ada jangan lagi semakin ambruk Mengembalikan nyawa pendidikan ketempatnya dengan menggerakkan semua sistem yang diatas untuk merubah pendidikan yang kian hari kian kian ambruk Proses belajar di dalam dunia pendidikan merupakan hal yang sangat fundamental yang perlu di persiapkan sebaik mungkin. Semogga diawal tahun 2015 ini adalah awal yang tepat untuk pemerintah merubah dunia pendidikan ke arah yang tepat dan lebih baik


Tinggalkan Balasan