Angkot Jaja
Angkot Jaja
Keringat lesu terperas sapu tangan
Lelah.,
Melawan matahari penghangus semangat,
Hari ini seperti mengelilingi pemukiman
Diujung mesin mobilnya hanya terlihat kematian
JIKA hanya mendengar ucap lidah sesama,
Mungkin orang-orang naik kereta, lebih tepatnya bergaya
Deru yang katanya habiskan uang negara
Mereka hanya tak tahu muka, mungkin tak bermuka
Aku rasa dunia semakin sedikit manusianya
Tapi kok makin banyak yang bicara?
Di atas panggung hingga kampung-kampung
Kami kan sedang menunggu kehadiran mereka?
“Ah.,sudahlah.,siapa juga yang akan naek angkot kita,” gerutu Jaja.
Sangkima, 2014