BBM Naik Sakitnya tuh “DI SINI…”
Bahan bakar minyak atau yang juga akrab kita kenal dengan BBM ini telah naik sebesar Rp 2.000 per liter. Kenaikan harga BBM yang diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (17/11/2014) lalu, memunculkan berbagai macam pro dan kontra dalam masyarakat. Pasca pengumuman tersebut, harga baru BBM bersubsidi pun diberlakukan di seluruh wilayah tanah air termasuk daerah Lombok, yaitu Mataram dan sekitarnya. Premium yang sebelumnya dijual dengan harga Rp 6.500 per liter, naik menjadi Rp 8.500 per liter dan solar dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter.
Pro dan kontra atas keputusan pemerintah ini tidak hanya terjadi di dunia nyata namun juga di dunia maya. Beberapa saat setelah diumumkannya kenaikan BBM, muncul berbagai komentar dari rakyat, terutuma di media social facebook dan twitter sebagai bentuk kekesalan dan kekecewaan dari rakyat terhadap kenaikan BBM.
Keputusan presiden Jokowi untuk menaikkan harga BBM membuat rakyat sakit hati. Hal ini terlihat dari banyaknya pengguna twitter yang beramai-ramai menggunakan hastag #salamgigitjari , #Salam2Ribu dan #ShameOnYouJokowi yang berhasil menjadi trending topic dunia.
Alasan Presiden Jokowi menaikan harga BBM sebagaimana yang dikutip dari akun media sosialnya yaitu : “Langkah pemerintah menaikkan harga BBM subsidi karena selama ini pemerintah memerlukan anggaran untuk membangun infrastruktur, namun anggaran tidak tersedia karena dihamburkan untuk subsidi BBM. Dengan kenaikan harga tersebut, subsidi tidak dihilangkan, tetapi hanya dialihkan ke hal yang produktif seperti pembangunan infrastruktur berupa jalan, bandara dan juga pelabuhan.”
Jika alasan tersebut memang benar-benar dilaksanakan, tentu hal ini merupakan hal yang positif dan dapat menguntungkan rakyat. Terlebih rakyat kecil. Namun bagaimanakah indikator infrastruktur yang bagus dan baik itu menurut presiden Jokowi? Karena pembangunan seperti jalan atau infrastruktur lainnya sudah sering dilakukan bahkan oleh presiden sebelumnya yaitu presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tapi belum lama digunakan sudah rusak ataupun tidak layak lagi digunakan.
Dari kacamata rakyat kecil, kenaikan BBM menimbulkan berbagai macam keresahan dan ketakutan terhadap kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok lainnya.
Sebagaimana kita ketahui bahwa BBM merupakan kebutuhan primer saat ini. Karena semua barang-barang disalurkan melalui alat transportasi yang tentunya menggunakan BBM. Jika BBM naik, secara otomatis harga barang-barang yang diangkut menggunakan alat transportasi tersebut juga akan ikut naik.
Tentu kita tahu tidak semua rakyat Indonesia yang mempunyai penghasilan di atas rata-rata, kebanyakan mereka berada pada ekonomi menengah ke bawah. Bagi mereka yang mempunyai penghasilan tinggi, kenaikan harga barang tidak menjadi masalah, tapi bagaimana dengan rakyat kecil yang mempunyai penghasilan pas-pasan? Sebenarnya mereka tidak takut dan khawatir terhadap kenaikan harga BBM, Yang mereka takutkan adalah kenaikan harga BBM berdampak pada kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok yang semakin mahal.
Jika pemerintah bisa menjamin bahwa kenaikan BBM tidak berpengaruh terhadap kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok, tentu hal ini tidak menjadi masalah. Namun, sangat mustahil jika BBM naik tidak mempengaruhi harga barang dan jasa lainnya. Cepat atau lambat rakyat kecil pasti terkena imbasnya. Jadi, harga BBM naik, sakitnya tuh ‘Di Sini…’