Bentuk-Bentuk Kesalahan Berbahasa Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2009 dalam Proses Diskusi Kelompok

Artikel

Bentuk-Bentuk Kesalahan Berbahasa Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2009 dalam Proses Diskusi Kelompok

Bentuk-Bentuk Kesalahan Berbahasa Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Angkatan 2009 dalam Proses Diskusi Kelompok

1. Pendahuluan
Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan bahasa untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Setiap bahasa memiliki tata bunyi, tata kalimat, tata paragraf, dan tata wacana masing-masing, atau dengan kata lain setiap bahasa memiliki sistem bahasanya sendiri termasuk juga dengan bahasa Indonesia. Hal tersebut tentu menjadi masalah bagi pembelajar bahasa khususnya pembelajar bahasa Indonesia. Sistem bahasa Indonesia yang berbeda dengan sistem bahasa ibu yang sering dipakai oleh pembelajar bahasa merupakan salah satu penyebab terjadinya kesalahan berbahasa. Kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi atau menyimpang dari norma kemasyarakatan dan menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia (Setyawati, 2010:10).
Diskusi kelompok merupakan salah satu metode pembelajaran yang banyak digunakan dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran ini banyak diterapkan mulai dari sekolah dasar sampai dengan sekolah tinggi. Metode ini banyak diminati karena dalam prosesnya dinilai sangat efektif untuk membangkitkan minat belajar siswa. Siswa tidak harus selalu menerima materi dari guru, namun siswa secara berkelompok mencari materi dan mempresentasikannya di depan kelas. Metode diskusi juga membuat siswa lebih berani untuk menyampaikan pendapatnya.
Sebagai sebuah metode pembelajaran, maka dalam pelaksanaan diskusi kelompok pemateri maupun peserta haruslah menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun dalam praktek diskusi kelompok khususnya pada diskusi kelompok yang dilakukan oleh mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2009 terjadi beberapa kesalahan berbahasa. Kesalahan berbahasa tersebut antara lain kesalahan berbahasa tataran fonologi,morfologi, dan sintaksis.

3. Pembahasan
Terdapat beberapa kesalahan berbahasa dalam proses diskusi yang dilakukan oleh mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2009. Berikut akan disajikan beberapa data, analisis kesalahan, serta pembenaran terhadap kesalahan berbahasa ketika proses diskusi berlangsung.
I. Kesalahan Berbahasa Tataran Fonologi
a. Perubahan fonem vokal
Data 1:
“Mungkin dari temen-temen ada yang ingin ditanyakan mengenai mitos penciptaan?”
Pada kalimat di atas kata” temen-temen” mengalami perubahan fonem vokal yaitu fonem “a” dilafalkan menjadi fonem “e” sehingga menyebakan pelafalan tersebut tidak baku. Pelafaln yang baku adalah “teman-teman”. Kalimat yang benar adalah: ”Mungkin dari teman-teman ada yang ingin ditanyakan mengenai mitos penciptaan?”

Data 2:
“Pinter-pinter semua ya jadi tidak ada yang ditanyakan pada kelompok kami?”
pada kata “pinter-pinter” terdapat perubahan pelafalan fonem yaitu fonem “a” dilafalkan menjadi fonem “e” sehingga menyebabkan pelafalan kata tersebut tidak baku. Pelafalan kata yang seharusnya dipakai dalam kalimat tersebut adalah “pintar-pintar”. Jadi, kalimat yang benar adalah “Pintar-pintar semua ya jadi tidak ada yang ditanyakan pada kelompok kami.”

Data 3:
“Pada Interferensi sintakses terdapat kalimat nanti malam dinner ya?”
Pada kata “sintakses” terdapat perubahan pelafalan fonem “i” menjadi “e” sehingga mengakibatkan pelafalan kata tersebut tidak baku. Pelafalan kata yang seharusnya dipakai dalam kalimat terseut adalah “sintaksis”. Jadi kalimat yang benar adalah “Pada interferensi sintaksis terdapat kalimat nanti malam dinner ya?”

b. Penambahan fonem Konsonan
Data 1:
“Cobak kita perhatikan sambutan-sambutan yang ada pada acara pernikahan dengan yang ada pada acara kematian…”
Pada kata “cobak” terdapat kesalahan pelafalan yaitu penambahan fonem “K” sehingga menjadikan pelafalan kata tersebut tidak baku. Seharusnya kata tersebut dilafalkan “coba”. Jadi, kalimat yang benar adalah ““Coba kita perhatikan sambutan-sambutan yang ada pada acara pernikahan dengan yang ada pada acara kematian…”

Data 2:
“Saya mau tanyak tentang perbedaan contoh interferensi morfologi dengan campur kode…”
Pada kata “tanyak” terdapat kesalahan pelafalan yaitu diakhir kata terdapat penambahan fonem “k” sehingga menyebabkan pelafalan menjadi tidak baku. Pelafalan yang baku dari kata tersebut adalah “tanya”. Jadi, kalimat yang benar adalah ““Saya mau tanya perbedaan contoh interferensi morfologi dengan campur kode…”

c. Penghilangan fonem vokal
Data 1:
“Karna kita tahu agama Hindu adalah agama yang ada di Indonesia pertama kali, maka…”
Pada kata “karna” terdapat kesalahan pelafalan yaitu terdapat penghilangan fonem “e” sehingga menyebabkan pelafalan tidak baku. Pelafalan yang baku dari kata tersebut adalah “karena”. Jadi, kalimat yang benar adalah “Karena kita tahu agama Hindu adalah agama yang ada di Indonesia pertama kali, maka…”

Data 2:
“Kurang lebihnya kami mohon maaf, salamualaikum wr.wb.”
Terjadi penghilangan fonem “a” pada kata “salamualaikum” sehingga menyebabkan pelafalan kata tersebut tidak baku. Pelafalan kata yang baku dalam kalimat tersebut adalah “asalamualaikum”. Maka kalimat yang benar adalah “Kurang lebihnya kami mohon maaf, Asalamualaikum wr.wb.”

d. Penghilangan fonem vokal rangkap menjadi vokal tunggal
Data:
“Contohnya kalo kita meminta uang kepada orang tua pada awalnya kita melakukan basa-basi.”
Pada kata “kalo” terdapat kesalahan pelafalan fonem vokal rangkap “au” dilafalkan menjadi “o” sehingga pelafalan kata tersebut menjadi tidak baku. Pelafalan kata yang baku pada kalimat di atas adalah “kalau”. Sehingga kalimat yang benar adalah “Contohnya kalau kita meminta uang kepada orang tua pada awalnya kita melakukan basa-basi.”
3. Saran
Sebagai seorang mahasiswa seharusnya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dalam proses pembelajaran berlangsung. Tidak sepatutnya jika mahasiswa program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia menggunakan bahasa Indonesia yang tidak seharusnya digunakan dalam proses pembelajaran. Mahasiswa yang merupakan calon guru tidak seharusnya menggunakan bahasa yang tidak benar, karena akan berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa anak didiknya kelak. Maka, mulai dari sekarang para mahasiswa diharapkan memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar.


Tinggalkan Balasan