Bergesernya Esensi Bahasa Indonesia Menuntut Mahasiswa harus Cerdas, Peka, dan Berkualitas

Non Fiksi, Opini

Dewasa ini bahasa Indonesia semakin terpengaruh karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) informasi serta komuikasi yang pesat. Konsep-konsep perkembangan IPTEK informasi dan komunikasi ini tentunya akan memperkaya khazanah bahasa Indonesia di berbagai sektor. Sektor-sektor yang dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia itu seperti, sektor politik, hukum, ekonomi, perhubungan, komunikasi, bahkan budaya.
Hal di atas tidak hanya dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia. Akan tetapi muncul beberapa dampak akibat dari perkembangan IPTEK informasi dan komunikasi seperti yang diungkapkan oleh Alvin Toffler akan adanya masa penguasaan terhadap informasi, yakni ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan tersebut didukung oleh perkembangan bahasa yang lebih mengarah ke terbukanya bahasa Indonesia dalam menerima istilah-istilah asing karena bahasa Indonesia yang tidak terlalu kaya dengan kosa kata dapat menggeser esensi dari bahasa Indonesia itu sendiri. Salah satu pergeseran tersebut adalah munculnya bahasa prokem. Bahasa prokem merupakan ragam bahasa dengan leksikon tertentu digunakan olek kaum remaja, seperti kata bokap untuk bapak, sepokat untuk sepatu, dan bokin untuk bini (KBBI). Munculnya bahasa prokem tentunya disebabkan oleh perkembangan IPTEK dan budaya yang terus berkembang.
Bahasa prokem lebih dipilih masyarakat dalam berkomunikasi sehari-hari tentunya dengan alasan bahwa bahasa prokem lebih mudah dan praktis dalam penggunaannya, khususnya di kalangan remaja. Hal ini akan mengakibatkan tingkat perhatian dalam penggunaan bahasa Indonesia semakin berkurang. Berkurangnya tingkat perhatian ini juga akan mengakibatkan kurangnya motivasi dalam diri remaja untuk belajar bahasa Indonesia karena mereka beranggapan bahwa bahasa Indonesia adalah bahasa yang mudah dan merupakan bahasa bangsa sendiri sehingga tidak terlalu penting untuk dipelajari. Sehingga, tidak dapatnya remaja dalam menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sering sekali diartikan atau mindset pada diri individu yang ditafsirkan sebagai penggunaan bahasa baku dalam segala situasi. Oleh karena itu, pendidikan bahasa Indonesia yang kini berpusat pada siswa tidak lagi berorientasi pada pengajaran bahasa yang hanya fokus terhadap struktur bahasa, akan tetapi berorientasi pada pembelajaran bahasa yang lebih menekankan pembelajaran sesuai dengan konteks dan lebih bersifat komunikatif.
Selain permasalahan timbulnya bahasa prokem dengan akibat yang ditimbulkan. Permasalahan lain yang lebih penting adalah rendahnya pengetahuan dan keterampilan berbahasa siswa yang hal ini dapat dilihat dari nilai bahasa Indonesia untuk sebagian besar siswa masih tergolong sangat rendah. Kurangnya perhatian siswa dan kurang dapat diandalkannya guru bahasa Indonesia karena kurangnya keterampilan berbahasa guru bahasa Indonesia, serta rendahnya kesadaran akan esensi bahasa Indonesia berdasarkan kedudukan dan fungsinya sebagai bahasa persatuan dan bahasa nasional.
Sesuai dengan kenyataan yang terjadi saat ini. Bahasa yang terus mengalami perkembangan dan bergesernya esensi bahasa Indonesia itu sendiri. Penting bagi mahasiswa sebagai calon pendidik untuk melihat, mendengar, dan merasakan pergerakan dan perubahan bahasa yang terjadi. Selain itu perlu kiranya mahasiswa untuk peka, mempelajari, menguasai dan memilki wawasan kebahasaan untuk mendapatkan keterampilan berbahasa sebagai fondasi pengetahuan bahasa dan sebagai bahan untuk pembelajaran bahasa pada siswa saat mahasiswa terjun di lapangan nantinya.
Mahasiswa harus pandai melihat tantangan di masa depan terhadap program studi yang dipilih dan dijalani. Bagaimana mahasiswa harus mampu mengantisipasi dan mengatasi berbagai permasalahan yang telah di bahas pada pembahasan di atas. Selain itu mahasiswa harus pandai dalam melihat permasalahan tersebut mahasiswa harus cerdas mengetahui peluang yang ada sebagai cara untuk menghadapi persaingan zaman dan menyusun strategi sejak dini.
Sebagai calon guru, mahasiswa harus mampu melihat dengan peka permasalahan-permasalah yang sedang terjadi atau permasalahan yang memang sudah ada sejak dulu. Permasalahan yang telah di bahas pada pembahasan sebelumnya merupakan suatu tantangan bagi mahasiswa dalam menghadapi pesaingan zaman yang justru dapat dijadikan sebagai peluang untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Sebagai mahasiswa yang nantinya akan menghadapi masa depan dengan persaingan yang semakin ketat dan akan menghadapi berbagai macam permasalahan-permasalahan yang memang harus dihadapi dan ditaklukkan. Permasalahan tersebut tidak hanya berasal dari pergerakan zaman yang begitu cepat. Tetapi juga berasal dari dalam diri individu mahasiswa itu sendiri.
Dalam menghadapi permasalahan yang berasal dari pergerakan zaman yang begitu cepat dapat dilihat dari berbagai macam kondisi yang terjadi saat ini. Hal-hal tersebut antara lain:
a. Lebih eksisnya bahasa prokem di kalangan remaja dibanding dengan bahasa Indonesia.
Hal ini disebabkan karena selain bahasa prokem menurut sebgian banyak remaja sebagai bahasa yang lebih mudah digunakan dan dapat dijadikan sebgai identitaas kelompok tertentu, bahasa prokem juga disebabkan karena perkembangan IPTEK komunikasi dan informasi yang pesat. Bisa diliaht sebagian besar kelompok individu akan lebih memilih kosa kata-kosa kata yang hanya mereka pahami saja atau melakukan penyingkatan kata-kata untuk mempermudah mereka dalam melafalkannya. Selain itu, bahasa prokem juga lebih memberi predikat gaul bagi remaja yang menggunakannya atau tidak ketinggalan zaman. Kebanyakan remaja yang tidak mengerti arus pergerakan bahasa prokem yang juga ikut berkembang tentunya akan membuat remaja tersebut merasa dituntut untuk mempelajari bahkan menggunakannya.
b. Penggunaan media sosial yang keliru tidak banyak memberikan manfaat.
Sebagian besar kalangan remaja sering menggunakan media sebagai salah satu sarana komunikasi. Media ikut berperan penting dalam perkembangan atau justru pergeseran eksistensi dari bahasa Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya remaja yang lebih memilih media surat elektronik atau menggunakan media sosial sebagai sarana komunikasi mereka. Bagi mereka hal tersebut dilakukan untuk menghidupkan media sosial dengan cara mengeksiskan diri dengan tulisan-tulisan yang mereka buat.
c. Kurangnya motivasi individu dalam berpikir mandiri.
Kebanyakan individu/siswa lebih memanjakan diri terhadap perkembangan IPTEK saat ini. Misalnya dalam memecahkan setiap permasalahan tugas dan tanggung jawab di sekolah mereka lebih sering mejiplak hasil buah pemikiran orang lain tanpa harus menjadikannya sebagai bahan referensi untuk dibandingkan dan diolah dengan sumber yang lain serta atas pemikiran/analisis sendiri. Hal ini disebabkan karena kurangnya pembelajaran bahasa Indonesia yang sejatinya melatih kemampuan keterampilan berbahasa, meningkatkan kemampuan berpikir, bernalar, dan kemampuan memperluas wawasan.
d. Adanya rasa kurang percaya diri pada diri individu dalam penggunaan bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan individu akan lebih merasa berpengetahuan luas, terlihat lebih pintar dan berpendidikan jika menyelipkan berbagai bentuk bahasa asing ke dalam berbahasanyamelihat lingkungan sekitar yang ada.

Sebagaimana yang telah di bahas pada pembahasan di atas. Menyikapi akan esensi bahasa Indonesia karena dampak arus perkembangan IPTEK informasi dan komunikasi yang sangat pesat dan menimbulkan berbagai dampak terhadap keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa nasional. Ini merupakan kesempatan bagi mahaiswa sebagai calon guru untuk mengatasi seluruh permasalahan tersebut yang dapat dijadikan sebagai peluang untuk memperluas lahan bagi pengembangan kreatifitas mahasiswa setelah lulus nanti maupun selama masih di bangku kuliah.
Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa, seperti: a) membuka lembaga bimbingan belajar bahasa Indonesia sebagai upaya untuk pengembangan diri, ilmu pengetahuan dan pelestarian bahasa Indonesia, b) Nusa Tenggara Barat khususnya sebagai daerah yang cukup terkenal sebagai daerah pariwisata, sebagai mahasiswa maupun setelah lulus nanti dapat membuka kursus bahasa Indonesia bagi wisatawan asing, karena wisatawan saat ini lebih banyak yang ingin menggunakan bahkan mempelajari bahasa Indonesia untuk berkomunikasi, c) menjadikan diri sebagai lulusan yang berkualitas sebagai modal untuk bersaing. Ini dapat memberikan nilai yang tinggi agar dengan mudah ditempatkan pada sekolah-sekolah yang memilki predikat baik. d) pandai melihat kebutuhan, artinya bahwa masih banyak sekolah-sekolah di bagian pinggiran yang menjadikan guru di luar bidang studi bahasa Indonesia sebagai guru bahasa indonesia. Hal ini akan mengakibatkan informasi pembelajaran yang tidak baik sehingga penerimaan pembelajaran pun juga ikut tidak baik, e) tetap ikut serta dalam berbagai bentuk kegiatan menulis, entah menulis suatu karangan ilmiah maupun karangan non ilmiah. Ini bisa dilakukan untuk mengeksiskan diri dan latar belakang mahasiswa sebagai mahasiswa bahasa Indonesia. f) menjadikan pembelajaran bahasa Indonesia sebagai pembelajaran yang menarik di sekolah, karena sebagian besar siswa selalu berpikir pelajaran bahasa Indonesia adalah pelajaran yang membosankan. g) dalam lingkungan sekolah, seharusnya guru bahasa Indonesia menjadi garda terdepan sebagai pembimbing KIR bagi siswa. Pada kenyataannya guru IPA sejak dulu lebih mendominasi, h) jika kita jeli mahasiswa bahasa Indonesia masih banyak diperlukan di bidang lain, seperti bidang komunikasi.
Strategi yang dapat dilakukan dalam memecahkan permasalahan yang ada yaitu:
a. perlu ditingkatkannya kualitas akademik pendidik (khususnya guru bahasa Indonesia) untuk peningkatan mutu pendidikan dan pengajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah. Hal ini bisa dilakukan dengan cara melakukan berbagai macam pelatihan kebahasaan. Tes kebahasan tersebut dapat berupa: tes UKBI dengan memberi standar yang baik bagi para calon sarjana untuk memenuhi syarat wisuda, banyak membuat karya tulis ilmiah sebagai sarana latihan dan uji kemahiran dalam menulis, menaikkan standar lulus uji bagi mahasiswa PPL dalam hal bagaimana mahasiswa mampu mengkomunikasikan pembelajaran dengan baik, dan uji kemahiran mahasiswa dalam berpikir, menalar, serta tes pengetahuan umum untuk mengetahui apakah mahasiswa memilki pengetahuan atau wawasan yang luas.
b. meningkatkan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana dalam berkomunikasi di dunia pendidikan sejalan dengan terus berkembangya ilmu pengetahuan dan teknologi.
c. Memanfaatkan media, khususnya media sosial yag sering dijamah anak-anak remaja atau masyarakat pada umunya sebagai wadah untuk mengembangkan kreatifitas menulis. Misalnya, membuat lomba artikel, opini, karya ilmiah, berita, cerpen/puisi, penulisan blog dan lain sebagainya bersama dengan organisasi himpunan mahasiswa program studi.
d. Menjadikan pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan dan berbobot di dalam lingkungan kelas dengan tetap ikut mengikuti perkembangan IPTEK.
e. Menanamkan rasa cinta akan bahasa Indonesia kepada siswa.
f. Memberi motivasi kepada siswa untuk mempelajari bahasa Indonesia.
g. Sebagai guru nantinya, individu harus ikut mempelajari perkembangan IPTEK yang ada. Misalnya membuat website khusus untuk memposting tugas siswa sebagai sarana untuk menampilkan hasil mereka agar dapat dibaca oleh semua orang. Ini juga dapat menumbuhkan motivasi dan tekad untuk mempelajari bahasa dengan baik.

Permasalahan-permasalahan yang telah dijelaskan pada pembahasan di atas meruapakan suatu ruang bagi mahasiswa untuk terjun di dalamnya. Jika mahasiswa jeli dalam melihat permasalahan yang sudah ada, sedang berlangsung, maupun yang akan datang semoga dapat mahasiswa masuki sebagai generasi harapan bangsa untuk mengokohkan esensi dari bahasa Indonesia yang pada masa kini semakin pudar nilainya.
Sebagai mahasiswa perlunya melakukan hal-hal yang dapat mendukung kekuatan akan keberadaan bahasa Indonesia dengan beberapa cara yang telah dijelaskan pada pembahasan strategi. Hal ini juga membantu mahasiswa dalam menghadapi persaingan zaman yang begitu keras dengan mamanfaatkan dan menciptakan peluang-peluang yang ada. Harapan terbesar penulis bagi mahasiswa bahasa Indonesia adalah bagaimana mahasiswa mampu membaca dengan peka situasi yang ada, melihat permasalahan dengan cerdas, dan mampu membuat serta menjalankan strategi demi kualitas dari mahasiswa itu sendiri untuk menghadapi persaingan zaman.


Tinggalkan Balasan