Biografi Fitri Nugrahaningrum

Pendidikan

Biografi Fitri Nugrahaningrum

Fitri Nugrahaningrum, lahir di Tanjung Karang pada tahun 1979. Wanita yang akrab disapa mba Fitri ini merupakan wanita pejuang pendidikan. Pada tahun 1998 karena mendengar celotehan-celotehan anak jalanan yang jauh dari kata santun, akhirnya Fitri mendirikan sekolah yayasan Al-Fitroh di Solo. Fitri mengenyam pendidikan Sekolah Dasar di SD Kandang Sapi Solo. Namun pada usia 12 tahun, Fitri mengalami kebutaan yang diakibatkan oleh penyakit sindrom stiven jonsen hingga akhirnya setelah satu tahun menganggur ia melanjutkan sekolah ke SLB KAB Surakarta. Dengan kerja keras mempelajari huruf brele selama 2 tahun, akhirnya Fitri dapat melanjutkan studi pada sekolah formal negeri yaitu SMP 8, SMA 5, dan menyelesaikan gelar S1 dan S2 pada Universitas Sebelas Maret dengan pendidikan terakhir S2 Pengembangan Masyarakat.

Fitri Nugrahaningrum merupakan wanita hebat yang mampu mengalahkan segala keterbataannya. Fitri kecil yang memiliki cita-cita sebagai astronot wanita ini mampu mengubah persepsi banyak orang bahwa orang buta tidak berguna. Dunia gelap yang memberi terang, demikianlah uangkapan yang pantas disematkan pada Fitri. Walaupun Fitri buta, akhifitarnya tetap sama seperti manusia normal lainnya. Fitri dengan sikap sosial dan kecerdannya telah mampu mendirikan Yayasan Al-Fitroh di Solo sejak duduk di bangku SMA kelas 2. Setelah menikah dengan Ahmad Zaki putra asli Lombok, pada tahun 2009 Fitri memutuskan untuk pindah dan menetaap di Lombok Barat. Aktifitas sosial Fitri tidak selesai. Di rumah suaminya yang bertempat di kecamatan Kediri, Lombok Barat Fitri kembali mendirikan TPA dengan nama SAMARA (Satelit Masa depan Negara). Kini TPA SAMARA olahan Fitri ini beroperasi dengan mandiri. Biaya untuk segala kepentingan TPA dibiayai dengan usaha peci suami Fitri dan usaha ketring Fitri sendiri. Selain itu, TPA yang bermotokan Cerdas Berkualitas Indah Terkemas ini mengajarkan berbagai skil kepada siswa-siswanya, sehingga hasil karya siswa juga menjadi salah satu sumber biaya siswa-siswa TPA SAMARA.

Fitri Nugrahaningrum dengan keterbatasan penglihatan mampu menyelesaikan studi sarjananya tiga tahun setengaah dan menyeleaikan gelar masternya satu tahun setengah. Fitri membiayai perkuliahannya dengan beasiswa PPA dan beasiswa supersemar yang diterimanya. Selain itu dalam kompetisi menulis Fitri mampu meraih juara nasional. Fitri dengan satu keterbatasan namun kaya akan kelebihan. Fitri merupakan sossok wanita yang dapat menjadi teladan dan sosok tuna netra yang dapat menjadi inspirasi banyak orang.


Tinggalkan Balasan