Bocah Belia

Asal Tulis, Belajar Menulis, Berita, Cerpen, Editor Picks, Pendidikan, Romance
bocah
Auliya

Baju Kaos Lengan Panjang Yang Di Kenakannya Adalah Peninggalan Dari Kakanya Yang Kini Sudah Hampir Tamat Taman Kanak-Kanak, Diusianya Yang Memasuki Usia Tahun Ketujuh Semenjak April 2008 Kemarin, Telah Banyak Membesarkannya, Dalam Ketidak Mengertiannya Tentang Derita, Karena Yang Diketahuinya Adalah Canda Dan Gembira Dengan Teman-Teman Sebayanya.

Sedangkan Dirinya, Yang Baru Mulai Fasih Lidahnya Mengucap Kalimat-Kalimat Yang Ditiru Dari Ayah Dan Ibunya, Telah Mulai Menghayati Arti Kebahagiaan Walaupun Dalam Makna Yang Sangat Sempit, Diciumnya Perut Ibunya Yang Kian Membesar Sembari Sesekali Merengek Dalam Bahasa Manjanya,

Nama Kecilnya Auliya, Kegemarannya Dalam Meniru Logat Melayu Yang Di Adopsi Dari Tontonan Anak-Anak Yang Populer Itu, Telah Banyak Menimbulkan Kegembiraan Bagi Anak Dan Orang-Orang Yang Berada Di Sekelilingnya.

Sekitar Dua Bulan Lagi, Auliya Akan Dimasukkan Oleh Orang Tuanya Untuk Mengenyam Pendidikan Di Raudlatul Athfal, Tempat Mengabdi Ibunya Semenjak 2011 Silam, Taman Kanak- Yang Didirikan Swadaya Atas Dasr Kesadaran Masyarakat, Yang Menghargai Arti Penting Pengangguran Para Serjana Yang Tak Terakomodir Oleh Sistem Pengangkatan Yang Sangat Rakus Dengan Suap Dan Sogok.

Raudlatul Athfal Yang Status Gedungnya Masih Numpang Di Madrasah Ibtida’iyyah Al Abbasiyah. Gedung dan bangunannya Sangat Sederhana Bahkan Akan Tergolong Sekolah Formal Berlatar Kementrian Agama Yang Sangat Banyak Kekurangannya, Bangku Plastik, Ruang Belajar Di Bekas Musholla Di Pojok Bangunan Leter U Yang Sangat Sempit Untuk Standar Pendidikan Ideal, Namun Semua Itu Tak Menghalangi Riuh Gembira Anak-Anak Yang Belajar Didalamnya. Karena Sesungguhnya Kebahagiaan Auliya’ Bukan Pada Gedung Melainkan Pada  Banyaknya Teman-Teman Belajar.

Kehidupan Auliya’ Dalam Rumah Pagar Dengan Atap Yang Mulai Berjatuhan Dan Bocor Dikala Hujan, Bisa Kering Dengan Besarnya Celah Sinar Matahari Dari Atap Yang Kosong, Sebuah Paradoksial Yang Sangat Mencolok Di Lingkungan Tempat Tinggalnya, Rumah Kurang Dari Standar Sederhana Namun Yang Tak Pernah Sunyi Dari Tawa Dan Gelak Canda Bocah-Bocah Seusianya

Semenjak Dilahirkan Pada Penghujung Tahun 2011 Auliya’ Kecil Dibesarkan Dengan Semangat Yang Pantang Lekang Meski Panas Dan Hujan Datang Bersilang Selang, Keyakinan Orang Tuanya Terhadap Perubahan Yang Akan Dibawa Oleh Auliya’ Kecil Adalah Sebuah Kepastian Yang Tak Bisa Ditawar Lagi Sebuah Keyakinan Dari Dalam Diri Yang Paling Pundamen Melebihi Keyakinan Pada Pohon Yang Hendak Berbuah.

Auliya’ Kecil Yang Sudah Faham Dengan Nilai-Nilai Dalam Sebuah Tontonan Walaupu Pada Lapisan Luarnya, Merupakan Tontonan Yang Paling Membahagiakan Kedua Orang Tuanya Sebab Tawanya Adalah Hujan Di Musim Kemarau Menjelang Tanam.

Bersama Kakaknya Sehari-Hari Bermain Gasing Plastik, Nonton Bersama Dan Yang Terkadang Membuat Ledakan Kebahagiaan Bagi Ayah Dan Ibunya Adalah Jawaban Spontan Yang Di Lepas Dari Nuraninya Yang Paling Lugu.

Lima Tahun Sudah Dirinya Dilahirkan Dan Mengecap Manisnya Masa Kanak-Kanak Kini Saatnya Dunia Pendidikan Yang Mulai Dimasukinya Adalah Gerbang Awal Menuju Pemberdayaan Dirinya Untuk Menjemput Masa Depan Gemilang.

Abu Ikbal


Tinggalkan Balasan