Corrosioner San Day
1.
Senin pertama bulan januari ketika jarum merajut angan pada luka maka ini tentang hati yang lama membara memburu rasa di hari selasa saat kau menjelma hening pertama yang mengepak naik menjajaki setapak janji menyepi jadi anganangan angkasa yang membara tersulut api dari semua duka pada semua rabu yang berdebu penuh liku membeku kaku! di hari kamis berbau amis sedikit manis berbumbu senyummu yang sedikit sinis menggigit miris di hari jum’at saat kau meronta membentak mengaum membuat hari dan diri seperti kiamat lupa selamat yang teramat sangat menyengat sabtuku yang kau sulam jadi baru untuk minggu cerah bagi resah dan desah Corrosioner San Day di mana cinta adalah ketidakpastianmu.
2.
ikuti aku menapak sepi
melewati tujuh matra menyayat hari
saat ranting-ranting pohon membakar mega
dan di ujung kanan bulan menyabit luka
selebihnya, rasa membuta!
senin pertama
awal hari saat angan merajut harap pada luka
dan hati yang membara meluap lupa dipenjara
atau selasa
hening mulai merambah darah melemas pasrah
pada janji-janji tentang asal mula peluk luka
kemudian rabu
berkelok-kelok mencarimu
kehilangan makna dan makna menunggu
menjelma kamis
pada dinding-dinding kutulis kisah manis
yang menusuk sinis berdarah amis
pada jum’at
padamu padaku darah menyekat
pantas saja Sabbath hari pasti untuk sekarat
semanis sabtu
pada rindu-rindu yang membatu
dan api-api yang membeku
untuk minggu
menyanyi lagu berirama sendu
tentang cinta sebatas ketidakpastianmu
3.
wajahku wajah hantu
membius senyum dingin membisu
apakah kau?
ANJING!
4.
aku tertawa
menggali dada sendiri
5.
luka menyayat hingga ke ruangruang
meninggalkan bercak rasa menyeruak di dinding kamar
tak apa menurutku: “jadi tanda tentang sakit dahulu.”
untuk itu
aku mengutuk sampai ke akarakar
biar remuk rata semua hati bernapas api
tak apa menurutku: “jadi tanda tentang sakit dahulu.”
6.
sepi
di
7.
pada sekat yang membatas antara kau dan aku sisipkan lukaluka rupa berwajah malaikat yang menggoda tuhan menciptakan adam, hawa: surga dan neraka. di hari pertama aku memelukmu hingga hari terakhir saat tikam menerkam atasmu dariku pada altar persembahan untuk sang memikul janji pada ingin yang sudah lama mati….
aku ditipu.