Dosen
Pintu kelas telah terbuka lebar untukmu setiap pagi,
Tuk tak tuk ak, langkah kakimu memauki ruangan yang sedang rebut,
Mukamu yang seram, tanpa senyum, tanduk dua di kepala sudah keluar, taringmu pun menyusul, bagaikan singa akan menerkam mangsa,
Kami tau kau akan mengamauk,
Manaaaaaaaaaa tugas kaliaaan
Terikmu dengan lantang, mengancurkan segala yang dihadapan
hancur berantakan
jantung kami berdetak,
Bola mata kami berlarian, dan detak jantung habis dari titik kenormalan,
Marah, marah, dan marah yang kau lakukan setiap memasuki kelas,
hei, kau piker kau siapaa?
Yang selalu seenaknya memarahi kami ketika tak mengumpulkan tugas?
Kau pikir kau siapa?
Tapi, ku sadar…
Dibalik tandukmu yang keras, taringmu yang tajam, mulutmu yang penuh dengan busa kemarahan
Kau memiliki hati yang tulus,
Kau tumpahkan segala ilmumu, rela berlari dalam derasnya hujan di pagi hari demi kami yang selalu mengundangmu untuk mengeluarkan segala kelebihan yang seharusnya tidak kau keluarkan itu,
Wahai dosenku
Rasa ini adalah hal yang real,
Aku membencimu disaat kau memarahi kami,
Tapi, jauh lebih rasa hormat karena jasamu yang telah membuat aku seperti ini,
Berdiri di podium dengan gagah berani,
Sepatu necis, jas hitam, dan dasi rapi di hadpan dadaku.
Inilah hasil dari cengkraman mautmu
Wahai dosenku.