eco tourism lombok journey

Ekowisata dan Ekoturisme

Non Fiksi, Opini
eco tourism lombok journey

Pada Seminar Reuni Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (Fandeli, 1998) dan di beberapa seminar nasional lainnya ditemukan pemakaian istilah ekowisata. Rupanya istilah ekowisata ini lebih popular dibanding istilah ekoturisme yang mana merupakan terjemahan dari ecotourism. Rumusan ecotourism sendiri mulanya diperkenalkan di dunia pertama kali oleh pakar perjalanan alam Hector Ceballos Lascurain pada tahun 1987 yaitu “Nature or ecotourism can be defined as tourism that consist in travelling to relatively undisturbed or uncontaminated natural areas with the specific objectives of studying, admiring, and enjoying the scenery and its wild plants and animals, as well as any existing cultural manifestation (both past and present) found in the areas” dan kemudian disempurnakan lagi oleh The International Ecotourism Society pada tahun 1990 menjadi “Ecotourism is responsible travel to natural areas which conserved the environment and improves the welfare of local people.”

Rumusan ecotourism hadir sebagai solusi dari dampak negatif pada kegiatan safari perburuan hewan di Kenya tahun 1990 yang tidak terkendali dan juga tidak disadari dapat mengakibatkan kepunahan spesies flora atau fauna serta mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada. Pemerintah Kenya kemudian menerapkan konsep-konsep ecotourism di dalam pelaksanaan kegiatan safarinya dan dalam industri pariwisatanya. Belajar dari sejarah Kenya tersebut, ecotourism ini kemudian dirasa perlu untuk diterapkan di Indonesia sebab kegiatan pariwisata konvensional yang dijalankan selama ini yaitu pariwisata massal dirasa telah membawa banyak dampak negatif antara lain berupa kerusakan lingkungan, terpengaruhnya budaya lokal, berkurangnya peran serta masyarakat serta persaingan bisnis yang mulai mengancam budaya dan ekonomi setempat.

Sebagaimana yang kita ketahui di Indonesia sendiri konsep ecotourism ini diterjemahkan menjadi ekowisata. Besar kemungkinan, sejak terbentuknya Masyarakat Ekowisata Indonesia pada Juli 1996 di Bali dalam sebuah lokakarya nasional terjemahan ekowisata ini menjadi lebih sering dipakai. Bahkan Nasikun pada tahun 1999 mempergunakan istilah ekowisata untuk menggambarkan adanya bentuk wisata yang baru muncul pada dekade 80an meski oleh Yayasan Alam Mitra Indonesia sendiri pada tahun 1995 telah lebih dulu membuat terjemahan ecotourism dengan ekoturisme.

Memang ekowisata yang dimaksud tersebut merupakan terjemahan dari ecotourism, akan tetapi di dalam KBBI daring istilah ekowisata ini tidak ditemukan melainkan istilah ekoturisme yaitu wisata yang dilaksanakan di hutan atau di mana saja dengan memanfaatkan lingkungan alam sebagai objeknya oleh para turis. Meski diyakini bermakna sama, kata ekowisata dan ekoturisme dibedakan pada bentukan dari suku kata wisata dan turisme. Dalam Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia oleh J.S. Badudu, kata turisme berasal dari bahasa Belanda yang artinya kepariwisataan. Kepariwisataan sendiri adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata yaitu semua kegiatan dan urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan dan pengawasan pariwisata sedangkan kata wisata dalam KBBI artinya berpergian bersama-sama dan atau bertamasya. Maka dapat kita bandingkan secara singkat bahwa eko-wisata adalah berpergian bersama-sama dan atau bertamasya dengan bertanggungjawab terhadap kelestarian area yang dikunjungi sedangkan eko-turisme adalah lebih kepada pengelolaan pariwisata dengan pendekatan konservasi. Ini berarti dengan kata lain ekowisata menitikberatkan pada perilaku wisatawan sehingga ia seyogiyanya merupakan terjemahan dari eco-traveler sedangkan ekoturisme menitikberatkan kepada pengelolaannya. Memang tak ada yang salah dengan rumusan ekowisata, hanya saja bukankah mengatur perilaku wisatawan sudah termasuk dalam ekoturisme? Dengan kata lain ekowisata bukan terjemahan dari ecotourism melainkan merupakan bagian daripadanya. 2015. (Irma Agryanti, Pemerhati Bahasa) 


Tinggalkan Balasan