GULA MERAH POTENSI EKONOMI
GULA MERAH POTENSI EKONOMI
Sebut saja namanya ibu Maenah dan suaminya Sapoan, suami istri yang kesehariannya berprofesi sebagai pembuat gula merah dari pohon Aren. Suatu profesi yang sudah lama mereka geluti kurang lebih dari 30 tahun. Adapun penghasilan yang mereka dapatkan dari hasil penjualan gula tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ibu Maenah dan suaminya menjual gula Aren seharga 65 rb dalam sepuluh cetak gula merah, sedangkan per bijinya 7 rb. Pohon Aren memiliki potensi ekonomi yang sangat tinggi, karena hampir semua bagiannya dapat memberikan keuntungan finansial. Buahnya dapat dibuat kolang-kaling yang digemari oleh masyarakat Indonesia pada umumnya, daunnya dapat digunakan sebagai bahan kerajinan tangan dan bisa juga sebagai atap, sedangkan akarnya dapat dijadikan bahan obat-obatan dan dari batangnya dapat diperoleh ijuk dan lidi yang memiliki nilai ekonomis. Selain itu, batang usia muda dapat diambil sagunya, sedangkan pada usia tua dapat dipakai sebagai bahan furnitur. Namun dari semua produk Aren, nira (air aren) yang berasal dari lengan bunga jantan sebagai bahan untuk produksi gula Aren adalah yang paling besar nilai ekonominya.
Tanaman Aren (Arenga pinnata) punya banyak kegunaan, persis sama dengan pohon kelapa. Dengan masa tanam hingga berbuah selama 8-10 tahun, pada setiap pohon Aren jantan dapat menghasilkan Nira (Air aren) sebanyak 15 liter, dimana 10 liternya bisa menjadi 1 kg gula Aren. Selain kandungan gulanya yang lebih sedikit, gula Aren juga diketahui mengandung senyawa-senyawa lain yang bermanfaat seperti thiamine, riboflavin, asam askorbat, protein dan juga vitamin C. Bahkan ada yang menjamin bahwa tanaman Aren dapat mengobati batu ginjal, sariawan, dan ruam kulit.
Pada umumnya masyarakat Desa Mekarsari memproduksi gula Merah, mungkin ini adalah suatu produktifitasnya masyarakat Desa Mekarsari merupakan salah satu Desa penghasil gula Merah terbanyak. Disini saya akan sedikit menerangkan bagaimana cara membuat gula Merah. Sebelum memulai membuat gula Merah, kita harus mengerti istilah dan alat yang akan digunakan dalam membuat gula Merah, alat yang digunakan, diantranya seperti :
1. Wajan (Tempat untuk memasak gula merah)
2. Kebuk (Alat yang terbuat dari kayu untuk mengaduk gula merah)
3. Etok-etok (Alat yang terbuat dari batok kelapa untuk menuangkan gula yang sudah matang, tapi belum kering ke dalam cetakan gula merah)
4. Papan cetakan (Untuk mencetak gula merah)
5. Plastik (Untuk melapisi catekan supaya tidak nempel ke cetakan)
6. Saringan (Untuk menyaring sajeng/nira yang akan di masak)
7. Kayu bakar (Untuk emasak)
8. Pawon/Dapur (Tempat untuk meletakan wajan dan nyalanya api)
9. Semengka (Proses sajeng/nira/ air Aren muali matang dan jadi gula)
10. Kitit (Proses mengentalkan sajeng/nira yang sudah matang)
Proses pembuatan air Aren menjadi gula Merah di Desa Mekarsari sebagai berikut:
1. Nyalakan dulu kayu bakar, kalo sudah nyala diamkan saja dulu.
2. Letakan wajan di atas jangkih (kompor), lalu,
3. Persiapkan sajeng/nira/air aren untuk di masukan ke dalam wajan dan jangan lupa di saring terlebih dahulu
4. Air pohon Aren di masak sampai mendidih dan sampai kental.
5. Selama sajeng/nira/air aren itu semengka, harus di aduk terus-menerus selama 7 jam sampai mateng dengan ciri-cirinya:
a) Gelembung gelembung sajeng/air Aren mulai sedikit/jarang.
b) Warna sajeng/air Aren kuning kecoklat-coklatan
6. Sajeng sudah mulai kekel/kental
7. Setelah itu baru gula itu di cetak menggunakan cetakan. Cetakan ini biasanya ada yang menggunakan potongan bambu yang kecil lubangnya sesuai keinginan.
8. Setelah gula sudah di cetak di diamkan beberapa menit, kalau gula itu sudah keras baru gula itu di lepas dari cetakan.
9. Proses pembuatan gula Merah sudah selesai.