HIDUP GELOMBANG HARMONIK
Selagi matahari masih hujankan sinar-sinar cahayanya
Jauh dari dasar palung jiwa yang menajam
Sadarkah aku bahwa mimpi itu masih berupa koyakan-koyakan kecil realita?
Tapi aku mengapung, membukit, melembah,
Bersama ayunan gelombang tanpa arah
Lalu berharap mampu menyentuh langit
Di titi pertemuan antara biru dan biru
Di garis cakrawala
Berkhayal menembus horizon yang kutahu atau tidak itu nyata.
Keluar dari kekosongan makna
Dan ternyata,
Akulah yang terus bermimpi
Antara titik pusat kesadaran dan ketidaksadaran
Yang tanpa batas dan ukuran.
Sudahkah kulalui jerat-jerat misteri yang belum terlewati?
Kehidupanku?
Dan antara memejam dan melotot,
Kurasakan batas antara masa lalu dan kemudian
Tak selebar pembuluh darahku
Kehidupanku?
Sesingkat detik ini yang pasti berlalu
Dalam detik ini,
Hanya mampu menerawang masa lalu
Memimpikan masa depanku.
Dan detik ini,
Berayun bersama gelombang
Mencari nafas baru