IBU BERDARAH

Fiksi, Puisi

IBU BERDARAH

Tubuhmu berdarah

Tangan menghianati tangan lainnya

Lahirmu berdarah ragamu tertatih

Sejak cahaya telah padam untukmu kau resah dan gelisah

Menahan tusukan perih, kulitmu terbakar, pedihmu

Ibu berjalan tak mampu tuk berlari

Gelapnya matamu rantai beracun itu mengikat

Para kerikil tajam mengganggu

Ibu tak bermimpi untuk tidur

Tak berseri ditiap ikatan  mimpi

Matinya hari masih terus tak berkawan

Seperti becerita, Ini doa negeri yang sia-sia

Dia hadir dengan mimpi ibu yang tak berujung

 

ibu berdarah…

dari lahir mengakar titik hari

dari sejak itu sampai kini, ibu telah beruban kata orang

mereka semakin menangis

singakatnya menua dengan sengsara lalu matinya

ibuku berdarah, siapa yang berdarah???

Dia penghianat, siapa dia???

Penghianat dan berdarah

Ya…percuma Tubuhnya tak menghangatkan, bubarkan saja

Air susu basi yang harus dicicil di negeri ini

darahmu mengalir dalam darahku

darahmu dan darahku mangadu seperti serdadu berlonceng

kau sesak kau berdarah

disandera dan dihukum dengan tangan para pelawak

si penghibur musim sebagai badut yang berpanggung

ada yang menganga dan tergeleng-geleng

ibuku berdarah, itu duka penontonku

dipecundangi dunia, ibu terluka

karena ibu tak bermimpi untuk terlelap

aku tak lagi mendengar indahnya dia bernyanyi

karena ibu tidak pernah bermimpi untuk berdarah anakku!!!

 

 

Iqas Febry


Tinggalkan Balasan