Idealisme Sikap

Kepenulisan, Non Fiksi, Opini

images

Sifat batin yg tetap mempengaruhi perbuatan, perasaan, dan pikiran, kita sering menyebut itu ‘temperamen’. luapan perasaan yg berkembang dan surut dalam waktu singkat pada keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (spt kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan), kita sering menyebut itu ‘emosi’.

Bagaimana dengan orang-orang temperamental? Orang-orang emosional? Para pemarah yang buta arah itu?

Baiklah, kita mulai dengan persetujuan bahwa ketika orang menjadi ‘emosional’ maka dia akan berubah menjadi apa yang kita sebut ‘menyebalkan’. Tapi bukankah marah itu manusiawi? Untuk pertanyaan seperti itu, jawabannya adalah “marah pada orang yang sedang marah itu juga manusiawi..!”. sama-sama marah kok ribut?.

Terkait dengan hal itu, kemampuan untuk mengatur emosi secara matang, atau lebih sederhanyanya, memiliki emosi tersendiri tanpa pengaruh dari kondisi atau suasana tertentu, kita sering menyebut itu ‘kedewasaan’. Semua orang pasti ingin dewasa, tapi dengan fakta bahwa kedewasaan itu adalah sebuah jenjang, tak sedikit orang yang merasa apa yang mereka lakukan adalah sebuah kedewasaan padahal apa yang mereka lakukan mutlak merupakan sifat kekanak-kanakan.

Ciri-cirinya mungkin seperti ini, seseorang yang merasa dirinya tidak cukup baik, itulah orang baik yang sebenarnya. Seseorang yang merasa tidak pernah melakukan kejahatan, itulah orang jahat yang sebenarnya. Seseorang yang merasa dirinya belum pintar, itulah orang pintar yang sebenarnya. Seseorang yang merasa dirinya sudah pintar, itulah orang bodoh yang sebenarnya. Seseorang yang merasa dirinya belum dewasa, itulah orang dewasa yang sebenarnya. Seseorang yang merasa dirinya sudah dewasa, itulah anak kecil yang sebenarnya.

Tapi mari kita lupakan kedewasaan itu sejenak, karna menjadi dewasa bukan tujuan dari hidup ini. Semua orang tahu dan sadar tujuan hidup itu apa, sangat sederhana tapi ada lebih banyak orang yang membuat tujuan hidupnya lebih rumit, entah untuk tujuan apa?. Tujuan hidup itu hanya satu, “Menjadi bahagia..!”

Bukan tugas kita untuk mengubah dunia, bukan tugas kita untuk mengubah seseorang, bukan tugas kita untuk mengubah sebuah kondisi, tugas utama kita hanya menjadi bahagia.

Ketika terjebak dalam tempat yang membuat kita merasa marah, maka sadarilah itu bukan tempat yang tepat untuk kita, pindahlah, cari tempat dimana bisa membuat kita tersenyum dan bahagia. Ketika terjebak dalam situasi yang membuat kita merasa marah, maka sadarilah itu bukan situasi yang kita inginkan, pindahlah, carilah situasi dimana kita bisa tersenyum lebar dan bahagia. Ketika terjebak dengan orang yang membuat kita sering merasa marah, maka sadarilah dia bukan orang yang tepat, pindahlah, carilah orang lain yang dapat membuat kita tersenyum dan merasa bahagia.Sesederhana itu, tapi sangat jarang orang yang mau mengerti. Manusia cenderung membuat kompleks semua kesederhanaan yang ada, mungkin membuat segala sesuatu itu rumit adalah salah satu sifat manusia, entahlah?.

Bayangkan, ketika semua orang mencapai tujuan hidup itu. Dunia penuh kebahagiaan, kondisi yang membahagiakan, orang-orang yang bahagia. Semua itu ada, hanya saja orang-orang lebih terfokus untuk memaksakan dunia, situasi, dan seseorang untuk membahagiakan mereka.

Perlu disadari, yang dapat membahagiakan diri kita sendiri adalah diri kita sendiri, hanya diri kita. Kita hanya bisa memberi kesempatan pada orang lain untuk berusaha membahagiakan kita. Dan sadari pula, tak selamanya orang yang kita beri kesempatan untuk membahagiakan kita dapat melakukannya.

Kesimpulannya, orang-orang emosional itu agak susah untuk bahagia, karna mereka adalah golongan orang yang memaksakan kebahagiaan mereka. Mungkin solusinya adalah “CUEK”, karna orang emosional lebih sering datang dari orang-orang yang terlalu peduli pada semua hal yang bahkan tidak mereka sukai.

Intinya, jalani saja hidup, jadilah sebahagia mungkin, maka tanpa sadar kita sudah mencapai kedewasaan, dan lebih baik begitu, kita tidak akan pernah sadar diri kita sudah dewasa ketika kita benar-benar telah menjadi dewasa.


Tinggalkan Balasan