JOKI CILIK dan PENTINGNYA PENDIDIKAN
Sumbawa merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi NTB yang terletak di pulau Sumbawa, selain itu masyarakat yang ada di Sumbawa begitu antusias dalam melestarikan budaya local yang begitu banyak, anatara lain yaitu pacuan kuda tradisonal yang disebut “Main Jaran” atau biasa di sebut pacuan kuda. Main jaran ini merupakan agenda kegiatan rutin yang dilakukan di Kabupaten Sumbawa Besar biasanya dalam kurun waktu setahun, yang di selenggarakan pemerintah setempat. Kecintaan budaya Main Jaran bagi masyarakat sumbawa begitu melekat pada semua kalangan tanpa pengecualian khususnya bagi mereka yang memiliki kuda pacuan, dari sinilah muncul joki – joki cilik dari tiap pemilik kuda. Permasalahan yang mendasar yang muncul dalam kegiatan main jaran ini yaitu joki yang dipakai merupakan anak – anak yang berusia 7 sampai 12 tahun yang notabenenya masih duduk di bangku sekolah dasar. Dari kegiatan inipun anak – anak yang sudah biasa terdaftar namanya menjadi joki cilik dari tahun ke tahun meninggalkan bangku sekolah selama seminggu sampai dua minggu dalam mengikuti kompetisi yang di selenggarakan karena harus melalui masing-masing kelas perlombaan antara lain kelas TK O, TK A, kelas Harapan, kelas Tunas, kelas Dewasa terbagi menjadi A,B,C,D,E,F tergantung usia kuda serta besar kuda yang di perlombakan, dan biasanya TK O,A,Harapan diisi oleh kuda-kuda local sedangkan kelas Dewasa biasanya diisi oleh kuda-kuda import dari sumba dan Australia. Dalam pertandingan ini ada beberapa tahapan untuk dapat melaju menuju juara dalam mendapatkan hadiah yaitu, babak penyisihan, kemudian babak perebutan Bintang, dan terkhir juara Favorit. Hadiah-hadiah yang disiapkan antara lain, seperti : berupa uang tunai, bad caver, springbad, lemari, kulkas, TV, hewan-hewan ternak seperti sapid an kerbau, motor, bahkan mobil tergantung dari besarnya penyelenggaraan yang dilaksanakan dari pihak penyelenggara. Uuntuk kepentingan kegiatan ini, peserta yang dating bukan hanya peserta-peserta yang datang dari sekitar wilayah Kabupaten Sumbawa yang turut mengambil bagian dalam perlombaan ini, tetapi peserta yang datang untuk mengikuti pacuan kuda tradisional Main Jaran ini, berasal dari daerah-daerah yang terdapat pada Provinsi NTB bahkan nasional. Semua itu tergantung dari besar kejuaran yang akan dilaksanakan dan undangan yang akan disebarkan, coba saja bayangkan kegiatan yang dilakukan di daerah Sumbawa saja dalam setahun sampai 4 kali penyelenggaraan, belum di daerah lannya di NTB, waktu yang dibutuhkan dalam sekali kejuaraan seminggu sampai dua minggu dan yang lebih mencengangkannya lagi yakni memakai joki yang sama, barang tentu dapat kita perhhitungkan berapa hari yang mereka lalui dengan tidak bersekolah.
Kurangnya dukungan dan dorongan yang ditanamkan keluarga khususnya orang tua untuk mengarahkan begitu penting pendidikan bagi mereka mengakibatkan apa yang terjadi sebaliknya, bahwasanya menjadi joki malah hal yang menguntungkan bagi anak-anak mereka, selaian dapat menghasilkan uang, banyaknya biaya yang sudah di keluarkan untuk mengikuti acara ini, serta hadiah – hadiah yang menggiurkan dan dilengkapi reputasi nama yang mereka jadikan sebagai tolak ukur yang menyebabkan ini menjadi factor penyebabanya kurangnya kesadaran betapa pentingnya pendidikan bagi anak-anak yang akan menjadi generasi penerus bangsa, hingga anak-anak banyak yang berfikir bahwa dari pada hanya duduk dibangku sekolah beberapa hari dan tidak mendapat uang lebih yang diberikan orang tua mereka lebih baik mereka menjadi joki, selaian bias berkumpul dengan teman-teman joki, mereka begitu besar kecintaannya pada kuda pacuan. Hal ini yang mengakibatkan para joki cilik ini rela melakukannya tanpa memikirkan resiko yang akan menimpa mereka di dalam perlombaan baik hal-hal yang bersifak tekhnis dan non tekhnis. Hal yang paling tinggi resikonya yaitu ketika di dalam perlombaan berlangsung, ketika para joki cilik ini siap menunggangi kuda mereka dengan perlengkapan seadanya yaitu menggunakan baju kaos, rompi nomor untung masing-masing kuda, celana panjang yang berbentuk trening helm, kaca mata, dan hanya segelintir joki saja yang memakai alat pelindung di daerah-daerah rawan patah seperi sikut dan lutut. Ancaman-ancaman yang seperti inilah yang tidak mereka pikirkan ketika terjatuh dari kuda yang melaju begitu kencang hingga mampu mengakibatkan patah maupun luka ringan ataupun luka parah pada bagian tubuh mereka, karena bagi mereka ini merukan hal yang menarik dan merasa senang ketika mereka beraksi di atas kuda pacuan mereka yang melaju kencang, kedua tangan mereka mengayun-ayun dalam memukul kuda menggunakan cambuk dan suatu kebanggaan bagi mereka ketika mendengar suara riuh penonton yang menyoraki mereka saat putaran berlangsung, sehingga hal-hal yang dapat kita bayangkan bahayanyapun bagi mereka tidak terlintas dibenak mereka walaupun memang ada rasa takut tersendiri namun ada tim medis khusus yang mereka yakini mampu menyembuhkan mereka ketika terjadi hal-hal yang tidak diingkin terjadi. Tim medis ini bukan sama halnya dengan tim medis yang bekerja di bidang rumah sakit maupun perawat, tetapi tim medis mereka yaitu orang pintar yang biasanya mereka panggil dengan sebitan Sandro. Ajaibnya memang benar ketika mereka terjatuh dari kuda mereka Sandro hanya memberika air putih yang diberikan doa dan dalam jamgka waktu yamg tidak lama merekapun akan merasa lebih baik dan mampu untuk melanjudkan kompetisi dalam babak selanjutnya. Dalam setiap lomba yang dilaksanakan para joki jilik ini begitu antusiasnya para sampai mereka berangapan sekolah tidaklah begitu penting , yang penting adalah lomba pacuan kuda tradisional yang disebut Main Jaran ini yang menjadikan mereka bercita-cita untuk merawat kuda kelak dewasa.
Dari permasalahan yang muncul dalam budaya Sumbawa, khususnya pelestarian budaya Main Jaran ini banyak juga dampak negatif yang terjadi khususnya terhadap anak-anak yang terlibat di dalamnya. Hal ini yang mengakibatkan pemerintah harus bertindak cepat dalam mencari solusi bahwa selain budaya yang harus kita lestarikan, pendidikan sangant penting khususunya bagi anak-anak yang akan menjadi penerus bangsa. Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi permasalahan di atas terkait dengan pendidikan juga penting karena ilmu haruslah di dapat oleh setiap warga Indonesia dan pendidikan yang layak harus patut untuk kita kembangkan dalam situasi dan kondisi globalisasi ini agar bangsa kita tidak tertinggal. Dalam upaya inilah pemerintah setempat membuka sekolah joki khususunya bagi anak-anak yang terlibat di dalamnya agar seimbang berjalan antara budaya yang perlu untuk di jaga dan dilestarikan karena kecintaan masyarakat ,dengan pendididkan layak yang penting untuk mereka rasakan. Hal ini dapat di lakukan dengan cara membentuk program khusus bagi mahasiswa yang terdapat di Universitas di daerah Sumbawa dan membentuk system pembelajaran sesuai dengan pendidikan yang dimiliki oleh masing-masing joki cilik, dan pelaksaaannya pun bisa di lakukan malam hari sehabis magrib sudah dapat di lakukan sampai dengan sebelum isya, walaupun waktu yang di gunakan begitu singkat yang penting pembelajarannya efektif dan sisitem pengajaran yang diatur sesuai dengan jenjang pendidikan mereka, setidaknya usaha yang dilakukan pemerintah setempat akan dikatakan berhasil serta dampak positif bagi anak-anakpun begitu baik seperti, daya ingat dari para joki cilik ini tentang pembelajaran di sekolah mereka tetap mereka ingat seolah-olah merefleksikan kembali ingatan dari ilmu yang diberikan para guru dan lambat laun mereka tentunya juga sadar bahwasanya betapa penting pendidikan yang di tanamkan di dalam diri mereka.
Berdasarkan pemaparan diatas, semoga ini memberikan pandangan bagi para pembaca dan masyarakat sekitar serta pemerintah setempat, bahwasanya betapa pentingnya pendidikan yang di tanamkan pada anak, bukan hanya kita melihat dari segi nilai tradisi yang kita miliki yang harus di junjung tinggi, ataupun betapa pentingnya nilai uang yang diperoleh sebagai tuntutan pokok yang harus dipenuhi didalam kehidupan kita, tetapi ini menyangkut tentang masa depan, generasi penerus bangs, agar dapat memajukan Indonesia yang sejahtera , dan melalui tangan-tangan dan pemikiran mereka sebagai generasi penerus yang dapat menjadikan kemajuan dalam bidang SDM yang maju, pembangunan yang baik, perekonmian yang membaik serta melestarikan budaya yang begitu besar khususunya daerah tanah Samawa tercinta.