Kakek ku
dalam getar dia bercerita
dahulu dia gagah perkasa
berdiri tegak memegang senjata
tak gentar dalam niat berjasa
satu ! dua ! satu ! dua ! dia berkata
berlari serentak dengan tentara
menjaga batas wilayah negara
melawan penjajah haus kuasa
hujan dan panas baginya biasa
tak peduli badan sakit ataupun luka
memegang tanggungan kata merdeka
sesekali ceritanya berjeda
terengah nafas yang tak lagi muda
sekarang dia telah renta
membungkuk pada tongkat penyangga
jasanya telah terlupa bagai tak berharga
tinggalkan kenangan perang dalam duka
dia merasa berjalan bagai manusia jelata
menjaga hidup yang sudah dapat dikira
melaaw