Kami Merindukanmu, Ma !

Cerpen, Fiksi

Mother_and_Child_by_angelfalls714
“Dik…ayo bangun, ini sudah pagi. Kita harus bekerja dan siap-siap untuk kesekolah, ingat pesan mama. Kita harus tetap sekolah apapun alasannya.”
Aku berusaha membangunkan adikku yang masih tidur. Waktu menunjukkan pukul 05.30, dia belum beranjak dari tempat tidur itu. Beberapa kali aku gerakan badannya. Akhirnya bangun juga. Aku menyambutnya dengan senyum, walaupun kelihatannya aneh sekali ketika bangun langsung senyum nyengir nggak karuan.
Aku dan adikku, adalah saudara kembar yang tinggal berdua bersama keluarga mama. Mama sudah pergi kerantauan untuk mencari uang. Sedangkan bapak, telah pergi dengan wanita lain dan meninggalkan kami sejak kami masih duduk dibangku SD. Kadang rindu itu datang melanda tapi aku tak tau apa yang akan ku lakukan ketika merindukan sosok seorang bapak yang telah lama meninggalkan aku, adikku dan mama. Hanya tangis dan beribu-ribu khayalan yang ada dalam benakku. Khayalan bagaimana berkumpul bersama keluarga, bagaimana makan bersama, dan bagaimana mendapatkan tempat tinggal sendiri. Sungguh indahnya hidup bersama keluarga yang lengkap.
Tapi hal itu tidak pernah mematahkan semangtku untuk terus sekolah dan sekolah. Pesan mama yang selalu ku ingat harus tetap sekolah. Tapi, hari ini aku bakalan telat kesekolah lagi, aku dan adikku harus membersihkan rumah bibi yang lumayan besar, bisa dibilang tiga kali lipat gubuk kecil kami yang mungkin telah hancur diterpa hujan dan angin.
“Ciciiiiiiiiiiiiiiiiiiiii,,,,,Cacaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa,,,,,,”
“Gawat dik, ayok cepat, bibik sudah memanggil, kita tidak boleh telat lagi, nanti kita bakalan dimarah. Ayo dik….
“Ia bik… kami datang,
“Tidur aja sampaii matahari terbenam lagi, sudah saya bilang jangan begadang, masih saja begadang. Kalian mau telat sekolah tiap hari? Atau tidak mau kesekolah, biar bisa bermain? Dasar tolol !”
Hal sangat sering ku alami ditiap pagiku, aku bersama adik kembarku langsung bergegas untuk bekerja. Tapi seketika ku lihat dia sudah tidak ada disini, dia tidak ada dalam rumah ini, kemana dia? Aku mencarinya, aku yakin dia telah menangis, mengeluarkan segala yang ia rasakan. Hanya dengan mencucurkan air mata. Aku mendapatkannya duduk memojok disudut rumah ini, aku mendekat dan mengajaknya untuk bekerja dan bersiap-siap untuk kesekolah,
“Ayo dik… kerja, atau kamu mandi aja siap-siap untuk kesekolah”
“Kak…entah sampai kapan kita akan seperti ini, hidup dalam rumah orang tanpa ada yang membela, setiap yang kita kerjakan salah dimata mereka, kita ngak pernah begadang, kalo tugas sekolah yang numpuk gara-gara harus bekerja dari pagi hingga malam tiba. Aku capek kak. Kenapa kita tidak cari tempat tinggal lain saja yang bisa mengistrhatkan diriku sejenak ketika pulang dari sekolah?
Aku menatap adikku yang sudah mengis.
“Dik, mama ada untuk menyayangi kita, mama akan pulang dik.. yang sabar, jika kita ikhlas dengan semua ini kita akan dapat balasan dari apa yang kita lakukan.
“kak, aku rindu bapak, aku rindu mama. kenapa kita harus tinggal dengan orang lain, kalo memang kita punya keluarga kak? Apa kita tidak punya rumah? Apa bapak sudah tiada? Atau mama juga? Kenapa aku tidak pernah tau tentang semua yang telah lalu? “
Adikku memang tidak pernah mngetahui sesuatu halpun mengenai masa lalu yang begitu perih. Karena semenjak SD, dalam keadaan tidak paham tentang apa-apa kita telah ditinggal mama, dan bapak dan kami harus tinggal dirumah saudara-saudara mama. Ini hal yang ku syukuri tapi aku kadang tak tahan jika diperlakukan dengan sangat kasar oleh mereka.
Jika malam tiba, aku berusaha memejamkan mata, dan tidur degan tenang. Tapi sesekali ku banyangkan sosok ibu yang datang menghampiri kami dengan senyum yang membuatku ingin menangis. Karena, selama ini aku hanya dapat melihatnya lewat mimpi dan khayalanku. Aku rindu peluk hangat sang mama, aku ruindu bagaimana pelukan dan ciuman dari seorang bapak.
“Mama…kami rindu akan dirimu, rindu suaramu, rindu pelukan hangat kasih dan sayangmu. Akankah kami akan bertemu denganmu sebelum kami pergi? Bagaimana ketika kau kembali dan kami tidak lagi berpijak diatas tanah ini? Bagaimana ketika kau kembali kami tak dapat lagi melihat senymmu. Mamaaaa.. kapan kau pulang, kau sangat jauh dari kami. Adikku merindukanmu maa,, pulanglah. Kami butuh dirimu, kami butuh dirimu. Mungkin gertakan, hinaan, dan cacian dari orang-orang adalah sarapan dan makanan sehari-hari kami. Pulanglah maa…adik sakit, adik sakit maa…
Hanya khayalan, kuharap kata-kata ku dapat dibawa oleh angin malam ini sampai ketelinga mama. Tapi, semua itu masih dalam khayalku. Khayalan yang tak tau dimana akan berhujung. Khayalan tentang bagaimana dimanjakan mama, khayalan tentang peluk hangat mama. Benar-benar semua ini adalah khayalan semata.
Adikku, aku tak akan membiarkanmu sakit dalam kehinaan dan cemohan orang lain. Aku disini bertugas menjagamu, lahir dan batin. Aku juga merasakan pedih yang kau rasakan, dan hanya menahan luka yang sudah lama tergores dalam lubuk hatiku. Aku akan tetap berdiri disampingmu, mengingatkan pesan mama untuk tetap dan terus sekolah.
Yakinlah mama akan kembali untuk kita, kita akan mendapatkan apa yang kita inginkan. Kita akan hidup layanknya teman-teman yang lain, hidup dengan kasih sayang dan cinta. Tidak lagi hinaan, tidak lagi cemohan dan gertakan marahan dipagi hari. Terus genggam erat tanganku ini, aku akan berikan kehangatan untukmu. Kau akan bangun dengan mata yang bersinar, bersama mentari pagi diesok hari. Tidurlah wahai adikku sayang. Semoga kau dapat melihat mama dalam mimpimu malam ini.
Hanya itulah obat yang manjur untuk kita, bukan? Maka, tidurlah adikku sayang. Aku menatapnya begitu dalam, air mata menetes tanpa henti, dan mengharapkan hari esok ada keajaiban yang tak disangka-sangka. Tuhan sampaikan salam kami teruntuk yang kami sayangi dan rindukan. Mama !


Tinggalkan Balasan