Kampanye Memberikan Harapan Palsu Bagi Rakyat
Pemilihan umum presiden dan wakil presiden tahun lalu merupakan masa yang sangat menegangkan bagi rakyat Indonesia. Jutaan rakyat menggantungkan harapan pada pemimpin yang terpilih. Para kandidat calon presiden berlomba-lomba memberikan harapan palsu kepada rakyat saat kampanye.
Sekolah gratis, jaminan kesehatan gratis, gaji PNS dan dokter dinaikkan, Semua bahan pokok akan turun, kesejahteraan bagi kaum buruh, petani dan rakyat kecil. Semua itu hanya sebagian janji dari para calon pemimpin demi mencapai tujuan menduduki kursi empuk presiden dan wakil presiden dan tinggal di istana serrta menikmati fasilitas mewah lainnya.
Semua janji yang dilontarkan saat kampanye hanya isapan jempol belaka dan merupakan strategi dalam berpolitik demi mencapai kekuasaan. Harapan palsu yang dilontarkan seakan mencekik rakyat. Di awal pemerintahan Jokowi-JK harga BBM dinaikkan yang mengakibatkan harga bahan pokok ikut melambung tinggi. Hal tersebut semakin mencekik rakyat untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
Para pemimpin berdalih kenaikan ini dipicu hutang negara yang di tinggalkan oleh presiden pada masa SBY-Budiono sangat besar sehingga mendorong untuk menaikkan harga BBM. Jika memang hutang negara yang ditinggalkan memang besar, justru pemerintahlah harus merubah pola hidupnya yang mewah. Jangan hanya memberatkan rakyat. Beberapa cara yang dapat mengurangi pengeluaran Pemerintah diantaranya, pemerintah dapat mengurangi pengeluaran dengan cara tidak membeli mobil pribadi yang mewah. Tidak merenovasi gedung yang masih layak dihuni, tidak membeli fasilitas yang mewah.
Jika memang para petinggi negara memikirkan nasib rakyat kecil, pasti mereka mau berkorban dengan merelakan sedikit gaji mereka yang selangit bukan malah menambah gajinya sehingga rakyat kecil semakin terpuruk.