Pertama, kita selalu merasa paling benar. Nah, ini adalah petaka bagimu. Ingat! Di atas langit-langit rumah masih ada genteng.
Jangan selalu mendominasi pembicaraan. Pada akhirnya teman kamu merasa bahwa kamu itu bertelinga tebal. Artinya, tidak mau mendengar pembicaraan orang lain.
Disetiap pembicaraan jangan selalu menceritakan tentang diri sendiri dari awal sampai akhir. Hmmm kamu akan dijudge E.G.O.I.S! dan sok ingin EKSIS!
Ketika teman kamu menceritakan tentang dirinya dengan maksud ingin meminta solusi dari kamu tentang permasalahan yang sedang dihadapi atau sekedar ingin share. Kamu! Jangan ikut menceritakan keluh kesahmu sebelum permasalahan teman kamu selesai. INGAT KOMUNIKASI DUA ARAH. Kalau tidak bisa-bisa kalian saling tubruk dan teman kamu akan merasa tidak nyaman. Mendengar suara kamu pun dia seperti mendengar suara ribuan tawon. Lebih dari sekedar mimpi buruk, bukan?
Jangan menyalahkan. Terkadang berada pada posisi sebagai penasihat kita cenderung memojokkan si teman lawan bicara kita. Nah, hal yang harus kita lakukan adalah menasihati dari sisi melihat bagian positifnya, oke?!
Terakhir, berikan teman kamu motivasi yang sederhana. Jangan terlalu berlebihan yang membuatnya seakan-akan ingin mendaki gunung Rinjani dalam sekejap. Misalnya, kamu bisa kutip kata-kata dari seorang tokoh yang ia kagumi.