keberhasilan adalah buah dari kesabaran dan kerja keras
identitas buku
Judul : Jangan Pernah Putus Asa
Pengarang : Zakiah D. Aziz
Penebit : DIVA Press
Tahun Terbit : Maret 2012
Cetakan : Pertama
Keberhasilan adalah buah dari kesabaran dan kerja keras
Cinta seperti air, mengubah gersang menjadi sejuk,.cinta seperti matahari, mengubah gelap menjadi terang. Tapi, Nadia tidak percaya terhadap kekuatan itu hingga akhirnya ia kena batunya. Cinta tak hanya membuat Nadia jatuh ke taman yang dipenuhi dengan bunga-bunga, melainkan juga membawanya jatuh ke dalam lembah kesedihan yang bernama “patah hati”.
Nadia adalah seorang wanita shalihah yang menuntut ilmu di sebuah perguruan tinggi di Jogjakarta, ia kuliah di Fakultas Pertanian. Mas Rahman adalah salah satu teman kampus Nadia, mengenal Mas Rahman di organisasi yang Nadia ikuti adalah sesuatu yang membuat Nadia merasa senang karena Mas Rahman sebagai ketua umum organisasi, mempunyai sifat yang baik, perhatian, shalih, pintar, dan selalu menghargai pendapat dan kerja keras bawahannya. Dari situlah Nadia merasa bahwa Mas Rahman menaruh hati kepada Mas Rahman.
Hingga pada suatu hari ketika Nadia pulang kampung karena Ibunya meninggal, Mas Rahman menelpon Nadia untuk sekedar silaturrahmi dan mengajak Nadia ikut membantu Mas Rahman merintis sebuah usaha kecil-kecilan yaitu usaha di bidang tanaman hias yang bernama Beautiful Nursery bersama teman-teman lain. Setelah Nadia kembali ke Jogjakarta dan bekerja lumayan lama dengan Mas Rahman, dan Mas Rahman telah wisuda, Nadia merasakan patah hati yang sangat luar biasa. Dia mendapat kabar dari teman-temannya bahwa Mas Rahman akan menikah dengan Mbak Wulan, teman satu kontrakannya. Dari situlah Nadia merasa terpuruk hingga ia jatuh sakit dan keluar dari Beautiful Nursery dan menerima tawaran Mas Indra untuk bekerja di Do The Best dengan menjadi bawahan Mas Indra, kadang-kadang sebagai MC atau pemateri. Mas Indra adalah teman Mas Rahman, mereka sering berkerja sama dalam usahanya. Tidak sedikit bawahan yang menaruh hati pada Mas Indra, terutama bawahannya yang cantik-cantik, tapi tidak dengan Nadia. Meskipun Nadia merasa ada sedikit perasaan suka kepada Mas Indra, Nadia tetap menguburnya dalam-dalam perasaan itu, karena dia tidak ingin merasakan patah hati untuk kedua kalinya setelah Mas Rahman benar-benar merobek hatinya.
Nadia lulus dengan Nilai terbaik di antara wisudawan dan wisudawati, tapi sedikitpun dia tidak merasa bahagia karena tidak ada sosok ibu yang menemaninya dan melihatnya memakai toga. Hingga pada saat dia mendengar kabar bahwa ada beasiswa S2 di University Of London dia mendaftar dan mengikuti ujian seleksi pertama di Jogja dan dia lulus. Bapak, kakak-kakak, dan tetangga-tetangganya sangat senang mendengar Nadia lulus tahap pertama seleksi untuk S2 di London. Pada saat itu juga Nadia memutuskan untuk berhenti bekerja di Do Te Best, alasannya keluar di Do The Best bukan hanya karena ingin mengikuti ujian S2 DI Jakarta, tetapi ia juga ingin menghindari perasaannya yang semakin lama tumbuh untuk Mas Indra.
Ujian kedua dilakukan di Jakarta, dan Nadia tidak lulus, sedangkan Farhan dan Mbak Sofie, teman-teman seperjuangannya lulus. Kepercayaan bapak, kakak-kakak, dan tetangganya hilang seketika terhadapnya, Nadia sangat kecewa. Tapi apa boleh buat, Nadia tidak harus menyesal berkempanjangan. Nadia malu untuk kembali bergabung dangan Do The Best, padahal hatinya sangat ingin kembali ke sana. Hingga pada akhirnya, dengan modal percaya diri dan pengalaman yang sudah didapatnya di Beautiful Nursery, Nadia membangun usaha kecil-kecilan yaitu membuat kebun untuk menanam bunga, mencangkok bunga dan pohon-pohon kecil. Kegiatan itu dilakukannya bukan hanya untuk sekedar karena ia ingin mempunyai usaha sendiri tetapi juga ingin mencari kesibukan agar ia bisa lupa terhadap masalahnya.
Suatu hari Nadia pergi ke ke warnet yang ada di kota. Hal pertama yang ia lakukan di warnet tersebut adalah membuka E-mail. Ada 2 E-mail yang masuk dari Mas Indra, E-mail pertama dikirim 1 bulan yang lalu, E-mail itu berisi tentang perasaan Mas Indra terhadap Nadia, Mas Indra meminta Nadia untuk menjadi istrinya, dan apabila E-mail itu tidak di balas sampai akhir bulan, Mas Indra menganggap bahwa Nadia tidak bersedia menerima permintaan Mas Indra untuk memperistrinya. Nadia sangat menyesal kenapa Nadia baru membuka E-mailnya sekarang, kenapa tidak dari beberapa minggu atau beberapa hari yang lalu?Email kedua yang dikirim 1 hari yang lalu ia baca dengan hati yang sesak, dalam E-mail tersebut Mas Indra mengatakan bahwa Mas Indra sudah tau dan mengerti jawaban Nadia, Mas Indra menganggap bahwa Nadia tidak menerima permintaannya, Mas Indra meminta maaf atas kelancangannya mengirim E-mail yang berisi tentang perasaannya terhadap Nadia. Setelah keluar dari warnet, Nadia langsung pulang ke rumahnya, di sepanjang perjalanan ia menangis tersedu-sedu menyesali kejadian ini. Sampai ia di rumah, ia mengurung diri dan menangis lagi.
Setiap hari Nadia mengurusi tanaman hiasnya untuk di jual, meskipun kakak-kakaknya dan tetangga-tetangganya sering menjatuhkan dan memandang rendah pekerjaannya, tetapi Nadia tidak pernah menghiraukannya. Hingga suatu hari, Nadia dipercaya untuk mengelola kebun 2 hektar oleh dinas kehutanan setempat, dari usaha itu Nadia mendapat banyak uang dan berencana untuk berangkat umrah dengan bapaknya. Di tengah rencana-rencana itu dipikirkan oleh Nadia, Mbak Sofie, teman Nadia yang lulus ujian S2 waktu dijakarta itu telah menikah, Mbak Sofie datang bersama suaminya untuk menyampaikan pesan dari Farhan yaitu bahwa Farhan meminta Nadia untuk menjadi istrinya. Setelah Nadia membicarakan hal ini dengan bapaknya, bapaknya setuju dan Nadia langsung memberi kabar kepada Farhan bahwa Nadia menerima Farhan untuk mempersuntingnya. Tinggal Farhan memberi tahu orang tuanya untuk melamar Nadia untuknya. Nadia diminta untuk menunggu kedatangan Farhan bersama orang tuanya beberapa hari saja. Nadia sangat bersyukur. Keesokan harinya, Mas Indra datang bersama istrinya, Ayu dan anaknya. Mas Indra datang dengan maksud yang sama dengan Mbak Sofie, Mas Indra menyampaikan pesan Mas Rahman bahwa Mas Rahman ingin meminta Nadia untuk menjadi istrinya dan menjaga kedua anaknya, seandainya pesan Mas Rahman lebih dulu sampai kepada Nadia, Nadia akan menerima Mas Rahman, tetapi Nadia sudah mengiyakan Farhan menjadi calon suaminya.
Sembari Nadia menunggu kedatangan Farhan bersama orang tuanya, Nadia mengantarkan laporan hasil kerjanya mengurusi kebun selama setahun ke kantor kehutanan. Sesampainya di sana, Nadia di tuduh telah menyelewengkan uang yang sangat banyak dari pekerjaannya mengelola kebun tersebut, Nadia kaget dan merasa terpukul hingga pihak kehutanan itu sendiri mengakhiri kerjasama dengan Nadia, dan Nadia disuruh untuk mengganti rugi sebanyak 40 juta rupiah. Nadia menguras isi tabungannya di Bank BRI dan langsung mengembalikan uang tersebut kepada pihak kehutanan. Rencana untuk umrah bersama sang bapak gagal. Tetapi ia dan bapaknya tidak kecewa, mereka tetap bersabar. Belum selesai musibah yang dialami oleh Nadia, musibah yang lainpun datang, Farhan menelpon dan meminta maaf sebelum mengutarakan maksudnya, Farhan membatalkan rencananya untuk menikahi Nadia karena orang tua Farhan telah mencarikan jodoh untuknya. Hati Nadia hancur, seandainya saja pesan Mas Rahman lebih dulu sampai kepadanya, Nadia pasti sudah sangat bahagia sekarang.
Doa Nadia akhirnya dikabulkan oleh Allah, pihak BRI menelpon Nadia dan mengatakan bahwa Nadia berhasil menjadi pemenang umrah untuk tahun ini, tiket umrah untuk 2 orang dan akan berangkat satu setengah bulan lagi. Nadia dan bapaknya sangat senang sekali mendapat rezeki dari Allah itu, meskipun bapaknya sudah naik haji, tetapi Nadia ingin mengajak bapaknya lagi untuk umrah, sebagai pengganti ibunya yang belum pernah menginjakkan kaki di tanah suci.
Setelah semua rangkaian umrah dilakukan, Nadia dan bapaknya mengunjungi Jabal Rahmah, tempat Adam dan Hawa bertemu pertama kali di bumi. Saat mereka ingin turun, tidak disangka-sangka, Farhan datang bersama orang tuanya menghampiri Nadia dan Bapaknya, Farhan bercerita kalau ia tidak jadi menikah dengan wanita yang telah dipilih oleh orangtuanya, wanita itu telah menikah dengan laki-laki lain di Jakarta. Untuk kedua kalinya Farhan meminta Nadia untuk menjadi istrinya, Nadia memandang bapaknya dan bapaknya tersenyum bertanda setuju. Akhirnya Farhan dan Nadia melangsungkan pernikahan di Masjidil Haram. Sekarang mereke berdua hidup dengan sangat bahagia karena dikaruniai anak berusia 3 tahun dan mempunyai usaha yang berkembang dengan baik.
Kekurangan:
Tidak ada balasan yang setimpal bagi Pegawai Kantor Kehutanan yang menuduh Nadia menyelewengkan uang dana proyek yang benar-benar membuat pembaca merasa geram.
Kelebihan:
Penulis novel Jangan Pernah Menyerah ini benar-benar membuat pembaca bisa merasa ikut atau masuk menjadi tokoh-tokoh yang ada di dalamnya. Bahasa yang digunakanpun adalah bahasa yang cepat dimengerti, bahasa yang sederhana tapi mengena di hati. Novel ini dapat menjadi inspirasi bagi wanita-wanita di atas 17 tahun dalam mengambil sikap jika menaruh hati pada lawan jenis. Bukan hanya itu, novel ini banyak berisikan nama-nama penulis dan tokoh-tokoh hebat baik dalam negeri maupun luar negeri sebagai tokoh-tokoh inspirasi dalam novel ini. Alur cerita yang jatuh bangun bagi tokoh Nadia ini membuat setiap pembaca pasti merasa kagum terhadapnya. Kagum terhadap ketegaran hatinya dan kekuatan imannya sehingga pada akhir cerita Nadia bahagia dengan suami dan anaknya.