KEBIJAKAN PEMERINTAH MENAIKKAN BBM MEMBUAT RAKYAT GEGANA

Ekonomi, Non Fiksi, Opini

KEBIJAKAN PEMERINTAH  MENAIKKAN BBM  MEMBUAT RAKYAT GEGANA

KEBIJAKAN PEMERINTAH MENAIKKAN BBM
MEMBUAT RAKYAT GEGANA

Kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) yaitu dari Rp. 6.500 menjadi Rp. 8.500, di bawah pemerintahan Presiden Jokowi-Jk membuat rakyat gegana (gelisah, galau, merana ) mengapa tidak ?, karena dengan rencana pemerintah tersebut dalam menaikkan BBM membuat harga segala kebutuhan pokok juga melambung naik. Dan sebagian besar Ibu rumah tangga mengeluhkan akan kenaikan segala kebutuhan pokok tersebut, karena uang belanja yang dipersiapkan untuk membeli bahan pokok tersebut kurang, karena harga bahan pokok yang naik tidak di imbangi dengan uang yang telah mereka persiapkan untuk membeli bahan pokok seperti beras, minyak goreng, dan sebagainya.
Dana bantuan yang diberikan kepada rakyat miskin yang diberi nama dengan dana kompensasi sejumlah Rp. 400.000 merupakan dana bantuan yang tidak sebanding dengan harga kenaikan sembako yang juga ikut naik akibat terkena imbas dari kenaikan BBM tersebut. Apalah arti uang dari dana bantuan sejumlah Rp. 400.000 dibandingkan dengan segala kebutuhan pokok yang serba naik, seperti kenaikan harga cabe yang kini melonjak tinggi menjadi 80 atau 90 ribu per kg. Harga cabe saja melonjak tinggi sampai Rp. 90.000 per kg, belum lagi kebutuhan pokok lainnya seperti beras, uang Rp.400.000 tidak ada artinya dengan segala kenaikan harga bahan pokok tersebut, dimana jumlah dana bantuan tersebut hanya bersifat sementara, tidak dapat menjamin kehidupan mereka kedepannya setelah uang itu habis, dimana dengan harga sembako yang melambung naik uang tersebut kurang lebih dalam satu minggu sudah habis. Belum lagi dana kompensasi tersebut pembagiannya belum merata, masih banyak dari rakyat miskin yang belum mendapatkannya dan bahkan orang yang terbilang mampu dapat menikmati dana kompensasi tersebut. Lalu dimanakah keadilan itu berada ?
Alasan pemerintah dalam menaikkan harga BBM adalah karena BBM yang disubsidi oleh pemerintah hanya dinikmati oleh segelintir rakyat miskin dan lebih banyak dinikmati oleh masyarakat menengah atas, merupakan suatu alasan yang tidak logis, dimana diantara berjuta-juta orang Indonesia pengguna motor juga terdapat banyak rakyat yang termasuk ke dalam golongan orang miskin.
Dalam pikiran saya bergejolak pertanyaan, apakah presiden Jokowi-Jk dalam pemerintahannya hanya memikirkan rakyat pada golongan miskin saja ?, bagaimana dengan golongan rakyat yang menengah atau kehidupannya biasa-biasa saja, yaitu tidak dapat dikatakan sebagai rakyat dalam golongan kaya atau miskin ?, dengan segala kenaikan harga bahan pokok yang melonjak akan membuat rakyat dalam golongan biasa-biasa saja tersebut akan susah bahkan sengsara, dan alasan pemerintah untuk mensejahterakan rakyat miskin dengan menaikkan harga BBM dirasakan gagal, karena dana bantuan yang diberikan pemerintah tersebut dirasakan kurang, tidak sebanding dengan segala kenaikan harga bahan pokok yang melambung tinggi, belum lagi pembagian dana kompensasi yang tidak tepat sasaran yaitu masih banyak dari rakyat miskin yang belum mendapatkannya dan bahkan orang yang terbilang mampu dapat menikmati dana kompensasi tersebut.
Dengan berbagai dampak negatif yang terjadi atas kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM, seharusnya pemerintah lebih merencanakan hal itu dengan mempertimbangkan segala dampak yang ditimbulkan dari sebuah kebijakan, dalam hal ini kebijakan dalam menaikkan harga BBM subsidi.


Tinggalkan Balasan