KEKREATIFAN SEORANG HABIBBURRAHMAN EL-SHIRAZY PADA PENULISAN NOVEL “KETIKA CINTA BERTASBIH”
Habiburrahman adalah seorang pengarang muda yang mempunyai nama panggilan akrab kang abiq, yang bercirikan pada setiap novel beliau ditulis berlandaskan tentang kisah-kisah romantis namun tetap bernuansa islami serta beberapa gaya bahasa yang ditulis beliau penuh dengan motivasi yang ditujukan kepada setiap pembaca novelnya. Banyaknya tulisan-tulisan yang beliau buat sudah dijadikan film pada dunia perfilman seperti karyanya yaitu: Ketika Cinta Bertasbih, Ayat-ayat Cinta dan lainnya yang sudah termasuk best seller karena kemahiran beliau dalam penulisan prosa fiksi sehingga beliau sendiri dijuluki si tangan emas,setiap karya yang ditulis dari tangan beliau dapat melahirkan cerita-cerita yang membangun jiwa keislaman yang masih tetap dapat bercirikan romantis.Karena kemahiran beliau pada setiap novel-novelnya akhirnya pada dunia kesastraan karya-karyanya sudah akrab pada setiap orang yang mengetahui atau yang membaca novel dalam sebuah karya yang diciptakan kang abiq terssebut. Disini saya akan menganalisi kekretifan pengarang dalam sebuah novel beliau yang bejudul Ketika Cinta Bertasbih. Pada pembuatan novel ini yang masih mencerminkan nuansa keislaman yang tetap romantis pada setiap kata-kata yang ditulis. Di sini pada pembuatan novel tersebut mengambil setting tempat di Mesir, hal ini terjadi karena ternyata Habiburrahman El-Shirazy pernah melanjutkan pendidikan di Kairo Al-azhar Mesir sehingga beliau tahu pasti tentang politik maupun kehidupan yang terjadi di Mesir serta Indonesia sebagi tempat tinggal beliau saat ini. Kang abiq memang kini telah tinggal di Indonesia sehingga beliau mengambil latar tempat pada dua negara ini. Unsur keislaman yang tergambar pada novel tersebut di latar belakangi karena pengarangya dahulu juga pernah menjadi seorang santri pada salah satu pondok pesantren yang berada di negara Indonesia.
Pada latar belakang pembuatan novel ini kang abiq memberikan pesan yang sangat indah yaitu ungkapan rasa cinta terhadap Sang Pencipta alam semesta ini, rasa cinta yang hanya ditujukkan untuk Rabb sangatlah indah, segala takdir yang sudah menjadi ketetapan illahi serahkan pada-Nya dan selalu yakin semua pasti dipilihkan yang terbaik dari yang terbaik untuk setiap makhluk-Nya, tak terkecuali tentang jodoh, hal inilah yang menjadi topik pada umumnya yang tergambar pada cerita novel ini. Kang abiq sengaja mengambil topik tentang perjodohan dikarenakan kebanyakan masyarakat khususnya bagi pemuda-pemudi saat ini menganggap perjodohan adalah masalah yang rumit dalam memilih pasangan yang setia dan akan menerima pasangannya dengan ikhlas. Hal inlah yang menjadi alasan mengapa penulis best seller ini menganggat tema tentang perjodohan. Yang menceritakan tentang tokoh pada novel yang beliau ciptakan begitu berusaha dan tidak berputus asa dalam mendpatkan jodoh yang diimpikannya, sehingga pada akhirnya tokoh tersebut mendapatkan pasangan hidu seperi yang diinginkannya. Hal inilah juga yang dijadikan pesan dalam pembuatn novel tersebut, jika ingin mendapatkan jodoh yang diinginkan sebaiknya seseorang itu dapat berusaha dengan tetap semangat dan tidak berputus asa karena semua ini adalah takdir yang telah ditetapkan sang illahi. Jadi bersabarlah dalam mencari ridho dan berkahnya jika ingin mendapatkan apa yang diharapkan dan diinginkan oleh setiap insan dalam hidupnya.
Keunikan dari novel ini juga terlihat dari bagaimana pegarng muda tersebut dengan nyata ingin melawan realitas kehidupan negatif, kini bukanlah modern, tetapi zaman jahiliyah seperti menganggap aneh perbuatan positifyaituseperti: kejujuran, insan yang mengagungkan Allah, manusia berbuat baik, dan nyaris semua pemikiran positif lainnya. Setiap nafas, ruh, dan geliat dalam kehidupan digambarkan terfokus kepada Allah, Sang Pencipta. Novel ini juga menggali secara rinci kehidupan yang sebenarnya di mata Tuhan, harmonisasi yang saling menguntungkan dan menyelamatkan, saling memperhatikan, saling menggapai kemaslahatan, bukan saling merugikan.Serta rasa cinta yang diridhoi Allah di mana cinta pun dapat bertasbih, mengucapkan Subhanallah (Maha Suci Allah) inilah keunikan dari beberapa pemikiran dalam setiap orang yang membaca novel tersebut.