Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi Mengadakan Lomba Baca Puisi
Dalam rangka dies natalis program studi (prodi) Agroekoteknologi ke-6, mahasiswa Agroekoteknologi Fakultas Pertanian (Faperta) mengadakan lomba baca puisi pada Sabtu (27/12) lalu. Lomba ini diadakan di hari pertama acara. Bertempat di aula Pertanian Faperta, lomba ini dikhususkan untuk mahasiswa prodi Agroekoteknologi.
Saat ditemui di aula pertanian, Fahmi selaku ketua panitia menjelaskan, lomba puisi ini diadakan untuk mengetahui mahasiswa-mahasiswa Agroekoteknologi yang berbakat dalam hal membaca puisi. “Dulu baca puisi hanya sebatas memeriahkan, sekarang kami ingin mengetahui mahasiswa yang memiliki potensi dalam membaca puisi. Tujuannya agar jika ada perlombaan kami dapat mengutus mahasiswa itu,” terangnya di sela-sela kesibukannya mengatur acara.
Selain lomba baca puisi, lomba-lomba lain yang diadakan yakni futsal, akustik, pentas seni, dan terakhir lomba bakti lingkungan. Lomba puisi diikuti oleh 10 peserta, akustik 9 peserta, futsal 6 kelompok. Sedangkan lomba lain akan menyusul.
Kegiatan yang bertemakan tumbuh dalam keluarga, berkembang dalam satu cinta ini, dilaksanakan selama lima hari, terhitung dari hari Sabtu tanggal 27 sampai acara puncak pada 31 Desember nanti. “Pada malam 31 itu, kami akan mengumumkan pemenang-pemenang lomba, karena malam itu malam puncak sekaligus hari dies natalis prodi Agroekoteknologi” ujar Fahmi.
Meskipun dipersiapkan hanya sebulan, acara ini tidak menemukan rintangan yang berarti. Masalah hanya bersumber dari keuangan, karena dana yang ada hanya 800.000. Uang sejumlah 700.000 rupiah bersumber dari ioma, dan sisanya bersumber dari himpunan mahasiswa agroekoteknologi. “Hanya masalah keuangan saja tempat kami menemukan sedikit masalah” ujar Desi Afriani, salah satu panitia acara ini.
Adapun harapan dari ketua panitia sendiri, semoga acara selanjutnya lebih meriah dari acara dies natalis. Dan Desi Afriani menambahkan, bahwa ia sangat ingin program studi Agroekoteknologi semakin maju, baik di tingkat Universitas Mataram, bahkan sampai ke nasional. (aap)