Memaknai Malam Pergantian Tahun

Opini

Memaknai Malam Pergantian Tahun

Pergantian tahun merupakan hal yang dinanti – nanti bagi sebagian orang terutama kaula muda yang memang sudah jauh-jauh hari merencanakannya. Perayaan tahun baru biasanya disambut dengan peniupan terompet bareng-bareng (sampe sekarang belum tahu, kenapa kalo yang ditiup terompet? Gak penah kepikiran juga ya.. Bagaimana kalok dimalam tahun baru ternyata malaikat Isrofil juga ikut niup terompet? :D). Banyak anak muda yang berkeliaran di malam tahun baru, mereka ada yang keluar beramai-ramai dengan cara berbonceng-boncengan naik motor, ada juga naik mobil sayur bahkan ada juga yang lebih ekstrim dengan jalan kaki. Tak peduli hujan, becek gak ada ojek mereka tetap bersikukuh untuk menerobos segala hambatan yang menyebabkan kegagalan rencana tahun baru.

Menurut saya perayaan pergantian tahun atau yang lebih kita kenal dengan sebutan malam tahun baru merupakan perayaan yang tidak harus dimeriahkan dengan pesta kembang api, hura- hura, maupun pawai keliling kota dengan menggunakan motor yang super gede suara knalpotnya(kajuman). Malam tahun baru bisa kita meriahkan dengan cara berkumpul bersama keluarga memanjatkan doa semoga diawal tahun ini “everything is gonna be alright” (aamiin), atau yang lebih ngenesnya lagi buat para mahasiswa seperti saya, perayaan malam tahun baru dimeriahkan dengan bom bardir tugas dari bapak dan ibu dosen tercinta.

Adapun pendapat lain mengenai pergantian dan perayaan tahun baru dari beberapa teman saya, sebut saja namanya Erna. Gadis berjilbab ini mengungkapkan bahwa tahun baru merupakan sebuah anugrah sekaligus tantangan menghadapi persaingan zaman. Dia biasa memeriahkan acara malam pergantian tahun berkumpul bersama keluarga sambil bakar – bakar ikan.

Lain lagi dengan pendapat cowok jangkung ini, Ade Nora. Ia mengatakan “namanya juga tahun baru.. ya semuanya harus baru dan baru”. Dia memeriahkan malam tahun baru dengan jalan jalan, party, dugem, minum – minum kemudian nyemplung ke laut.

Banyak pendapat dan persepsi yang bermunculan ketika kita menyebut tentang malam pergantian tahun dan pastinya persepsi itu berbeda – beda. Ada luapan gembira, perasaan duka, juga ada yang memaknai biasa-biasa. Ini semua, tergantung pada siapa yang memaknai. Yang pasti adalah usia bertambah dan dari sisi yang lain jatah menikamti dunia akan semakin habis. Tapi yang terpenting, bagaimana cara kita memaknai sesungguhnya arti dari pergantian tahun itu sendiri. Tentunya dengan cara yang berbeda – beda.

Semoga ditahun 2015 nanti kita menjadi sosok manusia yang bermanfaat untuk sesama, membanggakan kedua orang tua dan jauh lebih baik lagi dari tahun sebelumnya. Semoga harapan ini saya ungkapkan disertai usaha untuk mewujudkan (aamiin)

Akhir kata, Selamat Tahun Baru 2015 . . .


Tinggalkan Balasan