Menggenggam impian

Cerpen, Fiksi

Menggenggam impian

Pagi menjelang , matahari mulai memasuki peredarannya , kokokan ayam jantan, kicauan burung yang merdu dan di iringi embun pagi yang sejuuk. Udara dingin di pagi ini masih terus menggerogoti tubuhku hingga terasa ke sendi-sendiku , rasanya enggaan untuk memisahkan ubuhku dengan selimut hangat inibahkan rasanya berat untuk beranjak dari tempat tidur ini .
“naya .. nayaa … bangun sayag udah pagi , ayok kesekolah entar telaaat …” terdengar suara yang keras diiringi ggedoran pintu dari arah pintu kamar ku ,
Ya , wanita setengah baya itu adalah mamaku , tepat pukul 06-00 dia selalu membaangunkan ku dengan cara menggedor pintu kamarku , sampai aku bangun dan beranjak dari temoat tidurku .
“iaa maaa , ne dah bangun ” jawabku dengan nada yang masih mengantuk
Aku langsung bergegas menuju kamar mandi
“” byuuur byurrrr “ suara air dari arah kama mandiku ,
Setelah semua persiapan seelesai , aku langsung bergegas menuju meja makan , seperti biasa , hidaanngan sarapan pagi yang tersediaa di meja makan bisa di atakan lengkap , memeuhi empat sehat lima sempurna , di depan hidangan dua orang yang sangat aku sayangi sudah menaanti , mereka adalah mama dan papa , aku adalah seorang anak tunggal terlahir dari keluarga pengusaha yang sangat berkecukupn , sehinngga setiap kebutuhanku selalu terpenuhi dengan mudah ,
Aku merasa hidupku memang slalu berutung , memiliki oranng tua yang mampu memenuhi semua kebutuhaan dan keingnanku , teman-teman yang baik dan semua fasilitas mewah dari papa .
Aku merasa hidup ku sempurna , meski aku tau , kesempurnaan itu hanya milik sang kuasa ,
Hari-hari pun berlalu , aku semaakin di manjakan dengan glamor duniayang sangat mudah aku dapatkan , hampir tidak ada rintangn agiku , semua kesenangan ada di tangan ku .
Waktu menunjukan pukul 7: 00 , aku harus segera berangkat ke sekolah , mengingat pagi ini try out yang pertamaa di sekolah , aku langsung berpamitan kepada kedua orang tuaku .
Beberapa maktu kemudian , try out di mulai , suasana tegang , hening naann sepi menyelimuti ruang ujian , ku baca setiap soaal yang ada di lembar ujian , nihil tak ada satupun yang bisa aku jawab , ku pandangi satu persatu teman ku yang tengah sibukk menjawab soal .
Ya , hanya aku , hanya aku yang tak bisa menjawab segelintir soal ini ,30 menit telah berlaly kuliah lembar jawanku masih saja kosong , iiaa satupun tak ada yang mampu aku jawab , jalannya ujian sangat di awasi dengan ketat sehigga tak ada cela untukku meminta jawan kepada temankku .
1 jam berlalu , aku semakin resah sampai akhirnya aku memutuskan untuk menyilang semua jawaban semampuku .

***
Hari – hari berlalu , masa try outpun berakhhir sudah , entahlaha aku hrus meenunggu hasil try outku meski aku tidak yakin akan mendapatkan hasil yang bagus , hari – hari kuwati bersama teman-temanku , 1 bulan berlalu , waktu menunjukan pukul 7:00 , aku mulai memasuki gerbang sekolahku , terlihat teman-temanku berlari menuju madding sekolahku .
“maaf , di mading ada pengumuman apa ?” tanyaku pada salah satu temanku
“pengumuman try out kemaren , gosipnya sih banyak yang lulus dan hanya 2 orang yang tidak lulus ”
Duaaaaaaar , seperti petir yang menyambar di dalam hati , aku takut dari dua orang itu salah satunya ada namaku ,
“ya , aku harus melihatnya , , apapun resikonya , harus aku terima ”
Tanpa berfikir lagu , aku langsungg berllari menu madding , ku perhatikann satu ersatu derean nama peserta yang di temple disana , ku cari namakau denngan penuh teliti ,
“naya ratu medita , yah ini namaku ” ku perhatikan dengan baik dan , duaaaar kedua kaki ku lemas dan seperti yang aku takutkan , agilagi ak tidak lulus dalam ujia , kali ini penyesalan sangat menyelimuti hatiku , kupandangi setiaptemanku yng senanng dengan kelulusannya , iri terasa dalam hatiu ,
“Naya, kamu kenapa ? kamu lulus kan ? “ Tanya putri kepadaku dengan penuh hatihati
Aku mengelengkan kepala , mengisyaratkan kepadanya
“sabar ya , ini beum finisnya , try out lain dan ujian-ujian lainya masih menunggu , kamu harus berusaha , dan jangan sampai keggalan ini terulang kembali “ .
Yaa , aku harus berusaha , kata-kata temanku itu , membuatku untuk bersemangat kembaali , aku harus bisa membanggakan orantuaku dengan nila-nilai terbaikku , namun kali ini mereka tidak boleh tau tentang kegagalanku ini , aku harus berusaha semampuku .
Hari-hari berlalu , kini hari-hariku di temani dengan buku-bukuu pelaajaran , memang sulit bagiku untuk mengawali semua ini , dan meninggalkann kebiasan lamaku yang bergantuk dengan fasilitas-fasilias dan baraang-gbarang mewah yang membuatkuulupa dengan kewajibanku sebagai peajar , kini aku harus meninggalkan kebiasaan buruk ku itu .
Hari terus berjalan, kini aku sudah mulai terbiasa denngan kebiasaan baru ku ini , setiap hari perubahan pada dirikuu mulai terlihat , ketika pelajaran di mulai , aku mulai aktif bbertanya dan menjawa soal-soal yang di lontarkan oleh guru0guruku itu dengan mudah dan benar . aku mulai merasakan hidup ku yang baru , lebih mandiri dan lebih bisa menguasai materi pembelajaran .
Ujian demi ujian aku lewati , aku sudah tidak khhawatir lagi engan kemampuanku , kini aku lebih percaya diri , soal demi soal aku jawab dengan mudah , meski beberapa soal sulit untuk ku ecahkan namun akhirny aku bisa menjawabnya .
Satu bulan berlalu , nilai ujianpun telah keluar dan seperti biasa di pampang di madding sekolah , saat ini kekhawatirranku mulai tumbuh , aku segera brgegeas ke madding dan mencari namaku , sampai ketemu dan ya ketemu naya ratu medita , yaaaa seperti yang akuharapkan , aku lulus dengan nilai terbaik , rasaa bahagia yang saat ii aku rasakan tak mampu aku gambbarkan , rasa bangga , dan tidak percaya bercampur aduk dalam hatiku ,
Ya bagaimana tidak baru kali ini aku lulus dengan usahakku sendiri mndapat nilai terbaik lagi , kini aku merasa kebahagian sejati ketika kita berhasil dengan usaha kita sendiri .


Tinggalkan Balasan