MITOS DI BALIK KEINDAHAN TAMAN NASIONAL KELIMUTU
Danau Kelimutu merupakan danau kawah yang terletak di puncak gunung Kelimutu di desa Pemo, Kecamatan Kelimutu, Ende Flores Nusa Tenggara Timur yang muncul akibat meletusnya gunung Kelimutu. Danau ini dikenal dengan danau tiga warna yang berbeda yaitu, merah (sekarang berwarna biru muda), putih (sekarang hitam) dan biru (sekarang berwarna biru kehijauan). Ketiga warna pada masing-masing danau ini bisa berubah dengan seiring berjalannya waktu.
Bukan hanya keunikan warna danau yang dapat berubah, tempat wisata gunung Kelimutu juga memiliki pemandangan yang eksotis. Ciri khas puncak gunung dengan flora yang masih sangat asri mampu memanjakan mata para wisatawan yang datang ke tempat ini. Bagi setiap orang yang pernah menikmati sunrise atau matahari terbit, puncak kelimutu dianggap sebagai salah satu tempat yang strategis untuk menikmati pemandangan tersebut. Untuk dapat menjangkau danau ini, wisatawan dapat menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua dengan waktu perjalan yang 2 jam dari Kota Ende.
Terlepas dari keindahan alam yang begitu menawan, taman nasional ini dipercaya sebagai tempat yang sakral dan mistis oleh masyarakat sekitarnya. Konon danau atau tiwu (sebutan untuk danau bagi masyarakat setempat), Kelimutu memiliki mitos yang masih cukup kuat di masyarakatnya. Masyarakat percaya warna-warna yang terdapat pada tiap danau memiliki arti dan kepercayaan sendiri. Menurut kepercayaan masyarakat, danau berwarna biru Tiwu Nuwa Muri Koo Fai dipercaya sebagai tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah Tiwu Ata Polo yang sekarang telah berubah menajdi warna biru dipercaya merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah mening
gal, dan yang selama hidupnya selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan pada danau putih yang sekarang telah berubah warna menjadi hitam Tiwu Ata Mbupu merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal. Arwah-arwah orang yang telah meninggal akan masuk ke dalam salah satu danau tergantung dari usia dan perbuatannya.
Waktu berkunjung ke puncak gunung Kelimutu sangat dibatasi. Menjelang petang, kawasan tersebut sudah sepi oleh aktivitas pendakian. Konon, masyarakat setempat percaya bahwa pada malam hari akan ada kehidupan di atas puncak gunung tersebut. Masyarakat mengatakan bahwa mereka sering sekali mendengar aktivitas seperti orang yang sedang menenun ataupun melakukan aktivitas lainnya. Mereka percaya bahwa aktivitas tersebut dilakukan oleh arwah para leluhur dan orang-orang yang telah meninggal. Selain mitos tentang arwah para leluhur dan orang yang telah meninggal, ada juga mitos tentang jumlah anak tangga menuju ke tugu taman nasional ini. Banyak orang yang pernah berkunjung mengatakan, walaupun mereka bersama-sama mencoba menghitung berapa jumlah anak tangga menuju tugu tersebut, hasilnya akan selalu berbeda atau bahkan lupa telah sampai pada jumlah anak tangga yang ke berapa. Sebagian percaya bahwa ini termasuk bagian dari mitos dan sebagian beranggapan bahwa hal tersebut terjadi karena ju mlah anak tangga yang sangat banyak sehingga bisa saja terjadi kekeliruan pada
saat melakukan penghitungan secara iseng tersebut.
Terlepas dari mitos yang menyelimuti keindahan taman nasional Kelimutu, wisatawan tetap menganggap bahwa Kelimutu merupakan tempat wisata yang wajib untuk dikunjungi karena keunikan serta keindahan alam sekitarnya yang eksotis dan masih sangat alami. Bukan hanya pemandangan yang indah, masyarakat sekitar tempat wisata danau Kelimutu juga sangat ramah sehingga danau Kelimutu patut dimasukkan ke dalam daftar tempat wisata yang wajib dikunjungi dan merupakan salah satu keajaiban dunia yang harus dijaga dan dilestarikan.