ORNAMEN BUDAYA DALAM MUSHAF GUMI PATUT PATUH PATJU

Artikel, Budaya & Folklor, Non Fiksi

Foto1726

Budaya merupakan identitas. Budaya menhasilkan kebudayaan, kebudayaan mencerminkan pola fikir dan pola masyarakat. Penyusunan Mushap Al-Qur’an Gumi Patut Patuh Patju diawalai dari gagasan Bupati Lombok Barat, Dr. H. Zaini Arony, M.Pd. Khazah budaya yang ada di Lombok Barat dijadikan desain ornament dari mushaf ini. Mushaf Gumi Patut Patuh Patju menampilkan stilisasi beragam ornament yang mempresentasikan khazanah budaya Lomok Barat (suku sasak) yang telah dikenal luas dan menyatu dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Lombok Barat. Ornamen-ornamen tersebut sarat dengan makna filosofis religious, diantaranya adalah:

  1. Lawang Kuri

Lawing Kuri adalah representasi dari pintu kerajaan (symbol kemuliaan/keagungan),

Ornamen berbentuk pintu pada cover mushaf ini mengisyaratkan bahwa menuju suatu tempat atau kondisi yang diharapkan tentu diawali membuka pintunya. Penggunaan pintu bisajuga bermakna ada rahasia didalamnya yang harus disingkap. Dengan ornament Lawang Kuri sebagai cover meshaf diharapkan kita selalu membuka dan membaca Al-Qur’an beserta isi kandungannya guna difahami dan diamallkan dalam kehidupan sehari-hari agar memperoleh berkah dan kebahagiaan,

  1. Lumbung

Lumbung menandakan pusat kemakmuran masyarakat sekaligus mencerminkan perencanaan ekonomi keluarga yang baik dalam bentuk pengelolaan harta untuk konsumsi sehari-hari, untuk kebutuhan pendidikan, kesehatan, ibadah, serta untuk menyiapkan bibit dan modal kerja berikutnya. Lumbung mempunyai empat tiang penyangga yang merepresentasikan kerjasama yang baik antara Nyaka (Pemerintah), Guru (cerdik, Pandai), Pandita (Tokoh Agama), dan Kira (Tokoh Masyarakat), sebagai penopang utama kemakmuran masyarakat. Penggunaan symbol lumbung yang ditempatkan di abgian atas tiap halaman isi, serta pada awal dan akhir mushaf, mengandung makna bahwa isi kandungan Al-Qur’an bila difahami dan diamalkan dengan benar secara utuh akan membimbing ummat dalam memperoleh kemakmuran.

  1. Ornamen Mandalika

Mandalika adalah tumbuhan liat dengan bunga yang indah. Bunga Mandalika bisa diolah menjadi obat penyerap racun. Al-Qur’an sendiri oleh Allah telah diturunkan dan dijadikan obat (syifa’) bagi manusia. ornament ini mendominasi iluminasi secara keseluruhan, baik di cover maupun di halaman-halaman isi. Hal ini untuk lebih menonjolkan Al-Qur’an sebagai obat bagi banyak macam penyakit, terutama penyakit jiwa.

  1. Kembang Laos

Ornament ini biasanya dipakai sebagai ukiran di bagian bawah batu nisan. Iluminasi berupa ornament ini digunakan pada cover dan di setiap halaman mushaf baik ditiang dan blandar brugaq maupun pada bagian-bagian lain. Ini mengisyaratkan agar manusia selalu mengingat mati agar dalam menjalani kehidupan tidak melanggar norma-norma kebenaran dan kebaikan, karena dibalik kematian aka nada kehidupa baru yang abadi, kebahagian atau kesengsaraan. Ajaran-ajaran yang terkandung di dalam Al-Qur’an mempunyai visi jauh ke masa yang akan datang karena ajaran-ajarannya memberikan bekal untuk menghadapi kematian agar memperoleh kebahagiaan yang abadi di akhirat kelak.

  1. Pucuk Pakis dan Pucuk Rebung

Ornament ini merupakan pemanis dan pengisi ruang kososng yang menghadirkan kebaikan, keindahan, dan memberi manfaat dalam setiap keadaan yang diisinya. Oleh karena itu iluminasi mushaf punggel pucuk pakis dan rebung digunakan untuk memperindah dan melengkapi ornament yang ada dicover dan halaman-halaman khusus, seperti awal mushaf, awal juz, akhir mushaf, dan pada umpak berugaq di tiap halaman.

  1. Motif Songket Subahnala

Motif ini menganjurkan masyarakat Sasak untuk mengekspresikan kegembiraan dan kekaguman atas ciptaan Allah dengan mengucapkan kalimat Subhanallah (Mahasuci Allah). Dengan begitu pembacanya akan senantiasa ingat kepada Allah. Kalimat thayyibah ini meski ringan dibaca tapi memiliki bobot timbangan amal yang sangat berat di sisi Allah. Ornament motif ini ditata secara apik pada cover mushaf untuk memberikan makna spiritual dan keindahan dalam lingkungan yang ditampilkan.

  1. Berugaq

Bangungan semi public masyarakat Sasak yang menjadi artsitektur penunjang dalam konsep rumah Sasak. Ornament-ornamen pada tiang berugak berserta umpaknya digunakan untuk membingkai teks Al-Qur’an di setiap halaman mushaf ini. Bangunan ini melambangkan keterbukaan masyarakat Sasak dalam menerima siapa saja yang datang dan terbuka dalam membahas masalah-masalah bersama. Penempatan ini dimaksudkan agar setiap pembaca mau membuka diri secara ikhlas dan fikiran yang jernih sehingga memahami makna Al-Qur’an sebagai hidayah Allah, sumber motivasi, dan khazanah ilmu kehidupan.

Itulah beberapa ornament budaya dalam Mushaf Gumi Patut Patuh Patju. Pemberian ornament dengan ragam hias budaya daerah yang indah dan penuh filosofi sejatinya untuk memotivasi ummat agar semakin mencintai kita suci Al-Qur’an sebagai kita suci yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad SAW.


Tinggalkan Balasan