pelajar bela negara

Non Fiksi, Opini

pelajar bela negara

Pelajar Bela Negara

Berbagai kasus yang melibatkan pelajar di mataram makin memprihatinkan. Mewabah bak jamur di musim hujan. Tawuran, pemerkosaan, free sex, narkoba, prostitusi, geng motor dan berbagai kasus lainnya yang menjadikan pelajar sebagai korban maupun pelakunya. Hal ini tentu saja tidak boleh dibiarkan. Sejatinya pelajar menikmati masa berkembangnya dengan belajar dan menggali potensi diri untuk prospek masa depan mereka sendiri, dan tentu saja untuk membangun negeri tercinta ini.
Berbagai bentuk kegiatan pun untuk membendung kegiatan ini dilakukan pemerintah,sekolah dan organisasi-organisasi yang peduli dengan pelajar. Salah satu usaha pemerintah dengan menjadikan pramuka sebagai kegiatan ekstrakulikuler yang wajib di sekolah-sekolah. Bukan berarti ekstrakulikuler yang lain gak bagus loh…
Mungkin, sobat-sobat pisi yang sudah pernah sekolah pasti sudah tidak merasa asing lagi dengan kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler di sekolah seperti pramuka, PMR, Rohis, PIK-R dan sebagainya.
Organisasi PII(pelajar islam indonesia) yang bergerak dibidang pelajar pun memberikan kontribusi yang cukup mem-back up problematika pelajar saat ini salah satunya adalah pelatihan Pelajar Bela Negara disingkat (PBN).
Apa itu pelajar bela Negara ?
pelatihan serupa Pelajar Bela Negara diselenggarakan di Sembalun, Lombok timur, NTB selama seminggu mulai tanggal 22-28 Desember 2014. Pelatihan yang diikuti oleh pelajar NTB dan Bali ini merupakan bentuk nyata kepedulian terhadap problematika pelajar.
kanda Wildan Alami , kortim (koordinator tim) instruktur pelatihan bela Negara.menurut beliau , “Pendidikan bela Negara itu untuk mengarahkan potensi-potensi militan pelajar. Daripada menjadi sebuah radikalisme semacam tawuran lebih baik militansi itu di arahkan ke sebuah patriotisme. Patriotisme pelajar.”
Lebih lanjut lagi, bentuk-bentuk kegiatan bela Negara ini bisa dalam berbagai hal, menurut kanda Wildan “patriotisme adalah bagaimana pelajar mengamankan patriotisme pelajar itu sendiri biar bisa membuat gerakan disiplioner sehingga bisa memberantas kenakalan remaja maupun pelajar aktif di kegiatan siaga bencana, pelajar pun bisa membantu militer untuk aktifitas-aktifitas pertahanan keamamanan”. Jadi, pelajar sendiri, bisa berkontribusi banyak untuk membantu sesama pelajar yang tentu saja lebih efektif dan praktiks, karena mereka lebih memahami problema-problema yang di hadapi sesamanya daripada orang dewasa.

Lalu, siapa ajah sih yang boleh mengikuti kegiatan ini ?
Menurut kanda Wildan diutamakan pelajar-pelajar yang memiliki bakat Jadi kekuatannya terukur karena beresiko tinggi. Melalui pelajar bela Negara ini mereka dapat mengukur kemampuan dan menemukan keterampilan yang sesuai dengan minat merka. Pelajar-pelajar yang berorganisasi dan rajin mengikuti kegiatan ekstrakulikuler pun berkompeten menjadi pelajar bela Negara.
Kapan pelaksanaan pelatihan bela Negara ini ?
Pertemuan antara Jenderal TNI Moeldoko didampingi Koorsalihi Panglima TNI, Mayjen TNI Wisnu Bawatenaya, Aspers panglima TNI M. Fuad Basya dengan Pelajar Islam Indonesia bapak Ali Hamzah, rencana pelatihan bela Negara akan dilaksanakan di 13 kota besar, dengan kegiatan praktek lapangan dan teori kelas. Dalam hal tersebut, panglima TNI menyambut baik. (http://www.tni.mil.id/)
Dengan didukung sepenuhnya oleh berbagai kalangan, diharapkan pelatihan bela Negara ini dapat mengatasi problematika pelajar dan mengarahkan militansi/semangat juang pelajar menjadi sebuah semangat cinta tanah air dan bela Negara.(NF)


Tinggalkan Balasan