Pemandu Wisata (Tour Guide) Tidak Tau Diri

Non Fiksi, Opini

Pemandu Wisata (Tour Guide) Tidak Tau Diri

Disini saya akan membahas bagaimana pekerjaan seorang tour guide itu, dalam dunia pariwisata di wajibkan ada yang namanya tour guide sebagai pemandu touris agar tidak tersesat dan untuk mencari tempat yang bagus untuk di kunjungi para touris, ketetentuan ini terutama bagi pramuwisata yang melayani wisatawan asing agar kualitas pribadi pramuwisata selalu mencerminkan indonesia serta menjaga valididas berbagai informasi yang akan di sampaikan kepada wisatawan termasuk pula kinerja pramuwisata dalam kaitannya dengan “ pihak pemakai ” yaitu biro perjalanan wisata yang membawa wisatawan.

            Tetapi kelihatanya berbalik seratus persen tentang pekerjaan seorang pemandu wisata pada umumnya etika atau kinerjanya sangat berbeda           terutama dalam memandu wisatawan, sering kita jumpai banyak tour guide membawa dan memandu wisatawan asing (mancanegara) dan lokal (dalam negeri) dari berbagai negara ataupun belahan dunia yang lainya pergi ke tempat- tempat wisata yang berada di indonesia ini khususnya di kota mataram NTB seperti Air terjun Senaru, pantai Senggigi, pantai Pink, pantai Tanjung Karang, Desa Sade, Rumah Adat Bayan, Sesaot dan sebagainya.

            Contoh cerita tentang tour guide tidak tau diri yang berada di Lombok Mataram, diatas adalah bagaimana peran seorang pemandu wisata yang semestinya. Tetapi pemandu wisata yang ada di lombok ini menyalah artikan pekerjaan menjadi pemandu wisata melainkan mementing pribadi dan egonya sendiri, para tour guide ini rata-rata yang di pentingkan adalah shoping saja, menghambur-hamburkan uang wisatawan yang di bawanya keliling mencari tempat yang bagus untuk di kunjungi sebaliknya mengajak wisatawan pergi ke tempat orang shoping dan makan-makan saja yang dilakukan. Parahnya lagi pemandu wisata di lombok ini sudah melakukan hal curang atau persekongkolan dengan pihak penjual di tempat wisata – wisata agar menjual barang dengan harga yang mahal atau dua kali lipat dari harga aslinya, dari hasil penjualan tersebut nanti akan di bagi dua dengan tour guide. bagaimana tidak bosan para wisatawan yang berkunjung ke pulau lombok ini jika perlakuannya seperti itu, wisatawan yang akan pergi ke pulau lompok pasti akan takut dan jera karena keinginannya atau tujuan untuk mencari tempat dan melihat keindahan yang bagus dari pariwisata pulau lombok menjadi negatif oleh para tour guide yang tidak bertanggung jawab.

            Oleh karena itu, kita selaku masyarakat lombok dan pihak yang berada dalam pekerjaan pariwisata harus merubah image negatif sebaliknya justru berintensi positif Tamu adalah Raja (menghargai, memberi kepuasaan, menyenangkan) karena itu dapat diharapkan berefek konstruktif. Pada perspektif ini dapat di mengerti betapa pentingnya yang ada dalam pekerjaan dunia pariwisata menanggapi peristiwa itu secara cepat agar tidak akan terulang kembali.

            Kejujuran dan Profesional

            Kita semua pasti ingin berubah dan ingin maju maka dari itu kita perlu menyadari betapa berharganya kejujuran, karena sifat wajib yang harus dimiliki oleh setiap manusia terutama orang bekerja di bidang pariwisata ( tour guide ) seperti cerita di atas.

            Kini dan kedepan nanti seseorang butuh jiwa profesional agar menjalankan pekerjaan dengan baik, tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan di kemudian hari. Siapun itu yang mampu bertanggung jawap atas pekerjaannya dalam bidang apapun jika ingin menjadi manusia yang sukses.


Tinggalkan Balasan