Penari Kecimol
Liukan tubuhnya yang gemulai
tangannya yang melambai
laksana ditiup angin sepoi-sepoi
matanya yang nakal
bibirnya yang merekah
dan semua itu mengguncang yang kurang
Terkadang menghentak seperti bumi berguncang
kian menggebu
ada yang berpacu dengan deru nafas tak beraturan
dan terputus-putus
kemudian tersengal
Cibiran sindiran itu ia simpan dalam-dalam
dalam senyum nakal menggoda
segepok uang lebih menggoda
iman, perut dan keadaan
Di jalan ia seperti kuda binal
kadang terbawa hingga asal
namun ada jua sekedar polesan
penghibur perut yang lapar.
tak ingin memaki atau menghina
tak ingin jua memandang takjub
tak ingin jua ada
namun tak ingin jua musnah
Kasihan, iba adalah kata
sebatas kata tanpa tanda
sampai kapan?
ntahlah