Pendidikan memanusiakan manusia?
Sudah hal yang lumrah bagi masyarakat Indonesia saat ini melihat prilaku generasi muda bangsa yang memilukan. Kebanyakan masyarakat Indonesia hanya terhenti pada rasa empati dan simpati terhadap masalah ini tanpa mau memberikan kontribusi untuk memecahkan masalah. Masyarakat Indonesia terlalu menyerahkan 100% pendidikan anak pada sekolah, tanpa ada penguatan kembali di rumah ataupun di lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan dan budi pekerti yang di ajarkan di sekolah hanya bertahan di lingkungan sekolah semata, setelah melewati berbang sekolah semua itu hanya angin lalu.
Dalam pemberitaan di media sudah banyak sekali kita temui prilaku-prilaku menyimpang para generasi muda (pelajar) yang selalu menghiasi layar kaca. Prilaku penyimpangan ini berupa tauran antar pelajar, geng motor, narkoba, pencurian, pemerkosaan hingga pergaulan bebas. Bahkan lebih mencengangkan lagi penyimpangan pun terjadi di sekolah, tempat dimana seharusnya para generasi muda dididik menjadi seorang manusia berkarakter. Penyimpangan di sekolah berupa kegiatan mencontek masal . Lebih menyedihkan lagi kegiatan mencontek masal ini dianggap lumrah, sudah membudaya dan bukan hal tabu lagi untuk dirahasiakan. Harus diingat, mutu pendidikan akan tetap jalan di tempat selama budaya contek massal tersebut dipelihara dan ditumbuh kembangkan, karena peserta didik menjadi malas berpikir, menjadi malas belajar, acuh tak acuh. Lebih jauh lagi prilaku mencontek ini akan membentuk dan menjadikan para generasi muda menjadi bibit-bibit koruptor.
Menjadi suatu mimpi belaka bagi Indonesia untuk mewujudkan masyarakat yang berkarakter jika lembaga pendidikan gagal membentuk generasi pembangun bangsa yang berbudi luhur, modern, dan cerdas. Sistem pendidikan yang selam ini berlaku menitikberatkan pada pncerdasan otak tanpa dibarengi dengan pencerdasan prilaku dan bagaimana mengaplikasikan ilmu pengetahuan dalam dunia nyata, artinya pengetahuan yang diperoleh sebatas wacana untuk memperoleh nilai yang baik. Sehingga tidak heran banyak pengangguran terdidik di semua penjuru negri sebagai bentuk kegagalan sistem pendidikan Indonesia.
Melihat hal ini pemerintah memang tidak tinggal diam, mereka melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan masalah tersebut, salah satunya penyelenggaraan pendidikan karakter. Namun hal ini pada akhirnya tidak berjalan dengan baik karena banyaknya kendala diantaranya kurangnya pemahaman pengajar tentang kurikulum, sarana-prasarana, masuknya unsur politik , dan lain-lain. Namun perlu diacungi jempol karena ini bukanlah hal yang gampang, semua ini dilakukan untuk menjadikan pendidikan Indonesia lebih baik. Walaupun sampai saat ini belum ada nampak perubahan yang signifikan dari berbagai peraturan dan kebijakan yang menelan dana yang tidak sedikit tersebut.
Saya akan mengutarakan sedikit pandangan tentang unsur penting untuk memberantas penyimpangan-penyimpangan tersebut. Pemberantasan penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh generasi muda saat ini dapat di minimalisir jika dilakukannya atau adanya kerja sama dari seluruh pihak baik itu sekolah , masyarakat, dan keluarga untuk memberikan pendidikan kepada generasi muda sehingga menjadi manusia sejati yang berkarakter dan mampu menghadapi perubahan dunia, karena seperti yang kita ketahui pendidikan tidak hanya terjadi di sekolah namun juga di lingkungan masyarakat dan lingkungan keluarga tempat dimana anak tumbuh dan berkembang.
Dari dunia pendidikan, memang sudah di berlalukan pendidikan karakter walau dalam pelaksanaannya masih tarik-ulur belum ada pemantapan dan kepastian akan pelaksanaannya namun ini merupakan lanfkah awal yang bagus untuk memulai tujuan pendidikan yaitu untuk memanusiakan manusia. Menurut saya apapun kebijakan pemerintah baik itu mengenai kurikulum 2006 ataupun kurikulum 2013, pengajaran tentang karakter haruslah tetap ada dan berimbang dengan pengajaran ilmu pengetahuan. Pengajaran tentang karakter tidaklah hanya selesai pada pengjaran-pengajaran abal-abal namun lebih jauh lagi guru sebagai pendidik harus memahamkan dan menyadarkan peserta didik tentang pentingnya budi luhur dan budi pekerti yang harus mendarah daging di hati dan pikiran generasi mudah hingga kita tidak menemukan lagi penyimpangan-penyimpangan seperti di sebutkan diatas.
Kita harus mulai berfikir dan mengambil tindakan sesuai bidang untuk memberikan kontribusi guna mencerdaskan generasi muda, tidak hanya cerdas otak namun juga cerdas hati dan prilaku. Hingga kita bisa menemukan cahaya yang lebih terang menuju masa depan gemilang. Cahaya yang akan membawa Indonesia menjadi negara yang maju. Negara yang diperhitungkan dan layak untuk bersaing dengan negara lainnya.
Kualitas pendidikan mencerminkan kualitas bangsa.