penggabungan HMPS PBSID pagi dengan sore
Isu penggaungan HMPS PBSID pagi dengan sore ditolakan dengan tegas oleh semua mahasiswa yang aktif berorgganisasi di HMPS. Penggabungan HMPS bukanlah ide yang bagus. Entah apa tujuan dari pihak petinggi kampus menggabungkan kedua Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) pagi dan sore. Terlontar dari salah seorang doseng mengatakian “kalian tidak ada bedanya, baik pagi maupun sore. Hanya berbeda jam masuk kuliah saja, lalu knapa HMPSnya harrus dipisah.”
HIMBASTRINDO (Himpunan Mahasiswa Bahasa Sastra Indonesia) reguler sore yang di ketuai oleh Syaendri Putrimenolah rencana yang dicanangkan pihak birokrasi mengena penggabungan dua HMPS tersebut yakni antara BASTRINDO (HMPS pagi) dengan HIMMBASTRINDO (HMPS sore). Bayu prtama selaku ketua HMPS pagi juga menolak rencana penggabungan kedua HMPS ini. Program kerja yang sudah disusun sedemikian rupa menjadi alasan utama yang dipegang oleh kedua HMPS ini untuk menolak penggabungan. seuanya telah disusun dan disepakati dalam rapat umum program kerja yakni rapat GBPKO (Garis Besar Program Kerja Organisasi). Program kerja yang telah dirancang dengan detail dan waktu yang telah ditetapkan untuk melaksanakan program kerja tersebut.
Penolakan penggabugan HPMS bukan hanya ditunjukan oleh ketua dari kedua HMPS ini namun juga penolakan tersebut datang dari penguru yang lain.alasan yang cukup rasional untuk menolak penggabunngan yakni mengenai jadwal. Tujuan utama kuliah adalah untuk belajar, jadi organisasi saya posisikan di nomor dua. Dalam rapat program kerja dan raat rutin yang dilakukan oleh HMPS. Kita harus mencuri-curi waktu kuliah, karena jam kuliah pengurus berbeda-beda. Walaupun pengurus HIMBASTRINDO pengurusnya berasal dari mahasiswa bahasa Indonesia reguler sore, namun tidak sedikit pula yang terkadang asuk pagi atau lebih awal dari yang semestinya dari jadwal yang ditetapkan olh akademik untuk reguler sore yang masuk jam 02:10. Karena tidak sedikit pula yang masuk pukul 11, 12, 12:30 bahkan ada yang lebih pagi lagi. Jadi untuk mengatur waktu rapat pengurus HIMBASTRINDO yang sejatinya semua mahasiswa sore sangat sulit. Apalagi akan digabung dengan mahasiswa dari HMPS pagi.
Berkaca pada UKM yang emeiliki anggota pagi dan sore, bahkan semua prodi bergabung jadi satu, mereka mampu membuat program kerja yang begitu dahsyat. Program kerja yang memakan waktu persiapan selama 9 bulan lamanya. Namun program kerja yang dijalankan adalah program kerja yang berbasis lomba. Sedangkan dalam HMPS program kerja yang diadakan lebih banyak bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pengurus bahakan anggota dari HMPS tersebut. Penguurus adalah mahasiswa yang aktif dalam HMPS tersebut, sedangkan anggota HMPS adalah semua mahasiswa program studi yang naungan HMPS tersebut. Anggota HMPS dari semester satu hingga lulus kuliah yang jumlahnya cukup banyak, sedangkan UKM anggota mereka tidak sebanyak HMPS. Jadi untuk mengembangkan kemampuan anggota UKM tidak begitu sulit, dengan ditunjang sekretariat tempat mereka berdiskusi dan lain sebagainya, sedangkan HMPS tidak. Lalu apa jadinya jika penggabungan HMPS tetap dilakukan, dengan angggota sebanyak itu. Lalu bagaimana bisa maksimal pengembangn potensi pengurus yang dilaksanakan leh pengurus inti.
Wacana yang dikeluarkan oleh ketua jurusan untuk menggabungkan kedua HMPS sudah sampai ke telinga semua pengurus HIMBASTRINDO. Pro dan kontra bermunculan. Setuju atau tidak penggabungan HMPS akan dilaksanakan pada keprngurusan tahun depan. Demikian yang diujarrkan oleh ibu Rohana Hariana Intiana selaku ketua jurisan Pendidikan Bahasa dan Seni.
Penolakan bermunculan dari pengurus HMPS khususnya dari kubu HIMBASTRINDO dengan alasan yang cukup kuat. Penggabunggan HMPS sampai ke telinga pengurus setelah ilakukan rapat pertimbangan bersaama ketua HIMBASTRINDO. Alasan penolakan penggabungan disampaiikan oleh salah seorang pengurus yakni mengenai perbedaan jam kuliah menjadi penyebab utama sulitnya penggabugan HMPS diwujudkan. Selain jam kuliah program kerja dari kedua HMPS juga telah dibentuk, baik program kerja jangka pendek maupun program kerja jangka panjang. Program kerja kecil yakni program kerjaa jangka pendek ang di khususkann kepada pengurus yakni kelas berbicara. Program kerja jangka panjang juga telah disusun akni program kerja umum yang dikhususkan pada semua mahasiswa FKIP yakni seminar bahasa. Penyusunan program kerja jangka pende maupun jangka panjang telah dirapatkan pada rapat umum GBPKO (Garis Besar Program Kerja Organisasi) dengan pembahasan program kerja satu periode kepengurusan.
Sejalan dengan uraian di atas HMPS pagi dan sore tidak ada bedanya. Hanya saja perbedaan jam kuliah juga kaprodi kita yang berbeda. Diutarakan oleh kaprodi bahasa Inggris pagi “ mahasiswa pagi dan sore tidak ada bedanya, di ijazahpun tidak ada bedanya, sama saja ijazah kalian, lalu kenapa HMPS nya ada dua?”. Juga ditambahkan oleh salah seorang dosen “jika penggabungan HMPS dilakukan, maka akan membuat nama HMPS menjadi semakin besar . dengan begitu manfaat yang didapatkan juga akan lebih banyak, dan tujuan penyelenggaraan akan lebih mudah tercapai” Pertanyaan yang masih terngiang di telingaku, mengapa jam kuliah dan kaprodi harus dibedakan?
Struktur anggota yang akan dibentuk dari penggabungan ini yakni mengkombinasikan antara mahasiswa pagi dan sore sebagai pengurus inti. Namun pasti akan terjadi persaingan anara keduanya, tidak akan ada yang mau kalah. Penggabungan pasti akan dilakukan pada kepengurusan baru. Namun pengurus lama kebanyakan tidak setuju akan penggabunggan ini dengan alasan seperti yang telah di paparkan pada paragraf sebelumnya. Namun jika harus terjadi penggabungan maka simpulan dari beberapa keinginan pengurus HMPS dianaranya tidak adanya mahasiswa pagi dan sore, tidak terjadi perbedaan jam kuliah, antara reguler pagi dan sore sama. Serta dana ioma untuk berkegiatan HMPS lebih banyak dari sebelumnya.