Perbandingan Cerpen Gerhana Karya Muhammad Ali dengan Cerpen Kuli Kontrak Karya Mochtar Lubis

Buku, Resensi

Perbandingan Cerpen Gerhana Karya Muhammad Ali dengan Cerpen Kuli Kontrak Karya  Mochtar Lubis

Hasil analisis perbandingan cerpen berdasarkan unsur instrinsik yang membangun kedua cerpen tersebut.
A. Tema
1. Cerpen Gerhana
Tema cerpen “Gerhana” mengisahkan tentang keteguhan prinsip dalam mencari keadilan (tetap pada pendirian), ia berjuang untuk mengungkap siapa yang telah menebang dan membacok pohon pepayanya. Tema tersebut terlihat dari kutipan:

“Tentu ini mesti dilaporkan. Bukan saja kepada Pak Lurah, kalau perlu bahkan kepada pembesar yang paling gede.”

“Akan mengalahkah dia dan ngosel kembali ke rumahnya? Tidak, sekali-kali tidaklah ia akan menyerah begitu saja. maka tahulah ia kemana sekarang langkahnya mesti diarahkan: Pak Camat. Begitulah Sali lalu mempercepat langkah menuju kecamatan.”

“Tapi,bagaimanapun, soal ini bukanlah mesti mendapatkan penyelesaian? Terpikir pula untuk melaporkannya kepada bapak polisi desa dan kebetulan jalan yang sedang ditempuhnya sedang menuju kesana pula.”

2. Cerpen Kuli Kontrak
Sedangkan tema cerpen “kuli kontrak” mengisahkan tentang ketidakadilan antara pemerintahan belanda dengan penduduk pribumi. Tema terlihat dari kutipan :

“Menurut ibu yang didengarnya dari ayah, sebabnya terjadi penikaman terhadap opzichter belanda karena opzichter itu selalu mengganggu istri-istri mereka, dan ruapanya kuli-kuli kontrak itu selalu mengganggu istri-istri mereka. Dan rupanya kuli- kuli kontrak itu sudah gelap mata tidak dapat lagi menahan hati melihat opzichter itu menggangu istri-istri mereka”.

“tidak salah mereka itu kata ibu yang rupanya merasa gusar sekali melihat kuli-kuli kontrak itu ditangkap”

“mestinya opzichter jahat itu yang ditangkap. Mereka dihukum karena yang berkuasa Belanda ! Belanda tidak pernah bisa salah”.

B. Latar
1. Cerpen Gerhana
 Latar Tempat, di pekarangan rumah Sali yang di dalamnya ada satu-satunya pohon pepaya yang telah roboh, dan ada juga di kelurahan, kantor kecamatan, dan kantor polisi desa.
 Latar Waktu, terjadi pada pagi hari dan tengah malam, sedangkan
 Latar Suasana, mengharukan, mengejutkan, dan pilu atau sedih atas kejadian yang menimpa Sali.

2. Cerpen Kuli Kontrak

 Latar Tempat, di dalam rumah, di kebun belakang rumah, pekarangan belakang rumah penjara dan onderneming.
 Latar Waktu, malam hari, siang hari jam 12, pagi hari.
 Latar Suasana, Tegang , mencekam, menyedihkan, hikmad.

C. Tokoh dan Penokohan
1. Cerpen Gerhana
a. Sali, keras kepala, tetap pada pendirian, tak mau kalah, ia berjuang untuk mengungkap siapa yang telah menebang dan membacok pohon pepayanya
b. Istri Sali, tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.
c. Tetangga, peduli dan perhatian terhadap Sali
d. Pak lurah, bijaksana tetapi mudah tersinggung karena ucapan Sali terlalu melebih-lebihkan.
e. Juru tulis yang usil dan suka menyindir.
f. Polisi desa, pemarah dan tegas.

2. Cerpen Kuli kontrak
a. Ayah, tegas, keras namun juga perhatian dan mengasihi anak-anaknya.
b. Ibu, baik hati, ramah, penyayang, perhatian dan peduli.
c. Anak, penasaran (keingintahuan yang tinggi), berani, dan peduli.
d. Opzicter, suka menggoda istri-istri kuli kontrak.

D. Gaya Bahasa

1. Cerpen Gerhana
Gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen ‘Gerhana’ yaitu gaya bahasa hiperbola. Karena penulis menggunakan kata-kata yang berlebih-lebihan hampir di setiap paragraph dan banyak sekali percakapan antar tokoh yang berlebih-lebihan. Jenis-jenis percakapan yang digunakan bahasa keseharian.
2. Cerpen Kuli Kontrak
Dalam cerpen ini menggunakan kata-kata serapan yang tidak lazim dikarenakan cerpen tersebut terjadi masa penjajahan Belanda sehingga masih banyak digunakan bahasa melayu klasik seperti pada kalimat.

“Dan beberapa kali aku dengar ibu bercakap-cakap dengan opas Abdullah.”

E. Alur

1. Cerpen Gerhana
Alur yang disajikan dalam cerpen “Gerhana” alur maju yang dijelaskan secara runtun mulai dari perkenalan, penampilan masalah-konflik-memuncak-klimaks.

2. Cerpen Kuli Kontrak
Alur yang disajikan dalam cerpen Kuli Kontrak merupakan alur maju yang dijelaskan secara runtun mulai dari perkenalan tokoh-penampilan masalah-konflik memuncak-klimaks-ketegangan menurun-penyelesaian.

Dari beberapa perbandingan yang sudah dijelaskan diatas terdapat perbandingan yang paling mendasar, Cerpen Gerhana disajikan dengan latar social yang terjadi pada masyarakat di zaman sekarang sedangkan cerpen kuli kontrak disajkan dengnn latar social masyarakat pada masa pemerintahan Belanda. Focus tema cerpen gerhana tentang keteguhan prinsip dalam mencari keadilan sedangkan cerpen kuli kontrak tentang ketidakadilan antara pemerintah Belanda dengan masyarakat pribumi. Persamaan cerpen ini bahwasanya lembaga-lembaga pemerintahan dizaman sekarang dan zaman pemerintahan belanda terdapat banyak ketidakadilan.

Nilai-nilai kemanusian yang dapat diambil dari kedua cerpen ini sebagai berikut :

Cerpen Gerhana
1. Jangan terlalu membesar-besarkan sebuah masalah yang sebenarnya merupakan masalah yang kecil
2. Jangan terlalu tergesa-gesa dalam mengambil keputusan karena akan menimbulkan kerugian pada diri kita dan orang lain.
3. Dalam cerpen ini juga terdapat pesan sindiran bahwa pada zaman sekarang ini banyak lembaga-lembaga milik pemerintah yang seharusnya memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan, baik itu kasus kecil ataupun kasus besar, mulai mengabaikan tugas utama mereka. Lembaga-lembaga milik pemerintah itu hanya melayani kasus besar saja, juga kasus yang datangnya dari warga yang dianggap memiliki status sosial tinggi. Sedangkan kasus kecil diabaikan, dianggap sepele, terlebih yang meminta bantuan itu hanya warga biasa atau dalam kata lain disebut rakyat jelata.

Cerpen Kuli Kontrak
Dalam cerpen ini terdapat pesan bahwa pada zaman dahulu kaum pribumi ditindas oleh Belanda, baik itu rakyat biasa atau pegawai pemerintah Belanda, dimana mereka harus melihat anak bangsa sendiri dihukum dengan penikaman yang dilatari ketidakadilan pemerintah.


Tinggalkan Balasan