Resensi Novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Identitas Novel
Judul | Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin |
Pengarang | Tere-Liye |
Penerbit | Gramedia Pustaka Utama |
Tahun terbit | 2010 (cetakan I) |
Tebal buku | 264 halaman |
Ukuran buku | 20cm |
Baca Juga: Sinopsis Novel Burlian kary Tere-liye
Sinopsis Novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin ini menceritakan seorang anak perempuan bernama Tania yang memiliki satu orang adik bernama Dede dan memiliki seorang ibu. Ayahnya sudah meninggal ketika ia masih berumur 8 tahun karena penyakit TBC. Sejak ayahnya meninggal hidup keluarga Tania kacau balau hingga akhirnya Tania terpaksa berhenti sekolah dan terusir dari kontrakan karena sudah tiga bulan menunggak.
Tania dan Dede terpaksa bekerja, mencari uang dengan mengamen dari bus yang satu ke bus yang lain hingga pada suatu ketika kaki Tania tertusuk paku payung didalam bus dan saat itulah Tania bertemu dengan Danar yang dianggap sebagai malaikat keluarga. Tania dan Dede memanggilnya dengan sebutan om Danar. Sejak bertemu om Danar kehidupan keluarga Tania semakin lebih baik, sudah tidak tinggal di rumah kardus lagi, Tania dapat meneruskan sekolah dan menjadi kebanggaan ibu. Tania memiliki catatan pendidikan yang sangat membanggakan, Tania mendapatkan beasiswa sekolah ke Singapura.
Ketika Tania berumur 12tahun, ia sudah memiliki perasaan terhadap om Danar yang umurnya lebih tua 14 tahun darinya. Tania cemburu ketika om Danar memperkenalkan kak Ratna sebagai kekasihnya namun waktu itu Tania belum mengerti dengan perasaannya. Tania semakin beranjak dewasa dan semakin mengerti dengan perasaan yang dimilikinya, tetapi tidak memiliki keberanian untuk mengakui perasaan tersebut, hingga akhirnya om Danar menikah dengan tante Ratna, tetapi rumah tangga mereka tidak harmonis karena om Danar ternyata mencintai Tania.
Wajib Baca: Novel Tereliye – Sunset Bersama Rosie
Kelebihan Novel Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Novel ini sangat memotivasi bagi pembaca, khusunya saya yang masih berstatus sebagai mahasiswa untuk terus belajar,bekerja keras dan tidak mudah putus asa untuk meraih impian yang diinginkan, meraih kesuksesan yang didambakan.
Novel ini menggunakan bahasa-bahasa yang sederhana dan ringan, hingga mudah dimengerti dan dipahami.
Kekurangan Novel
Novel ini nyaris tak memiliki kekurangan, perlu berulang-ulang kali membaca jika mencari kekurangan dari novel ini. Ada beberapa tulisan yang salah dalam percakapan Dede dengan Tania.
Baca Juga: Resensi Novel Laskar Pelangi Andrea Hirata