Resensi Novel “Sang Pemimpi” Karya Andrea Hirata

Buku, Resensi

Resensi Novel Sang Pemimpi  Karya Andrea Hirata

Menceritakan sebuah mimpi dari seorang anak yang bernama Ikal dari pulau Belitong. Arai merupakan simpai keramat atau orang terakhir yang tersisa dari klannya. Simpai keramat merupakan julukan orang melayu. Ikal dan Arai selalu bersama sejak Arai diangkat oleh keluarga Ikal mereka seperti saudara. Walaupun ia seorang simpai keramat, Arai begitu kuat dan berusaha tegar walaupun saat itu ia masih kecil. Ikal dan Arai memiliki jiwa yang begitu baik saat itu mereka membantu mak cik dengan membelikan mak cik bahan untuk membuat kue yang dimana kue tersebut mereka yang akan menjualnya. Uang untuk membeli bahan tersebut merupakan merupakan uang hasil bekerja mereka yang dikumpulkan. Mak cik begitu bahagia saat menerima bahan tersebut.

Ikal dan Arai juga memiliki seorang teman yang bernama Jimbron. Jimbron merupakan anak tertua dari tiga bersaudara. Ibunya telah meninggal saat jimbron kelas empat SD. Dan suatu ketika saat Jimbron pergi bersama ayahnya naik sepeda tiba – tiba ayahnya kena serangan jantung, saat itu jimbron telah berusaha membawa ayahnya ke puskesmas tapi terlambat. Ayah jimbron meninggal dunia dan saat itulah jimbron mulai gagap. Jimbron begitu menyukai kuda, sehingga setiap ia berbicara dengan Ikal pasti akan membahas tentang kuda.

Setelah tamat SMP Ikal, Arai dan Jimbron merantau ke Magai untuk bersekolah di SMA Bukan Main karena di desa mereka tidak ada SMA. Untuk dapat terus bersekolah mereka harus bekerja sebagai kuli ngambat. Setiap jam 3 pagi mereka harus bangun dan menunggu perahu nerlayan yang tambat. Selama tinggal di Magai mereka mengontrak dan setiap 2 minggu sekali pulang, karena letak rumah mereka dengan Magai 30 kilometer. Tak jauh dari los kontrakan mereka ada sungai Manggar, sungai itu merupakan sungai yang beberapa tahun lalu menjadi tempat yang begitu menyedihkan karena suatu ketika ada sebuah keluarga yang sedang ingin pulang dari berkebun namun perahu mereka terbalik padahal dan hanya Laksmi. Dari saat itulah disebut dengan semenanjung ayah. Jimbron suka pada Laksmi sehingga berusaha membuat Laksmi tersenyum, tetapi usaha itu selalu gagal.

Saat waktunya penerimaan raport ayah Ikal pasti akan dating ke Magai untuk menerima raport Ikal dan Arai. Ia akan cuti untuk hari itu karena merupakan hari yang begitu istimewa, dan ia pasti menyiapkan dirinya sebaik mungkin dengan menggunakan hem safarinya dan sepedanya serta istrinya akan menyiapkan seperti farfum dari pandan demi untuk dating pada hari pembagian raport Ikal dan Arai. Begitu bangganya ia saat Ikal dan Arai bisa meraih rangking 10 besar. Akan tetapi pada suatu ketika saat itu Ikal kehilangan semangatnya untuk bersekolah karena Ikal tau bahwa walaupun tetap bersekolah tetapi cita – citanya belum tentu tercapai. Saat itu rangking Ikal menjadi 147, tetapi ayah nya tetap menunjukkan rasa bangganya pada ikal. Ayahnya mau dating walaupun begitu jauh ia harus lewati untuk sampai disekolah Ikal.

Dari saat pendaftaran masuk SMA hingga sekarang Arai telah menyukai Nurmala segala usaha ia lakukan untuk mendapat perhatian Nurmala tetapi selalu gagal hingga saat setelah kelulusan Arai dibantu Jimbron dan Ikal untuk dating ke dekat rumah Nurmala dan Arai menari – nari dengan diiringi lagu I Can’t Stop Loving You yang membuat Nurmala tersenyum.

Saat setelah lulus Arai dan Ikal bertekad untuk merantau ke Jawa. Ia berharap mimpi mereka tercapai. Mereka menumpang kapal barang untuk ke Jawa. Tekad mereka begitu kuat untuk meraih cita – cita, akan tetapi Jimbron tidak mau ikut bersama Arai dan Ikal. Jimbron hanya member Arai dan Ikal celengan kuda putih dan hitam miliknya yang selama ini dia tabung dengan membagi dua hasil berkerjanya. Ikal dan Arai sempat menolak tetapi Jimbron bersikeras dan menerimanya. Mereka berhari – hari dikapal, mual pusing mereka rasakan tetapi mereka tetap semangat karena mereka ingin sekali melihat Pulau jawa yang mungkin bisa merubah nasib mereka.

Sesampainya di Tanjung Priok mereka langsung turun dari kapal dan mereka bersegera menuju mencari bus menuju Ciputat karena nahkoda telah memesan mereka dan mereka naik salah satu bus. Selama perjalanan mereka tertidur, saat bangun penumpang bus sudah sepi. Mereka langsung disuruh keluar dari bus dan mereka ternyata berada di Bogor. Mereka kebingungan dan mengingat pesan ibunya untuk mencari masjid. Dan saat mereka berjalan mereka menemukan IPB, dibelakang gedung tersebut ada kampong. Disanalah mereka kos, keesokan harinya mereka mencari kerja. Berbulan – bulan mereka mencari kerja, akan tetapi mereka belum saja dapat pekerjaan. Suatu ketika mereka mendapat pekerjaan sebagai tukang fotocopy dekat kos mereka. Selama bekerja disana Ikal dan Arai mencoba melamar kerja di POS. Ikal berhasil lolos tes sedangkan Arai tidak. Saat Ikal pergi pelatihan ternyata Arai sudah tidak ada dikos tersebut. Sehingga saat Ikal pulang, Ikal kebingungan mencari Arai.

Setahun kemudian Ikal diterima di UI, sambil bekerja di POS. Akan tetapi, Ikal belum mengetahui dimana Arai berada. Tak terasa waktu berlalu, Ikal telah menyelesaikan kuliah. Ikal berusaha mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah. Disanalah ikal bertemu Arai yang ternyata juga sedang ikut wawancara beasiswa itu juga. Sungguh senang Ikal mengetahui Arai berkuliah juga di Universitas Mulawarman.

Setelah melakukan tes beasiswa, Ikal dan Arai pulang ke belitong semmentara menunggu surat hasil tes tersebut. Disana mereka bertemu Jimbron yang telah menikah dengan Laksmi dan telah mempunyai anak. Beberapa hari mereka berharap adanya surat dating, suatu sore dating tukang pos yang mengantarkan surat, Ikal dan Arai langsung ingin membuka surat tersebut. Ikal membuka surat tersebut di damping oleh orang tuanya sedangkan Arai membukanya sendiri di ruang tamu sambil melihat foto orang tuanya. Ternyata mereka lulus dan diterima di tempat yang sama yaitu Universitas de Paris, Sorbonne, Prancis.


Tinggalkan Balasan