Saat-saat Terakhir
‘Ku tak menyangka akan secepat ini.
Kau pergi dan berlalu begitu saja.
Meninggalkan saudara saudaramu,
meninggalkan anak anakmu,
meninggalkan cucu cucumu
saat itu,
Ketika aku melihatmu,
terbaring lemas
tanpa isyarat..
Membawa malaikat yang semakin dekat,
maut yang terus membayang
saaat itu,
aku merasakan penyesalan.
Penyesalan saat aku tak melihatmu.
Saat aku beranjak
melangkahkan kaki ke kota,
menuntut kewajibanku.
Aku terkejut
Saat aku mendengar
kau telah pergi.
Meninggalkan kami sendiri.
Tak kuasa air mata mengalir.
Mendengar kenyataan itu.
Aku bergegas tuk kembali,
melihat jasadmu
yang kini terbujur kaku
tak berdaya
di tempat tidurmu.
Kabut hitam mulai menggumpal,
menyelimuti langit cerah.
Tak ada cahaya yang terlihat.
Aku menangis,
orang orang menangis,
langit menangis,
bumi menangis,
tanah menangis,
pepohonan menangis,
batu menangis,
binatang menangis,
dan api pun ikut menangis.
Semuanya menangis
Melihat mu terbaring kaku.
Dan aku tak berdaya meratapi itu.
Semua akan mengantarmu,
pada tempat peristirahatanmu
yang terakhir.
Selamat jalan
Aku hanya bisa mendoa dalam bayang.
Akan selalu mendoakan mu
sampai nanti,
waktu dimana saat kita bertemu kembali,
di tempat yang telah dijanjikan Tuhan kepada kita.