Salam Gigit Dua Jari
Salam gigit dua jari…!!!
Melihat perkembangan kepemerintahan Jokowi Jk yang baru berlangsung beberapa waktu ini begitu banyak hal yang membuat saya ingin berbicara. Dengan kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan yang salah satunya sangat kontra dengan masyarakat saat ini adalah kebijakan menaikkan BBM (bahan bakar minyak). Hal ini benar-benar membuat masyarakat menjerit khususnya kalangan menengah kebawah, para ibu rumah tangga yang memutar-mutar otak untuk menyesuaikan anggaran rumah tangga, para buruh yang menutut kenaikan gaji, para pedagang yang menaikkan harga barang, segala aspek terkena imbas dari kenaikan BBM ini, khusunya perekonomian. Banyak kalangan melakukan aksi penolakan kenaikan BBM ini, salah satunya adalah mahasiswa, seperti yang terjadi kemarin-kemarin ini di kota Makasar, para Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makasar melakukan aksi yang akhirnya berujung bentrok dengan masyarakat, sungguh disayangkan. Saya pribadi tidak mengharamkan aksi semacam demo, orasi atau apapun bentuknya, tapi sungguh disayangkan jika aksi-aksi tersebut dilakukan dengan anarkis, merusak fasilitas, menimbulkan koraban cedera atau bahkan koraban nyawa, aksi semaunya tanpa aturan tidak menghasilkan perbaikan pada keputusan atau kebijakan yang dinilai tidak sesuai atau kurang tepat, aksi-aksi yang dilakukan hendaknya dijadikan ajang untuk menyuarakan pendapat dan aspirasi kepada pihak-pihak yang menajdi tujuan aksi, sehingga akan mengahasilkan solusi yang sekiranya dirasa lebih baik bagi keberlangsungan kedepannya, sejauh ini aksi penolakan yang dilakukan berbagai pihak tidak merubah keputusan pemerintah untuk tetap menaikkan harga BBM. Saya sebagai mahasiswa merasakan, segala aktivitas yang mengharuskan menggunakan kendaraan seperti pergi kuliah, pergi mengerjakan tugas, pergi ke keperpustakaan dan lain sebgainya kini tersasa sedikit terganggu karena fikir-fikir harga bensin yang naik, saya juga mulai kewalahan mengeluarkan uang untuk menyesuaikan anggaran belanja sebagai mahasiswi yang selama ini masih mengandalkan orang tua sebagai pundi-pundi kehiduapan dalam dunia dompet dan dunia perekonomian. Berfikir untuk membawa bekal dari rumah mungkin lebih hemat daripada harus jajan dan makan di luar yang akhirnya akan berujung pada tidak seimbangnya pemasukan daripada pengeluaran, aktivitas seperti Shopping window atau shopping benaran sudah harus dikurangi lagi, walau sekedar jalan-jalan saja membutuhkan uang untuk bensin dan untuk sekedar minum atau cemilan. Belum lagi bagi mahasiswa yang kost, anggaran belanja naik tapi jatah uang belanjanya tetap, malu minta naik sama orang tua, harga sayur naik, harga ikan naik, harga beras naik, harga minyak gorang naik, harga gas naik, harga segalanya naik, harga rental naik, print naik, harga foto copy naik, harga jilid naik. Mahasiswa menyikapi hal ini dengan bijak, kurangi porsi makan, kurangi jalan jajan, dan kerjakan saja tugas dengan tulis tangan, bagi tugas yang bebas teknis pengumpulannya. Simple saja kan, solusi yang cukup tepat.