SEJARAH MAKAM EMBUNG PUNTIQ
Sebelum dinamakan makam embung puntiq. Pada zaman dahulu ada seorang raja yang gagah perkasa bernama Raden Mas Panji Anom(Datu pemban), ia berasal dari pejanggik pada saat itu datu pemban di kejar oleh Banjar Getas kemudian datu pemban lari ketimur sampai bagiq kepuh(bagiq tempuh) dan bertempur disana tapi datu pemban lari kebarat bagiq kepuh yang dinamakan batu nyala, banjar getas bertemu dengan patih Raden Wulung dan berkelahi.
Lalu datu pemban berlari dan berhaluat(bersemedi) disebuah hutan dekat pohon beringin besar, dibawah pohon beringin itu ada sebuah sumur dan bertemu dengan laki-laki tua yang bernama baloq rengget. Sesudah datu pemban berhaluat tiba-tiba ia bertemu dengan patih anak agung dan diserang tapi datu pemban lari ketimur, setelah lama dikejar ia memutuskan untuk beristirahat sejenak dan duduk disebuah tempat yang dinamakan Embung Teluq. Setelah beberapa saat istirahat ia melihat Patih Anak Agung mengejarnya dan berkelahi di Inenbombon, disanalah datu pemban mengeluarkan senjatanya akan tetapi pada saat ia mengeluarkan senjata tangannya tergores dan berdarah. Kemudian ia berlari keutara dengan darah yang berjatuhan dan membuka leangnya.
Saat sampai di Embung Puntiq datu pemban berhasil ditangkap oleh Patih Anak Agung dan disiksa sampai ia tak berdaya akan tetapi datu pemban tidak bisa meninggal, kemudian di tempat itu ada sebuah lingkuq mas(sumur emas) disana ia meminta kepada patih anak agung supaya diizinkan sholat tahajud terlebih dahulu, setelah itu ia berkata “sebelum saya teteskan darahku yang akan dinamakan saya berpesan kepada kepada seluruh pengikut dan orang yang percaya padaku datu pemban supaya ia datang ziarah kemakam embug puntiq setiap bulan tujuh dan bulan Sembilan akan tetapi pada saat ziarah jangan membawa barang yang mudah pecah tapi yang harus dibawa pertama adalah tekot, serbuk langgem, serbuk daun timus kemudian disuruh mengelilingi makam satu kali atau tiga kali.”
Kemudian datu pemban meneteskan darah dari kelingking kanannya setelah itu ia namakan kemaliq rempung puntiq karena dipojoknya ada embung dan puntiq(pisang) kemudian disanalah datu pemban terjatuh dan dibawa ke Ampenan. Disana ia dimasukkan kedalam kerangkeng besi dan ditaruh di kokoh jangkuk Ampenan. Setelah tiga hari didalam air ia diangkat akan tetapi ia masih hidup dan dilihat merokok didalam kerangkengnya, kemudian ia dimasukkan lagi setelah tujuh hari ia diangkat kembali tapi ia masih ditemukan hidup sambil memegang rokoknya. lalu pada hari ke Sembilan ia diangkat datu pemban menghilang dari kerangkengnya.
Kemudian pada saat itu patih anak agung memutuskan untuk menyerah karena ia takut suatu hari nanti ia akan dibunuh oleh datu pemban, setelah ia menghilang di kokoh jangkuk ia ditmukan berada di Prue Sumbawa dan dilihat di bayan. Itulah syarat dinamakan kemaliq rempung puntiq. Kemudian timbul pertanyaan kenapa dinamakan kemaliq rempung puntiq karena datu pemban sudah meneteskan darahnya.