Skripsi
Skripsi adalah karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya. Seluruh mahasiswa di negri ini pasti tidak tabu dengan satu kata sederhana itu. Skripsi merupakan sebuah momok menakutkan setiap mahasiswa semster akhir. Tak dapat dipungkiri, skiripsi menyumbangkan 85 % keterlambatan proses wisuda mahasiswa, dan 15 % nya adalah faktor lain-lain. Angka 85% bukan lah angka yang sedikit, 85% tersebut yang menjadi ambang sebuah perhelatan megah yang patut dirayakan bersama,wisuda. Wisuda merupakan impian semua mahasiswa, namun dibalik itu semua, bayang-bayang skripsi akan terus mengejarnya.
Kenyataan dilapangan membuktukan, skripsi menjadi sebuah penyakit berbahaya yang menjangkiti seluruh mahasiswa semester akhir. Banyak mahasiswa yang harus menunda dan terus menunda proses wisudanya sebelum semua urusan skripsi tersebut tuntas. Lalu apa masalahnya? Mengapa tidak bisa dituntaskan dengan cepat? Sesusah itukan skripsi untuk mahasiswa semester akhir? Begitu menyeramkan kah skripsi hingga membuat beberapa mahasiswa harus dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk melakukan pengobatan tindak lanjut? Skripsi. Semua gara-gara skripsi. Dan mengapa harus mengkambing hitamkan skripsi tersebut?. Bukan salah skripsi bila banyak mahasiswa semester akhir yang harus menyerah ditengah jalan dan berhenti dari dunia perkuliahan, bukan salah skripsi bila mahasiswa semester akhir selalu dikucilkan keluarga karena tak kunjung wisuda, dan bukan juga salah skripsi bila mahasiswa semester akhir harus menambah waktu yang cukup lama untuk diam dikampus tercinta.
Bagaimana jika kata skripsi diganti dengan kamu, mahasiswa semester akhir?. Lalu apa masalahnya? Mengapa tidak bisa dituntaskan dengan cepat? Sesusah itukah kamu untuk membuat skripsi? Begitu menyeramkan nya kamu hingga skripsi tersebut harus berpuluh-puluh kali masuk ruang dosen pembimbing dan tak kunjung di ACC? Kamu. Semua gara-gara kamu. Beberapa pertanyaan sudah bisa terjawab sekarang. Bukan skripsi yang menjadi tombak terlaksananya wisuda, tapi kamu, mahasiswa semester akhir. Mahasiswa selalu menanamkan pikiran-pikiran negatif saat menjumpai kata skripsi. Berbagai keluh kesah datang dengan disengaja, tangisan penyesalan karena hanya tinggal kamu sendirian yang harus menikmati indahnya kampus tercinta, saat semua teman asik berfoto bersama keluarga menggunakan toga dan baju kebesaran tersebut. Kamu, mahasiswa semster akhir yang selalu menyalahkan dosen yang tak kunjung menandatangani skripsi mu, kamu yang selalu membuat jalan buntu mu sendiri. Sekarang, mulailah menerobos jalan buntu tersebut dengan selalu berfikiran baik tentang skripsi. Berperasangka baiklah dengan skripsi itu, karena prasangka yang baik akan menumbuhkan rasa percaya diri yang tebal untuk mahasiswa semestrer akhir. Mulai lah berfikir bahwa skripsi tersebut gampang dan mudah untuk dikerjakan, maka dari sanalah timbul rasa percaya diri untuk mulai mengerjakannya secara perlahan. Lalu, belajarlah akan ada hikmah yang baik dibalik sebuah kegagalan kecil, seperti halnya memburu dosen pembimbing ang tak kunjung menampakan kegagahan nya diruang dosen, maka belajarlah untuk tetap berifikir positif dan mengambil hikmah dari semua itu, “andai bertemu hari ini, mungkin tidak akan di ACC, namun jika ku coba lagi besok, aku berharap langsung di ACC”.
Maka, jika diawal dikatakan persentase skripsi lebih besar di bandingkan dengan lain-lain, itu semua salah. Persentasi skripsi hanya 15% dan 85% adalah persentase kepercayaan diri dan belajar berfikir positif.