SMS Dari Surga

Cerpen, Fiksi

sms dari surga

Hidup ini bagai roda yang terus berputar dan terus berjalan, begitupun kehidupan ku yang kini telah berinjak dewasa dan kini aku memasuki perguruan tinggi.

Pagi buta itu, tepat pukul 05:00 subuh aku mengikuti ospek di perguruan tinggi bernama Universitas Mataram atau sering disebut Unram. Kakak-kakak panitia yang pandai bersandiwara itu memasang muka sadis dan seram bagaikan buaya yang siap menerakam siapa saja yang melewati batas kekuasaannya. aku telah berseragam putih hitam salah satu syarat mengikuti ospek dan aku yakin pagi ini adalah awal ospek yang baik. Seperti biasa, kesukaanku akan permen karet sehingga membuat ku lupa untuk membuang permen karet dan tetap mengunyah, tanpa ku sadari, laki-laki bertubuh tinggi dan putih berdiri didekatku dan berteriak kamu!! Aku terkaget. Dia bagai haraimau ganas bertanya siapa nama mu? Dewi larasati jawab ku. Kau tahu kesalahanmu apa? Tidak kak jawab ku tegang! Apa yang kau kunyah tanya nya. Astga, permen karet jawab ku dalam hati. “maaf kak, saya lupa membuang permen karet ini” dan tanpa pertimbangan, aku dihukum untuk mengelilingi lapangan yang begitu luas dengan berteriak “aku tidak akan ngunyah permen karet lagi” sebanyak 15x keliling lapangan. Badan ku rasanya ingin rebah karena capek. Hari pertama ku ospek tidak berjalan seperti inginku, lancar tanpa hukuman.stelah hari itu, aku dikenal oleh kakak tingkat dan teman-teman lainnya si permen karet subuh, karena aku mengunyah permen karet di pagi buta atau subuh. Tak terasa, waktu ospek telah usai, aku mulai belajar di bangku semester satu dalam jurusan pendidikan bahasa Idonesia kelas B, dan aku memiliki teman dekat di kelas yang cantik yang bernama Rina yang menurutku dia teman yang bisa diajak untuk melalui suka dan duka kehidupan kampus dan menurutku dia orangnya cukup pintar dan antusias dalam belajar. Aku menikmati minggu pertama perkuliahanku dengan dosen-dosen yang woow dan teman-teman yang jenius. Menunggu jam berikutnya, aku duduk di depan ruang dosen dengan membaca novel negri 5 menara oleh A. Fuadi. Tak ku sadari, lewat sesosok tubuh putih dan tinggi lalu kembali lagi dengan langkah pelan, “ech permen karet, rajin juga kamu” aku terdiam beberapa saat dan membuka kembali memori ku tentang lelaki ini yang bertubuh putih yang mirip bule. “kakak yang dulu hukum aku ya?” “hahaha… masih ingat juga ma aku, jangan dendam ya permen karet” jawabnya. “Aku pinjam novel mu, boleh?” lanjutnya. “boleh aja kak, aku juga udah selesai baca novel ini” jawabku, “makasih permen karet, da da…” dia membawa novel kuningku. Selintas pertanyaan terbayang di mata ku, “kapan dia akan mengembalikan novel ku?” tak hanya itu, masih banyak pertanyaan yang melintasi kepala ku bagaikan kereta api yang sedang melintasi relnya yang tak tahu dimana letak putusnya. Seminggu kemudian, aku duduk di depan ruang dosen dan tak lama sosok tinggi putih itu kembali menghampiriku dengan berlari. “permen karet maaf telat aku datangnya”, aku kaget mendengar pernyataan itu dan aku pun memberanikan diri bertanya “siapa yang menunggu kakak?” “sudahlah, jangan banyak tanya, ini novel mu dan aku tunggu sms atau telpon darimu” berlalu pergi. Aku buka dengan hati rasa nano-nano dan tertulis nomor handphon dan alamat facebook dan twitter serta tulisan AKU TUNGGU SMS DAN TELPONMU PERMEN KARET. Setiba dirumah, aku bolak balik mengelilingi kamar dan sambil berfikir, sms tau nggak?? Sambil menghitung jari, sms, nggak, sms nggak? Dengan ragu-ragu jariku mengetik “kakak ini siapa?” Ting..bunyi handphon ku, dengan balasan, kamu belum tau ya? Aku bara anak bahasa juga semester 3. “Besok setelah permen kuliah mata kuliah jam pertama aku jemput kamu di kampuz”. Akupun bingung dan tidak membalas sms dan aku memilih tidur. Keesokan harinya aku kuliah pukul 08:00 dan setelah kuliah sosok tubuh tinggi putih bernama Bara yang lebih pantas aku sebut bule berdiri di depan kelas dengan menggunakan pakaian merah yang membuatnya semakin gagah. Dia menarikku lalu pergi, teman-temanku bingung melihat kakak tingkat menarik adik tigkatnya lalu pergi. Entah kemana bule membawa ku pergi. Di perjalanan aku bertanya, “kita mau kemana bul?” “bul? Kamu panggil aku bul karena aku mirip bule ya?” tanya nya sambil senyum-senyum. “iya” jawab ku singkat. Setelah melintasi perjalanan sekitar 5 menit, aku sampai di depan tulisan besar “SEMINAR NASIONAL” aku ternyata di bawa untuk mengikuti seminar? Tanya ku dalam hati.

Setelah kejadian mengikuti seminar itu, aku dan bule lebih akrab dan selalu mengikuti seminar-seminar, dan kami tak pernah membuang waktu untuk berdiskusi, entah masalah apapun itu. Aku tampak menjadi obrolan disana sini dan aku di gosipkan telah berpacaran dengan bule. Waktu berlalu tak begitu lama, kini aku telah menginjak bangku semester dua, dan seperti biasa, aku menunggu bule untuk menjemputku tetapi dia tak datang dan kujumpai seorang laki-laki berkacamata tipis dan mengenalkan dirinya yang bernama Rama dan akupun memperkenalkan diriku. Dia memberi tahu tujuannya untuk menjemputku. Dan akupun ikut dengannya. Di mobil yang ukurannya tak terlalu besar dan mirip kodok. Dia menceritakan bahwa dia telah bersahabat lama dengan Bara tanpa aku tanyakan. Kini aku tiba disebuah taman yang bertuliskan taman Sangkareang. Aku dikejutkan dengan acara donor darah. Aku pun kembali bingung, kenapa aku di bawa ke sini? Bara memanggilku dan meminta ku untuk menulis nama-nama yang sudah mendonorkan darah. Akupun mengikutinya. Selama tiga jam aku mencatat dan terakhir aku diminta untuk menjawab surat yang diletakkan oleh Rama. Dengan polos, aku membuka surat dan tulisan itu membuat jantungku berhenti berdenyut dan aliran darah ku berhenti seketika. “permen, awal aku melihatmu di ospek dulu, aku telah menaruh hati kepada mu, dan aku selalu mencari data yang berhubungan dengan kamu. Dengan kerendahan hatiku, kamu mau tidak untuk menjadi pacar dan calon istri ku kelak? By’bara si bule”.

Aku tak tahu harus membalas apa. Tetapi aku selalu merasa aman dan nyaman ketika bersama bule. Aku membalas surat dengan membalas “iya aku mau jadi pacar bule”. kak Rama sengan senyum-senyum mengambil suratku sambil mengacugkan jempolnya seolah telah tau isi surat dari aku dan bara.

Aku dan bara resmi memiliki hubungan. Setiap hari aku selalu dimanja dengan semua kekonyolannya. Dan dia selalu mengajakku berkencan di kegiatan-kegiatan sosial. Hari-hariku terasa indah. Kini aku berada di semester tujuh dan sedang mempersiapkan seminar skripsiku. Dan Bara telah lulus. Hari ini dia berjanji untuk datang mengikuti seminar ku. Tetapi dia tak datang. Handphonku berbunyi sms masuk, “sayang, selamat! seminarmu sukses” aku tak membalas karena marah dan dia tak datang, yang datang hanya kak Rama. Aku tak konsen belajar dan ingin bertemu dengan Bara, dan aku meminta untuk bertemu lewat sms. Dia membalas sms ku, “maaf sayang, aku tak bisa menemui mu karena sekarang aku sedang ada les”. Setiap aku meminta untuk bertemu, dia tak pernah ingin menemuiku. Handphonku berbunyi “sayang semangat untuk skripsinya besok” aku marah dan tak ingin membalas smsnya karena marah. Setelah aku ujian, “sayang, selamat ujiannya sukses dan berhasil”aku tak membalas smsnya karena marah dan kini aku ingin dia datang. “sayang, kamu semakin cantik hari ini” dia memujiku lewat sms, karena tak membalas smsnya. Akupun membalasnya “emang bule liat aku?” tanya ku. “aku liat sayang, karena aku selalu berada disampingmu” hatiku semakin sakit karena ulahnya yang tak ingin menemuiku.

Hari wisudaku tiba, aku menunggu sosok bule menemui ku dan memeberiku ucapan selamat. Tetapi dia tak datang, dia mengirimiku sms “sayang, selamat sekarang udah wisuda” dan kembali sms masuk “ sayang, belajar untuk dewasa dan hidup mandiri” hatiku semakin sakit membaca sms itu. Akupun menelponnya. Berkali-kali aku menelponya, tetapi suara handphon berdering di sekitarku setiap kali aku menelponnya dan aku mencari dering itu. Hingga aku menelpon yang kesekian kalinya, aku melihat kak Rama dan aku menghampirinya, serentak air mata ku tumpah. Kak Rama? Apa maksud semua ini? Tanya ku. “maafkan aku. Aku melakukan ini atas perintah rama” “maksud kakak apa?” tanya ku lagi. Aku akan menjelaskan di tempat lain. Aku di bawa ke sebuah tempat yang begitu sepi dan aku belum pernah datang ke tempat ini. TPU? Tanya ku dalam hati. Kak Rama membawa ku ke sebuah kubur, dipapan nya tertuliskan nama Bara. Aku berteriak menangis seakan semua ini bagai mimpi. Dan aku tak percaya. Kak Rama menceritakan aku bahwa Bara telah mengidap kanker otak. Bara meninggal lima hari menjelang kamu akan seminar. Dia menyuruhku untuk mengirim pesan singkat berupa sms disetiap kamu telah seminar,ujian, dan wisuda. Dia juga yang menyuruh ku untuk mengirim sms dengan kata sayang dan memujimi ketika kamu tak membalas sms. Dan dia melakukan ini karena dia tidak ingin kamu memikirkan dia saat kamu menyusun skripsimu. kak rama memberiku handphon peninggalan Bara, orang yang sangat aku cintai. Di galeri handphonnya terdapat foto-fotoku saat bersamanya, dan terdapat foto saat dia di rumah sakit. Di draft handphonnya terdapat tulisan untuk ku. Draft 1 “sayang, maafkan aku yang tidak menceritakan bahwa aku mengidap kanker otak. sungguh aku mencintai dan menyayangi mu.” Draft 2 “sayang, terimakasih telah temani hari-hari terakhirku di dunia dengan sangat indah. Draft 3 “sayang, kelak ketika aku bertemu Sang Kuasa, aku akan memohon untuk bisa bertemu denganmu dan menjadikan mu istriku, seperti cita-citaku. Dan jika di izinkan, aku ingin setiap malam mengirim mu pesan singkat I LOVE U permen karetku sayang mimpi indah.

Aku mencoba tegar dan aku memasang foto ku bersama Bara di dinding kamarku. Handphonku berbunyi 1 pesan diterima dari sayang Bara “I LOVE U PERMEN KARETKU MIMPI INDAH YA” . aku terkejut dengan pesan ini. Handphon Bara ada dengan ku, dan handphon bara mati karena tidak ada batrainya. Mungkin, permohonan Bara terkabulkan untuk mengirimku pesan singkat. Terima kasih Tuhan, Kau telah mengizinkan Bara mengirimku pesan singkat yang kini dia telah tersenyum berada disampingMu tanpa harus menahan sakit.


Tinggalkan Balasan