Surat Cinta Untuk Seorang Pelacur
surti.
jika semua tangis kau sebut kesedihan
maka biarkan saja hidup itu dicabik taring
surti.
kemarin malam kau keluar lagi
sudah kubilang, sisakan sedikit
tapi kau berkelit, mengikis habis sisa perawanmu itu
aku ingin tangan tapi tanganmu dingin
aku ingin mengelus kepalamu tapi kau seperti tak punya: astaga!
aku ingin cium tapi kau malah mengaum: aku jadi takut!
apa karena purnama?
dalam dingin di gang sana kau bersembunyi
aku mencari
tapi kau malah berdalih sendiri
surti.
perlu kau mengerti kalau hal ihwal juga bisa jadi sebegini rumit
karena apa? ya karena aku yang bikin rumit
aku menyayangimu, sampai habis surti
sampai habis!
maksudku, kau yang habis terkikis
para bengis itu menggigitimu sampai berdarah-darah
amis surti, amis!
aku kira, tak bersikap sinis padamu akan membuatmu luluh
padaku, berpeluk dan aku mendekapmu
kita minum teh di teras itu sambil tersenyum
surti.
sudahlah, biar aku ajarkan padamu
jika nanti kikisan prawanmu melahirkan anak
ajarkan dia untuk jadi pengikis
bukan yang terkikis
kalau dia wanita, ajarkan dia mengikis habis suaminya
wanita harus kuat! sepertimu surti
kalau dia lelaki, ajarkan dia mengikis habis istrinya
lelaki harus kejam surti! jangan sepertiku
surti, aku menginginkanmu
walau sudah kikisan perawanmu melumat habis, kembalilah padaku surti
kembalilah dan akan aku lantunkan terimakasih