TANTANGAN, PELUANG, DAN STRATEGI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH MEMENANGKAN PERSAINGAN ZAMAN
I. Pendahuluan
Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini tekonologi sangat berkembang pesat dan semuanya serba canggih untuk membantu pekerjaan manusia agar pekerjaan mereka merasa lebih ringan. Khusunya untuk para pelajar, teknologi sangat berperan penting dalam proses pembelajaran maupun fasilitas Sekolah.
Sehubungan dengan kurikulum 2013 yang menuntut siswa lebih aktif dalam segala hal terutama untuk mencegah buta internet siswa dituntut untuk bisa menguasai komputer begitu pula dengan guru-gurunya juga harus menguasai komputer untuk memberikan penilaian kepada siswa. Sehubungan dengan hal tersebut untuk para pengajar dan calon guru sebelumnya harus menguasai komputer terlebih dahulu karna komputer atau laptop menjadi alat yang sangat vital dalam pekerjaan kita sebagai pengajar maupun sebagai mahasiswa. Alat tersebut sangat membantu kita dalam mengerjakan tugas-tugas dan lain sebagainya. Banyak para mahasiswa/mahasiswi yang belum sepenuhnya menguasai alat tersebut inilah kendala yang harus di atasi oleh para mahasiswa. Sebagai calon pendidik kita harus bisa melakukan hal-hal baru, sehingga kreatifitas dan kecerdasan kita semakin meningkat seiring perkembangan zaman.
Hal ini adalah sebagai modal awal kita sebagai calon pendidik yang disertai dengan hasil belajar kita pada waktu di bangku kuliah. Oleh karna itu untuk menghadapi masa yang akan datang kita harus menyiapkannnya sejak dari dini agar kita bisa dengan mudah beradaptasi dalam segala perubahan yang terjadi, dan yang terutama kita harus menyiapkan mental sebagai pendidik yang cerdas dan kreatif sehingga menghasilkan anak-anak yang mempunyai mental kuat dan cerdas.
Sebagai calon pendidik kita harus bermotivasi tinggi untuk bisa menghadapi era pada zaman yang akan datang karna pintar saja tidak cukup tetapi harus dibekali dengan kreatifitas dan kecerdasan dalam berpikir untuk menghasilkan sesuatu yang berbeda dalam proses belajar mengajar, karna kalau kita mengajar dengan cara yang monoton siswa akan cepat merasa bosan dan menjadi malas oleh karna itu pendidik dituntut untuk lebih kreatif dan cerdas dalam mengajar di dalam kelas.
II. Pembahasan
a. Tantangan
Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang dimasukkan kedalam UN (Ujian Nasional), oleh karena itu pelajaran ini perlu diajarkan sejak dini. Menurut sebagian besar siswa, pelajaran Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang mudah dan menyenangkan. Namun tidak semua siswa sependapat seperti yang diatas. Oleh karna itu mahasiswa sebagai calon pendidik dan lembaga pendidikan (Sekolah) harus lebih memusatkan pikiran mereka untuk hal ini karena demi meningkatkan minat para siswa untuk mecintai pelajaran Bahasa Indonesia. Jika kita cermati Standar Proses (Permendiknas nomor 41 tahun 2007), di sana dijelaskan bahwa dalam proses pendidikan diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas siswa.
Perlu diperhatikan bahwa sekolah-sekolah yang ada di kota siswanya lebih menonjol dalam bidang kemajuan ilmu bahasa dan sebagainya tapi bagaimana dengan sekolah-sekolah yang ada di desa dan di pedalaman-pedalaman ini yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah, di sinilah calon guru atau mahasiswa PBSID dituntut untuk bekerja lebih keras lagi dalam mendorong mental dan kreatifitas serta kecerdasan siswa dalam pembelajaran bahasa indonesia agar mereka bisa mengimbangi anak-anak yang bersekolah di kota. Guru adalah kreator proses pembelajaran (Zamroni, 2003: 74). Artinya, akan menjadi pertunjukan apa pun sebuah proses pembelajaran di kelas, tergantung pada guru. Sekolah juga harus menyediakan fasilitas dan media yang memadai dalam pembelajaran walapun sekolah tersebut berada di pelosok sekalipun namun harus tetap diperhatikan karna untuk menyeimbangkan pola pikir siswa, agar mereka pun bisa bersaing bersama anak-anak yang bersekolah di kota dalam olimpiade ataupun lomba-lomba yang diadakan.
B, Peluang
Saussure (1965:15) mengatakan bahwa “language is a social institutions” bahasa merupakan lembaga sosial. Untuk memberikan gambaran tentang bahasa, Saussure menggunakan tiga istilah, yaitu langage bahasa secara umum, langue sistem bahasa tertentu, dan parole ujaran. Sebagai fakta sosial, bahasa digunakan oleh manusia untuk melakukan kegiatan antar sesama dalam rangka membentuk satu komunitas sesuai dengan budayanya. Dengan demikian, bahasa berperan sebagai alat komunikasi. Agar komunikasi dapat terjalin, sistem bahasa (sistem fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik) yang digunakan harus berada dalam keadaan homogen. Karena sistem bahasa berada dalam keadaan homogen, individu dalam komunitas tertentu dapat memiliki langue bahasa tertentu. Adapun parole setiap individu dalam keadaan heterogen bergantung pada penguasannya terhadap langue. Dengan demikian, bahasa sebagai alat komunikasi memungkinkan setiap individu dalam komunitas tertentu dapat bekerja sama. Teori ini dapat digunakan oleh mahasiswa PBSID dalam proses belajar mengajar di kelas untuk berkomunikasi dengan baik kepada para peserta didik.
Seperti teori di atas peluang Mahasiswa PBSID dalam menuju persaingan zaman yang akan datang seharusnya lebih diperhatikan oleh para mahasiswa karna ini merupakan jenjang pekerjaan yang akan dihadapi setelah mereka mendapat gelar Strata satu (S1). Mahasiswa yang memiliki kreatifitas berfikir, cerdas, serta mempunyai mental yang kuat pasti bisa menghadapi persaingan zaman. Tetapi tidak langsung menjadi seperti itu, perlu proses belajar yang serius serta bisa bergaul untuk memperoleh dan memasuki peluang yang kita miliki. Tujuan kita memperoleh hal tersebut supaya pembelajaran yang kita suguhkan dapat memberi pembelajaran yang menyenangkan, yang dapat dinikmati siswa di dala kelas.
Siswa harus merasa nyaman, aman, dan asyik oleh karna itu seorang pendidik juga harus mempunyai sifat humoris agar kita dapat mengelilingi lelucon pada saat proses pembelajaran. Karena pembelajaran yang dilakukan tanpa diselingi humor terasa membosankan dan menjenuhkan. Itulah gunanya kita untuk bergaul kepada siapapun agar kita memiliki sifat humor dan mendapat banyak pengalaman untuk suatu tujuan yang positif dan bermanfaat.
C. Strategi
Strategi Mahasiswa PBSID yang kreatif adalah mahasiswa yang dapat menciptakan berbagai ragam kegiatan pembelajaran dan dapat menemukan suatu yang baru untuk memenangkan persaingan zaman yang semakin kuat khususnya dalam bidang pendidikan. Dalam proses pembelajaran, pendidik dapat merangsang siswa karena dalam mengajar, pendidik menggunakan cara-cara yang unik dan baru. Pembelajaran terasa segar. Pendidik mampu menemukan dan menghasilkan berbagai cara, strategi, dan karya yang bermanfaat untuk keperluan pendidikan. Selain kreatif, pendidik juga harus inovatif yaitu dapat menciptakan kondisi belajar dalam kegiatan pembelajaran yang baru sesuai dengan tuntutan perkembangan pendidikan.
Pendapat Guilford mengenai kreativitas yang termasuk berpikir divergen disanggah oleh Craft (2000). Craft menyatakan bahwa kreativitas termasuk ke dalam berpikir konvergen sekaligus berpikir divergen. Menurutnya untuk memunculkan kreativitas diperlukan mesin penggerak. Mesin penggerak ini dinamakan pikiran yang berdaya. Melalui pikiran yang berdaya ini dapat dilakukan pemecahan masalah dan ide-ide baru atau ide yang bernilai.
Seorang pendidik harus mau belajar dan terus belajar untuk mengikuti perkembangan yang ada. Karena pada saat ini dalam mengajar siswa diiringi dengan teknologi yang canggih dan modern, seperti penggunaan LCD dalam mengajar. Maka calon pendidik harus membiasakan diri belajar setiap waktu, karena belajar itu berlaku seumur hidup. Baik mengajar di sekolah-sekolah yang ada di pedalaman maupun sekolah yang ada di kota karna mereka mulai menggunakan kurikulum 2013.
III. Penutup
Tantangan, peluang, dan strategi mahasiswa seharusnya sudah dipikirkan oleh mahasiswa itu sendiri sebelum langsung terjun ke lapangan pekerjaan yang sesungguhnya. Pengalaman mahasiswa mengenai kondisi dan situasi kelas sudah mendapat gambaran dari hasil observasi yang dilakukan pada saat mengikuti mata kuliah tertentu. Sehingga cara berkomunikasi, pendekatan, dan perilaku kita sudah tergambar melalui observasi yang dilakukan pada mata kuliah tertentu. Hal ini bisa menjadi bekal pertama yang didapat oleh mahasiswa sebelum terjun langsung ke lapangan pekerjaan yang sesungguhnya. Mahasiswa PBSID yang berperan penting dalam hal ini khususnya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur, dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. keberhasilan pembelajaran bahasa Indonesia akan sangat menentukan arah pembangunan nasional. Melalui berbagai produk kreatif (dalam hal ini produk kreatif pembelajaran), pencapaian tujuan pendidikan semakin dekat. Untuk itu, perlu diupayakan berbagai alternatif untuk menumbuhkan kreativitas dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Salah satu alternatif itu adalah mencari metode pembelajaran dan strategi yang dapat menumbuhkan kreativitas dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
IV. Daftar Pustaka
W, Murwati. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA INOVATIF DAN KREATIF UNTUK MERANCANG PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Chaer, A. 2003. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta
Buzan, T. 2003. Sepuluh Cara Jadi Orang yang Jenius Kreatif. Jakarta: Gramedia
Dr. Andoyo, S. MEMBANGUN KREATIVITAS DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI IMAGE STREAMING
I, Ahmad. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA YANG KREATIF, INOVATIF DAN MENYENANGKAN