Tentang Waktu
pukul 12 siang.
kita mengantar pemahaman
pemahaman pada ruang, yang
memaksa untuk jadi serasi.
tak perlu menjemput lanjut
ini waktu waktu yang waktu menikmati mati
biar dia berhenti
tersenggal senggal berlari terseok terisak meragu
ragu yang ragu karena
keyakinan itu
sudah jadi dongeng
dan tertidur pulas menggelandang
di pingir hati yang seperti
emperan dan dirimu sama saja.
tak perlu terus menunggu
biar penantian menjadi menanti ketidakpastian
kita tak pernah sepakat,
mana yang terus mana
yang berlanjut
mana yang berharga? mana yang mana kita berada?
apa yang kita punya? kita sepakat bahwa kita terjerat.
maka luka biarlah berdarah
atau jika malu biar saja membarah
toh sama saja sakitnya
tak perlu bersendu rindu
karena saat jarak bersetubuh dengan waktu
lahirlah hujan yang kemarin sore merayu.
bila dingin membuat terdesak
carilah kehangatan itu pada benci yang mencicit
seperti burung kecil yang belajar terbang
pada akhirnya dia akan mengepak pergi
membuat setanggi tinggi yang menusuk baunya
atau rasanya. atau perihnya. atau atau itu
yang itu yang terasa sekarang atau bukan?
kita memang bertemu pada atau yang bertemu
tanpa satu napas yang pasti maka mati tak jadi arti
pukul 12 siang.
kita mengantar pemahaman
pemahaman pada ruang, yang
memaksa untuk jadi serasi.