Diam-diam tak terhenti hanya di situ
Sang penakluk lari seperti dikejar setan
Kekuasaannya kini hanyalah mata-mata tak berurai
Hiasannya terpampang dilanda keculasannya
Sesuatu yang menarik dibuatnya terhampar ntah kemana
Semua itu hanya goresan luka yang tak bercair baginya
Namun normanya tetap terbelenggu
Di campur debu yang hanya membawa kekotoran
Persalinannya juga tak kalah cemerlangnya dari benak yang ada
Namun keterburu-buruannyalah yang membuat diterpa hujan
Hingga bercucuran dan tak punya apa-apa dijadikan pelindung untuk dindingnya
Dinding yang retak hanya melukiskan suatu arah menuju kenirwanaannya
Namun, lagi-lagi normanya tetap terbelenggu
Ntah kapan, dan di mana dia akan berhenti
Hanya puing-puing kecil selain warna pelangi diikuti
Dan terus bergemelapan ntah kemana larinya