TERKESAN MENUTUP DIRI

Non Fiksi, Opini

TERKESAN MENUTUP DIRI

SINGGIH WIRYONO (E1C 011 038)

Namanya saja tugas menulis. Ya apa yang ada dalam benak penulis akan tertuang dalam tulisan yang menjadi tugas mata kuliah menulis. Memang terdengar agak lucu ketika kita mengartikan suatu makna dari sudut pandang leksikal saja. Bayangkan analoginya, ketika anda mengambil mata kuliah menulis, lalu seseorang menanyakan apa kuliah anda hari ini. Anda akan menjawab menulis. Beberapa orang mungkin tersenyum geli atau bahkan tertawa. Sudah kuliah kok masih belajar nulis.

Kali ini saya akan mengajak anda sekalian untuk membahas pintu. Bukan pintu biasa, ini pintu ajaib yang keluar dari kantung ajaib doraemon. Kalian seharusnya tahu kalau baru-baru ini ada pelaku kasus pencabulan bernama emon, dan detektif yang memiliki peralatan super canggih berupa peta yang bisa bicara. Mungkin peta yang bisa bicara itu biasa, karena system GPS navitel dan garmin juga sudah memiliki vitur voice navigation. Tapi ini ranselnya bisa bicara, memiliki dua mata dan satu bibir. Say hay untuk dora the explorer. Maaf jika saya terlalu banyak bercanda.

Di setiap pembuka memang perlu penghangat suasana. Jujur saja, tugas ini saya akan buat sedemikian rupa sehingga mendapatkan jumlah 2000 kata yang menjadi standar minimal sebuah tugas menulis. Dari kata pintu ajaib, doraemon, atau dora, atau si emon. Sebenarnya kita hanya akan membahas satu kata. “pintu”. Yak, anda benar sekali, tidak ada pilihan yang saya suguhkan di sana, karena kata “pintu ajaib” adalah satu kesatuan gramatikal bahasa, yakni kata majemuk.

KATA WONG CILIK

Semua berawal dari tanggal1 januari 2014. kebijakan rector unram tentang arus transportasi yang keluar masuk kampus memuat banyak kontroversi dari berbagai kalangan, termasuk warga sekitar kampus UNRAM. Dari mana saya harus ceritakan? Karena kalangan tersebut diatas yang belum saya sebutkan begitu banyak. Di sini ada kalangan dosen dan mahasiswa, pegawai, anak sekolah, warga, pemulung, pengemis, pencuri, pedagang kaki lima, ustadz, nelayan. Mari kita mulai dari mahasiswa.

Kita lihat dari  pemberlakuan system satu pintu. Dari mahasiswa terbelah dari dua kubu, ada yang pro dan ada yang kontra. Dari yang pro sendiri berpendapat pemberlakuan satu jalur masuk keluar di unram dan penjagaan bagi yang masuk agar mempperlihatkan kartu identitas anggota civitas akademika bisa berdampak beberapa hal baik. Misalnya saja kebersihan, selama ini menurut salah satu mahasiswa yang saya tanyakan, sampah itu berasal dari pedagang kaki lima yang seenaknya kelluar masuk kampus dan tidak bertanggungjawab atas sampah yang mereka ciptakan dari jualan mereka. Tidak ada gelandangan, tidak ada pemulung yang mengganggu pandangan mata. Selain dari itu, pemberlakuan ini juga membuat intensitas arus kendaraan yang melewati kampus jauh sangat berkurang. Berbeda dengan yang kontra, rata-tat untuk mahasiswa yang kontra yakni mahasiswa pejalan kaki. Mereka tidak lagi mendapat akses jalan yang mudah karena akses jalan kecil sudah ditutup secara permanen.

Jika dosen ditanya tentang kebijakan itu. Ada pula yang kontra walau mereka bernaung dan menjadi bawahan si pembuat kebijakan. Hanya saja saya tidak tahu pasti apa alas an bapak-bapak atau ibu-ibu yang cerdas ini menolak permberlakuan satu pintu masuk untuk kampus.

Terlihat paling banyak kontra adalah masyarakat sekitar kampus unram, tidak mengerti pasalnya apa, sebenarnya banyak dari mereka yang menjadi korban hasut. Tapi entahlah. Jika kita melihat beberapa laporan dari pers.

Kita simak laporan dari media unram berikut:

Masyarakat Menuntut Sistem Satu Jalur Unram Dicabut

Gerakan Masyarakat Peduli Kota Mataram (GMPKM) menggelar aksi damai di depan pintu masuk Unram, rabu (8/1/2014). Massa aksi yang terdiri dari Mahasiswa dan masyarakat menolak aturan masuk wilayah Unram (Universitas Mataram). Mereka menilai peraturan tersebut menyengsarakan masyarakat dan berbagai pihak.

Sejumlah masyarakat yang tergabung dalam komunitas Gerkan Masyarkat Peduli Kota Mataram gelar unjuk rasa menolak kebijakan sistem satu jalur Unram yang dinilai merugikan masyarat dan pengusaha kos-kosan.

Menurut Hendri, salah seorang yang mewakili masyarakat mengungkapkan, kebijakan sistem satu jalur yang telah dilaunching, sejak satu januari lalu dapat menyengsarakan masyarakat yang biasa mengakses jalur unram dan pengusaha kos-kosan. “Segera cabut peraturan ini, peraturan ini menyengsarakan masyarakat dan anak kos-kosan,” kata Hendri.

Dalam Surat Maklumat Demo Damai Peduli Masyarakat Mataram yang telah diedarkan sehari sebelumnya, mereka dengan tegas menolak kebijakan Rektor Unram yang dinilai merugikan kepentingan umum baik kepentingan materi maupun kepentingan berlalu lintas dengan diberlakukannya sistem satu jalur.

Dalam aksi tersebut, massa meminta kepada Rektor Unram untuk menemui massa aksi untuk membicarakan aturan tersebut. Namun, permintaan massa tidak diindahkan, akhirnya massa membubarkan diri dan masalah tersebut akan ditindaklanjuti ke ranah DPRD Provinsi NTB. (Ddy)

Ini orientasi kepada uang, uang uang dan uang. Mereka menolak pendidikan yang sekularis dan hanya menddambakan biaya pendidikan, namun tidak ingin membuat pendidikan lebih baik dengan memberikan kenyamanan bagi para penuntut ilmu. Lain lagi ceritanya dengan penghuni kos-kosan, banyak mengeluh hanya membuat mereka rugi tanpa ada keuntungan. Mmengapa tidak dianggap sebagai olah raga pagi? Kan sehat.

Lain lagi dari versi pedagang kaki lima. Dengan adanya pemberlakuan yang diresmikan tanggal 1 januari lalu, banyakk para pedagang kaki lima mengeluhkan mata pencaharian mereka hilang, atau jika masih bertahan maka omsetnya sangatlah kurang. Saya mendapatkan data dari media unram untuk hal ini. Berikut lampiran beritanya :

PKL Keluhkan Pemberlakuan Satu Jalur Unram

Pemberlakuan jalur satu yang telah “dilaunching” oleh rektor Universitas Mataram, selasa (01/01/14) menuai protes dari kalangan pedagang kaki lima. Pasalnya sistem yang diterapkan mengurangi pemasukan mereka.

Dengan diberlakukannya jalur satu ini, mahasiswa dan bahkan orang luar yang hendak masuk lingkungan Unram, harus menunjukkan kartu identitas diri. Dua gerbang masuk mendapat pengamanan yang ketat dari petugas keamanan Unram. Sistem ini tidak memperbolehkan adanya pedagang kaki lima yang berjualan di lingkungan Unram sekalipun memakai kartu identitas.

Salah seorang PKL saat ditemui wartawan kampus MEDIA Unram jumat (3/1/14), mengaku kebijakan satu jalur ini sangat memberi dampak yang besar bagi penurunan pendapatan PKL. Andi yang sehari harinya berjualan nasi bungkus di lingkungan Unram mengaku biasanya ia dapat menjual 100 bungkus nasi dalam sehari, namun kini setelah diberlakukannya jalur satu ia hanya dapat menjual 70 bungkus bahkan kurang per harinya . hal ini membuat pendapatannya menurun hingga 30 persen.

Lebih lanjut andi yang telah berjualan sejak 3 tahun lalu mengungkapkan dirinya dan sejumlah temannya sesama PKL kebingungan akan nasib mereka. “Bahkan teman kami yang biasa berjualan di fakultas hukum harus mogok jualan, mau makan apa mereka” ujar andi

Namun demikian, Andi tetap nekat berjualan sekalipun harus di luar pagar. Andi mengaku hal yang ia lakukan ini tidak melanggar aturan. alasanya ia sempat dilihat seorang petugas kemanan dan tidak ditegur. “tadi ada satpam yang liat saya dan tidak melarang saya” tutur Andi.

Sementara itu, Junan salah seorang mahasiswa langganan Andi mengaku terpaksa harus sarapan di tempat Andi yang baru. Sekalipun makan di pinggir jalan membuat mereka merasa tidak nyaman. tapi jika harus mencari tempat lain yang lebih jauh dan saya tidak punya motor, “lebih baik makan disini saja,” kata Junan. (kas)

Apa yang kita tangkap dalam laporan singkat ini? Saya mendapat dua hal, pertama memang benar pedagang kaki lima itu menjadi korban kehebatan pak rector dengan kebijakan barunya, dan yang kedua adalah universitas mataram terkesan memaksakan diri dalam penerapan aturan baru. Saya kali ini tidak berfokus pada pedagang kaki lima dan nasibnya yang begitu malang. Tapi nasib si mahasiswa yang harusnya memiliki fasillitas untuk melonggarkan otot (terutama otot perut yang kelaparan) seperti misalnya kantin atau kafe. Say hay? Ternyata kita harus neplok di pinggir jalan dan membuka bungkusan nasi si abang andi.

Nah itu tadi kata maha pedagang, si juragan nasi bungkus yang memiliki kaki lima. Semua terlihat susah bukan? Memang pemberlakuan satu jalur harus ada dalam kehidupan, terutama kehidupan kampus. Terutama jalur kebenaran. Ketika kita melihat orientasi kampus yang mengungkapkan jika semua itu untuk kebaikan. Mencegah pencuri motor yang biasanya berlalu lalang. Ya bagaimana lagi? Seharusnya pencuri berdasi juga jangan dibiarkan masuk dan berlalu lalang di kampus ini.

INI KATA PAK BOS

Untuk mencegah kecemburuan social dan kasta dari semua tokoh yang terlibat dalam tulisan ini. Maka saya akan memberikan gelar maha untuk setiap profesinya, bukankah tadi saya sudah sebutkan maha pedagang? Jadi ini kata pak bos. Selaku maha rector universitas mataram. Lagi saya mengutip laporan UKPKM media unram;

Rektor Resmikan Sistem Satu Pintu

Rektor Universitas Mataram, Sunarpi resmikan penetapan jalan satu pintu dengan sistem keluar dan masuk kampus Universitas Mataram `menggunakan kartu identitas, di pintu masuk Unram rabu, (01/01/14). Acara ini dihadiri oleh rektor Universitas Mataram, sejumlah pejabat kampus beserta petugas kemanan Universitas Mataram, dan Kapolda NTB.

Acara tersebut berlangsung sejak pukul delapan hingga pukul sembilan pagi, diawali dengan pembukaan oleh pembantu rektor IV Suwardji, selanjutnya dilanjutkan dengan peresmian secara simbolis oleh rektor Universitas Mataram.

Dalam pidatonya, Sunarpi menyampaikan, sistem satu pintu ini diterapkan guna kemanan kampus, kebersihan, dan kenyaman civitas akademika Universitas Mataram. Peresmian ini diakhiri dengan doa dan makan bersama (ria,uma).

Wah. Kali ini ada gambarnya. Sebenarnya di laporan yang lain juga ada gambarnya, hanya saja saya tidak menaruhnya. Menurutu saya sendiri ini adalah gambar laporan paling menarik. Lihatlah. Waktu itu hujan, dan saya menyukai hujan.

Semua orang pintar dalam berkomentar. Mengkritik ini dan itu. Mengusulkan kebijakan ini dan itu tanpa ada pertimbangan terlebih dahulu. Semua orang bisa itu. Tapi yang susah adalah membuat kebijakan untuk kebaikan bersama. Pernah anda memimpin sebuah organisasi? Perkumpulan? Seorang pemimpin itu tidak harus tau maunya semua anggota organisasinya. Pemimpin haruslah mengetahui apa yang baik untuk kemajuan organisasi dan anggotanya.

Seperti pak bos. Pak sunarpi sih bilang gini “sistem satu pintu ini diterapkan guna kemanan kampus, kebersihan, dan kenyaman civitas akademika Universitas Mataram.” Lalu? Apa kita membela si pejalan kaki karena harus memutar dan harus mengorbankan keamanan kebersihan dan kenyamanan orang banyak? Atau pedagang kaki lima untuk kepentingan civitas akademika? Atau orang-orang yang sekedar ingin lewat? Ada kelebihan ada kekurangan. Bos itu manusia juga. Mungkin beda kalau dia itu lahir dari cahaya.

Satu dua tiga. Bos yang kedua di universitas adalaah dosen. Setidaknya dosen bisa menjadi bos dari mahasiswa, menyuruhnya menunggu lama untuk konsultasi skripsi lalu membaatalkan seenak perut. Wah. . . ada sih dosen yang baik hati seperti orang tua sendiri, namun bukankah bos di rumah adalah orang tua? Hahaha. Tapi ini bukan maha dosen unram. Ini dosen luar negeri yang tidak punya pendapat tapi memiliki kepentingan atas pemberlakuan satu jalur di unram. Saya juga tidak menyangka, jika si kampus luar negeri alias IKIP MATARAM memarkir kendaraan para pengajar dan mahasiswa mereka di depan kampus FKIP UNRAM. Baru tahu ya? Saya sudah tahu dua tahun lalu.

Itu kata dari fakta. Yang mengatakan lahan unram yang masih luas ini menjadi lahan parker yang strategis yang menghubungkan instansi besar “jika” tidak ada pemberlakuan satu jalur.

Pikiran saya tentang pemberlakuan jalur satu pintu ini terhenti di 1707 kata. Sebelum saya membahas sesuatu yang lain. Saya memohon izin kepada dosen pengampu mata kuliah untuk membahas sesuatu yang lain berkaitan dengan ramadhan. Saya tahu ini agak konyol. Namun seperti yang terpapar sebelumnya. Saya tidak akan melenceng dengan kata pintu. Saya masih membahas kata pintu namun kaitannnya dengan hakikat kedamain di alam berikutnya.

Ini kata pak MAHA BOS. Bos dari segala bos. Dialah maha pengsih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Alloh yang mempertemukan kembali dengan bulan yang mulia ini, bulan yang penuh dengan keistimewaan-keistimewaan di dalamnya, keistimewaan yang tidak ada pada bulan-bulan yang lainnya. Semoga kita semua dapat memaksimalkan kesempatan yang telah diberikan kepada kita semua.

Sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada uswah kita,  Nabi kita yang mulia, Nabi Muhammad , juga kepada seluruh keluarga dan para sahabat-sahabatnya serta kepada mereka yang setia mengikuti jejak langkah orang-orang terdahulu yang sholeh. Semoga kita termasuk bagian dari mereka yang mengikuti jejak langkah mereka dengan baik.

Di sepertiga malam ini merupakan waktu yang sangat tepat untuk bermunajat kepada Alloh. Semoga Alloh memberikan hidayah-Nya kepada kita semua yang dengan hidayah tersebut kita dapat berjalan di jalan yang benar hingga mengetuk pintu jannah Alloh . Terlebih lagi di bulan ini di bulan Romadhon yang penuh keberkahan ini, karena di bulan ini pintu jannah (surga) di buka oleh Alloh  yang tidak dilakukan-Nya di bulan yang lainnya. Sebagaimana sabda Nabi kita yang mulia, Nabi Muhammad :

Dari Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- bahwasanya Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Jika datang bulan Romadhon, maka pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup  dan syetan-syetan dibelenggu”. (H.R. Muslim).

 

Ini tentang iman. Jangan menyia-nyiakan kesempatan ketika ketika ramadhan telah dating. Untuk menutup artikel ini. Renungan ibnu ‘atha’illah sepertinya sangat cocok untuk kita semua “ketika Dia mewajibkanmu untuk taat pada-Nya, sebenarnya Dia mewajibkanmu masuk surge.”


Tinggalkan Balasan